FEBI News| Dalam rangka memperingati hari Kartini pada Kamis (21/04/2022), DEMA FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta sukses gelar kajian kitab bersama Gus A.M. Musta’in Nasoha, S.H., M.H. Kitab yang dikaji pada kesempatan kali ini ialah kitab Faidhur Rohman. Dimana kitab ini merupakan kitab yang diusulkan atau diinisiasi oleh RA. Kartini yang kemudian ditulis oleh KH. Sholeh Darat. Tak hanya itu, kitab Faidhur Rohman juga merupakan kitab berbahasa jawa pertama yang ditulis dengan menggunakan huruf Arab di Asia Tenggara. Meskipun kegiatan berlangsung secara online via google Meet, hal ini tak menyurutkan antusiasme para peserta kegiatan yang hadir.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua Umum DEMA FEBI 2022 yaitu Saudari Rani Wahyu Tri Utami. Kemudian dilanjutkan dengan inti materi yang disampaikan oleh Gus A.M. Musta’in Nasoha yang akrab disapa Gus Musta’in. Dalam kesempatan kali ini, disampaikan awal mula dari tercetusnya kitab itu. Saat itu R.A. Kartini mendengar KH. Sholeh Darat sedang mengajar dan membacakan tafsir Surah Al-Fatihah yang membuatnya tergugah. Setelahnya R.A. Kartini menemui KH. Sholeh Darat dan mengusulkan agar ada kitab yang berbahasa Jawa agar mudah untuk dipelajari.
Tak sampai disitu, Gus Musta’in juga turut menyampaikan bagaimana sosok seorang KH. Sholeh Darat yang amat penyayang. Salah satu hal yang dapat diteladani dari seorang KH. Sholeh Darat ialah, beliau yang begitu memuliakan leluhurnya. Seperti halnya beliau begitu memuliakan Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Karena beliau meyakini apabila Ia memuliakan leluhurnya maka anak-didiknya akan sukses. Hal itu terbukti dengan banyaknya anak-didik nya yang menjadi Pahlawan seperti RA. Kartini dan KH. Hasyim Asyari. Tafsir Faidhur Rohman banyak menggunakan Bahasa Jawa, hal ini memiliki maksud agar kita tetap menghormati budaya lokal dan tidak melupakannya selagi budaya itu tidak mengandung sesuatu yang haram.
Dalam penyampaian materi, Gus Musta’in turut menyampaikan bahwasannya KH. Sholeh darat selalu menekankan kepada anak-didiknya jangan membaca al-qur’an tanpa membaca atau memahami tafsirnya. Sebagai generasi muda, kita perlu meneladani akhlak dan adab beliau. KH. Sholeh Darat selalu mengajak orang untuk mengargai perbedaan pendapat. Toleransi beliau sangat luar biasa. Setelah penyampaian materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penutup. Hikmah yang dapat diambil ialah sebagai generasi muda hendaklah kita tetap mencintai budaya kita dan menghargai perbedaan yang ada.
Diharapkan dengan diadakannya kegiatan ini, para peserta yang hadir dapat selalu menghidupkan dan mengenang eksistensi R.A. Kartini termasuk perjalanan religiusnya seperti halnya saat beliau menginisiasi kitab Faidhur Rahman yang kemudian ditulis oleh KH. Sholeh Darat dalam berbahasa jawa. Sehingga kita juga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui pesan dan pembelajaran dari kitab Faidhur Rahman tersebut.
Redaktur: Shafina HD/KJF