FEBI News | Dari covid bisa dipelajari banyak hal. Salah satunya adalah memberikan kesadaran kepada masyarakat, juga pelaku bisnis terhadap literasi keuangan. Banyak bisnis dan usaha yang terdampak oleh pandemi covid 19. Dan dampak yang dihasilkannya pun beragam, misalnya pengurangan karyawan (pemutusan pekerjaan) , menurunnya jumlah penjualan, tidak adanya keuntungan, kemandekan pemasukan, bahkan yang paling parah mengakibatkan pelaku bisnis gulung tikar. Disinilah peran literasi keuangan, tidak hanya untuk keberlangsungan bisnis dan hidup seorang, melainkan juga untuk keberlangsungan hidup banyak orang.
Melihat situasi tersebut, demi keberlangsungan hidup dan perekonomian masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Sukoharjo khususnya, Mohamad Irsyad yang merupakan Dosen FEBI IAIN Surakarta bersama UMBSM (UMKM Maju Bersama Sukoharjo Makmur) saling bersinergi utk memberikan edukasi kepada masyarakat pelaku UMKM di lingkungan Sukoharjo. Sinergi ini direalisasikan dalam bentuk workshop dengan tema “Kiat Sukses UMKM Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dan Literasi Keuangan Islam Dalam Menghadapi Era Normal Baru (Adaptasi Kebiasaan Baru) Bagi UMKM”, yang diselenggarakan hari Minggu, 19 Juli 2020 di Gedung Graha Wijaya Sukoharjo, yang merupakan gedung promosi produk UMKM Sukoharjo.
Workshop tentang kiat sukses dan literasi keuangan ini dimoderatori oleh M. Rizal Nasrullah, S.E.I., M.E. yang merupakan Manager BMT at-Ta’awun, dengan pemateri Anom Garbo, S.E.I., M.E. yang merupakan Dosen Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Workshop ini juga dihadiri oleh kepala Dinas Perdagangan Sukoharjo Bpk. Drs . Sutarmo, SE. M.Pd., beliau menyampaikan bahwa dukungan dari lingkup akademisi sangat dibutuhkan oleh masyarakat UMKM sebagai wujud edukasi dan dapat juga memotivasi para pelaku usaha dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, khususnya mandiri dalam bidang ekonomi .
Pada awal penyampaian materi, bapak Anom Garbo S.E.I., M.E. menyampaikan, bahwa kita telah memasuki era digital dan teknologi (industri 4.0) dan akan memasuki Era Society 5.0, era dimana sebuah masyarakat dapat menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi dengan menyelesaikan masalah melalui sistem yang mengintegrasikan dunia nyata dengan dunia maya. Beliau juga menyampaikan, bahwa kemajuan teknologi merupakan keniscayaan yang harus dihadapi, bahkan harus disyukuri. Bukan dihindari atau justru dimaki. Karena dalam kemajuan teknologi tak hanya ada tantangan, melainkan juga banyaknya peluang. Dengan kondisi yang memperihatinkan biasanya masyarakat lebih inovatif dan kreatif. Maka, harusnya kita bisa dan mau beradaptasi dengan situasi dan kebiasaan baru ini. Sehingga, masyarakat mampu menemukan peluang peluang itu.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa Pengusaha itu harus berani keluar dari zona nyaman. Karena dalam keadaan krisis, biasanya membuat segala sesuatu tidak terduga, begitupun dapat mendatangkan inovasi dan kreatifitas yang tak pernah kita kira. Misalnya saja, coffee on the bus di Jogja. Cara baru menikmati kopi dengan keliling Jogja. Kemudian pada bahasan literasi keuangan, bpk Anom Garbo menyampaikan, seluruh aspek keuangan menjadi poin krusial bagi UMKM saat ini. Pengelolaan keuangan yang baik menjadi prioritas yang perlu segera diakselerasi. (Mi)