Kegiatan Terkini

Menuju Ecogreen Hidroponik, Tim PKM FEBI UIN Raden Mas Said Berikan Edukasi dan Pendampingan Santripreneur di Pondok Pesantren Al Manshur

Penulis: Rahmawati Khoiriyah

FEBI News| Peran sentral pesantren dalam memberikan pendidikan bagi para santri akan berdampak besar bagi kehidupan dimasa mendatang. Kehidupan bermasyarakat yang perlu ditunjang oleh aktivitas perekonomian bisa menjadi modal besar bagi para santri untuk mengetahui cara melakukan pengembangan perekonomian. Hal ini menjadikan pendidikan agama harus didukung oleh pengetahuan para santri dalam mengelola lingkungan dan memahami perekonomian dalam bermasyarakat. Hingga kelak, secara mandiri para santri dapat menjalankan kehidupan yang jauh lebih baik ketika memiliki kemapanan ekonomi. Harapan ini menjadi bentuk perwujudan tanpa meninggalkan ciri khas pesantren yaitu kehidupan mandiri dan sederhana bagi santri.

Sebagai salah satu ikhtiar untuk mendorong ecogreen dan keterampilan santri tersebut, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan oleh Tim PKM Kluster Pesantren khususnya kelompok yang terdiri dari tiga dosen FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta yakni Rahmawati Khoiriyah, Yulfan Arif Nurrohman dan Fuad Hasyim mendesain kegiatan yang bertujuan untuk membekali keterampilan para santri dalam mengolah media tanam yang bisa menghasilkan dari segi ekonomi melalui kegiatan dalam bentuk Sarasehan dan Pendampingan Teknis. Kegiatan Sarasehan bertema “Pengembangan Ekonomi Pesantren Melalui Budidaya Hidroponik”  ini diselenggarakan di Yayasan Ponpes Al Manshur, tepatnya di Madrasah Tsanawiyah Al Manshur Popongan pada Jum’at (19/5). Hadir sebagai peserta adalah sekitar 50 santri pondok putra dan putri baik komplek Tengah maupun Timur.

“Edukasi dan pendampingan ini diharapkan bisa menambah skill santri untuk bisa melakukan penghijauan di pesantren. Kemudian, jika skill penanaman melalui hidroponik dapat dikembangkan maka akan mendatangkan penghasilan tambahan, selain itu hasil panen dari sayuran hidroponik juga diharapkan bisa memberi suplai bahan pangan sehingga terwujud ketahanan pangan pesantren”, ungkap Rahma sebagai ketua pelaksana kegiatan.

“Pemilihan peserta yang mayoritas dari madrasah di pondok  pesantren ini ditujukan agar para santri generasi muda bisa menjadi moda penggerak ekonomi kreatif pesantren.  Selain sebagai bekal di masa depan, santri penggerak ini juga diharapkan bisa menjadi agent of change untuk bisa memaksimalkan sumber daya alam dan lahan yang tersedia”, imbuh Susanto sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Manshur.

Pengembangan hidroponik menjadi salah satu alternatif agar penghijauan di area pesantren dapat dikembangkan dengan baik di area pesantren yang dipaving, salah satunya menggunakan Dutch Bucket System. Penggunaan system ini karena tidak membutuhkan ruang yang luas untuk instalasinya, serta bisa disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Selain itu, bahan bucket yang digunakan dalam instalasi ini juga mudah didapatkan, baik baru maupun bekas pakai sehingga pendampingan ini juga berkontribusi untuk mengurangi timbulan sampah lingkungan.

Metode hidropik Dutch Bucket System tidak memerlukan tempat yang berlebihan yang tentunya juga dengan rangkaian penanaman yang rapi dan indah. Hidroponik dutch bucket merupakam system hidroponik yang menggunakan tetesan air nutrisi yang menetes secara terus menerus ke dalam bucket tanaman dan sisa air nutrisi dialirkan kembali melalui selang atau pipa menuju ke penampungan air nutrisi yang nantinya akan digunakan kembali. Hidroponik dengan menggunakan sistem dutch bucket membutuhkan beberapan peralatan pembantu, antara lain: ember atau wadah (bucket), Papan, dan netpot.

Dalam kegiatan ini para santri dikenalkan dengan berbagai macam alat dan bahan penanaman hidroponik oleh pemateri, yaitu Intan. Intan juga menjelaskan cara memilih biji tanaman yang baik, sehingga biji tersebut dapat tumbuh dengan maksimal. Kegiatan ini dibagi dengan dua sesi, yaitu sesi materi dan sesi praktrek. Setelah sesi materi selesai lalu peserta dibagi menjadi 10 kelompok dengan 5 santri tiap kelompoknya.

Tiap kelompok diberikan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan penanaman melalui media hidroponik. Langkah pertama setiap kelompok harus menyiapkan rockwool sebagai media pembibitan. Proses pembibitan dimulai dengan pemilihan bibit unggul dan penyemaian di media rockwool. Setelah itu rockwool di pootong dengan ukuran 2×2 cm, dan dipindahkan di netpot. Setelah bibit ditumbuhkan di netpot, santri diarahkan untuk menyediakan media air beserta nutrisinya untuk penumbuhan tanaman. Rangkaian hidroponik yang sudah jadi lalu ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari agar memaksimalkan tumbuh kembang tumbuhan.

Setelah kegiatan Sarasehan dan Pendampingan selesai, para santri mengaku terkesan dan senang dengan diadakannya kegiatan ini. “Untuk kedepannya kami berharap para santri di pondok pesantren Al Manshur bisa terus mempraktekkan skill yang diterima, sehingga apa yang menjadi tujuan pendampingan ini dapat terwujud, dan diharapkan dari pengembangan ecogreen ini dapat membuat lingkungan pesantren menjadi lebih hijau serta menghasilkan pendapatan lebih dari penjualan sayur organik tersebut,” ungkap Hanif salah seorang santri Al Manshur.

FEBI News

Tim Official Berita FEBI IAIN Surakarta @2020

Leave Your Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Alamat

Jl. Pandawa No.14, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo

Layanan Akademik

Senin – Jumat
08:00  – 15 :00 WIB

If you have any question, feel free to contact us

Newsletter

Join our newsletter for latest Updates
[mc4wp_form id="625"]