Kartini Milenial yang Moderat

Penulis: Khusnul Khotimah
Prodi : Manejemen Bisnis Syariah, 2020

Mengenal sosok Kartini nampaknya sudah tidak asing terlintas di pikiran kita. Sosok perempuan keturunan bangsawan yang anggun nan ayu, berhati mulia dan cerdas. Beliau bernama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, lahir di Jepara 21 April 1879. Kilas balik ke masa lalu menengok cerita sejarah yang terukir, namanya sangat harum dikenang Ibu Pertiwi, berkat perjuangan dan tekad yang dimiliki R.A Kartini, cahaya lentera kebebasan belajar untuk kaum Hawa dapat bersinar dengan terang di Tanah Air hingga saat ini.

Dalam tradisi lampau wanita tidak diperkenankan mengenyam bangku pendidikan, karena menurut orang pada zaman itu, kewajiban perempuan adalah mengurus segala keperluan rumah dan anak, pendidikan setinggi apapun pada masa itu dianggap tidak berguna karena kodratnya pada saat itu tugas wanita hanya tentang pekerjaan rumah, urusan dapur dan anak. Hanya laki-laki dan sebagian keturunan bangsawan yang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, sebagai keturunan bangsawan dan anak ke 5 sebagai perempuan pertama dari 11 bersaudara, R.A Kartini diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan hingga usia 12 tahun saja di sekolah milik Belanda, karena menurut adat saat itu anak perempuan harus tinggal di rumah dan dipingit. Keharusan yang membuat R.A Kartini tetap dirumah, tak membuatnya berdiam saja, ia tetap aktif bersurat dengan temannya di Belanda dan mulai tertarik dengan pola pikir Perempuan Eropa, beliau sangat menyadari bahwa keadaan wanita pribumi sangat tertinggal jauh, status sosialnya pun saat itu cukup rendah. Ketertarikannya dalam membaca membuat R.A Kartini memiliki pengetahuan yang sangat luas, beliau melihat denga jelas perbandingan antara wanita eropa pada saat itu dengan wanita pribumi. Dari sini beliau memberi perhatian khusus tentang emansipasi wanita terkait dengan kesetaraan wanita dalam status sosial, otonomi dan kesetaraan hukum. Dari karya-karya tulisannya banyak mengungkapkan tentang keluhan dan penderitaan yang dialami wanita pribumi pada masa itu, berkat perjuangan dan tekad yang dimiliki, R.A Kartini akhirnya beliau dapat mendirikan sekolah wanita pertamanya di Rembang, dari sinilah kesetaraan wanita mulai diperjuangkan dan diakui dari masa ke masa. Hingga saat ini, sampailah pada titik dimana wanita memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan laki-laki.

Sebagai perempuan yang tumbuh di era saat ini, kesenjangan hak dalam kesempatan pendidikan sudah tak berlaku lagi, perempuan mempunyai kebebasan untuk mengenyam dunia pendidikan dan mengejar cita-cita setinggi mungkin, pendidikan sangat amat penting bagi perempuan, karena keberaanya tak semata mata hanya digunakan sebagai jembatan asa memperbaiki tingkat status sosial dan ekonomi, namun keberadaan wanita yang cerdas akan menentukan bagaimana arah gerak kemajuan bangsa, wanita cerdas akan menjadi pencetak generasi-generasi emas di masa mendatang. Oleh karena itu, hal ini dapat mematahkan stigma masyarakat tentang “Wanita tidak perlu sekolah tinggi, karena ia akan kembali ke dapur dan mengurus rumah”.

Begitupula dalam perspektif agama, dalam islam kedudukan wanita sangat dihormati, bahkan dalam suatu riwayat nabi, ketika ada sahabat yang bertanya siapa yang harus dihormati, dengan tegas nabi menjawab “Ibumu,Ibumu,Ibumu, lalu Ayahmu”. Begitu jelas tentang persamaan hak wanita, keberadaanya dalam agama islam sangat dimuliakan dan dihormati. Dari sini kita memahami bahawa setiap insan manusia memiliki kedudukan dan hak yang sama, dengan adanya emansipasi wanita, kebebasan terbuka begitu luas mendorong kita untuk semakin percaya diri dalam berkarya, dalam berpendapat, dan menyampaikan ide-ide yang dimiliki. Meneladani kisah Kartini yang memiliki pikiran yang luas dengan karya-karya yang luarbiasa. Sebagai perempuan dan sebagai seorang mahasiswi, jadilah seorang kartini milenial, kartini yang mampu menghadapi perkembangan zaman, kartini yang berpikiran cerdas, kartini yang tak takut untuk berkarya, dan bermimpi. Namun seiring perkembangan banyak sekali perempuan – perempuan yang tidak percaya dengan kemampuan diri, dan mimpinya harus terhenti, saat ini kita sering menyebutnya dengan Insecure.

Banyak dari kita pernah mengalami fase Insecure, dari fase ini ada dua sikap yang timbul, ada yang bangkit dan menepis keraguan dan layu tergerus oleh arus. Maka dari itu pergaulan sangat penting bagi kita untuk membangun perspektif dan sudut pandang. Kepercayaan diri dapat dibangun dan dipulihkan melalui proses yang bertahap, Kita dapat mengikuti sebuah komunitas, mengikuti seminar maupun diskusi tentang perempuan yang mendukung perempuan, sehingga secara otomatis seiring perkembangan waktu mindset dan kepercayaan diri akan timbul dan tumbuh, semangat berkarya juga akan terbangun.

Kesempatan untuk berkarya terbuka dengan luas, oleh karena itu jangan biarkan prosesmu terhenti begitu saja di tengah jalan akibat kerikil kecil yang menggelincir, kenali potensi mu berpikirlah terbuka dan semangat belajar hal baru. Cintailah prosesmu, walaupun lambat dan sulit jika kamu terus berjalan kamu akan menemukan pintu keluar dari kebuntuan yang ada, karena juga perempuan bisa dan perempuan juga hebat. Selamat Memperingati Hari Kartini bagi seluruh kartini tanah air 21 April 2022

Leave Your Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Alamat

Jl. Pandawa No.14, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo

Layanan Akademik

Senin – Jumat
08:00  – 15 :00 WIB

If you have any question, feel free to contact us

Newsletter

Join our newsletter for latest Updates
[mc4wp_form id="625"]