Sukoharjo, 16 Maret 2025 – Program Asisten Keagamaan dan Kepribadian Islam (PAKKIS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta sukses menggelar Seminar Internasional Keislaman bertajuk “Palestine Towards a Peaceful and Sustainable Future: The Role of Islamically” pada Rabu (2025). Seminar ini bertujuan untuk membahas peran Islam dalam menciptakan keadilan bagi Palestina serta memperkuat solidaritas umat Islam dalam menghadapi konflik berkepanjangan. Acara ini menjadi ajang diskusi akademis yang menghadirkan pakar dan tokoh berpengaruh dalam isu Palestina.
Seminar yang berlangsung di aula FEBI ini dimulai pada pukul 13.00 WIB, dipandu oleh Fatir Fikro Al-Ishlah, Ketua Umum JNUKMI UNS sekaligus Ketua Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Helmi Zufar, kemudian disusul sambutan dari Ahmad Dzaky Mubarok, serta Ketua Panitia LSO PAKKIS, Hafiz Fauzi Ichsan. Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si, dalam sambutannya menekankan bahwa isu Palestina bukan sekadar isu politik, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral dan keimanan umat Islam di seluruh dunia.
Narasumber utama dalam seminar ini, M. Basyiir Ahmad Az-Zu’biiy, Wakil Ketua Komite Zakat dan Amal di Yarmouk serta pengajar Al-Qur’an dan kaidah Tajwid di Pusat Wakaf, memaparkan materi mengenai pentingnya mempertahankan tanah suci Palestina. Dalam pemaparannya, ia menyoroti peran umat Islam dalam menjaga keberkahan Baitul Maqdis serta mengutip pernyataan Sultan Abdul Hamid II yang menolak memberikan sejengkal pun tanah Palestina kepada kaum Yahudi. “Palestina adalah tanah Isra Mi’raj, yang memiliki nilai spiritual dan strategis luar biasa. Menjaga tanah ini berarti menjaga keimanan dan kehormatan kita sebagai Muslim,” tegasnya.
Sesi diskusi berlangsung interaktif dengan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan. Salah satunya, Fitri Aryansyah Azzahra, bertanya tentang apakah umat Islam menzalimi saudara di Palestina jika tidak bertindak. Menanggapi hal tersebut, M. Basyiir Ahmad Az-Zu’biiy menjelaskan bahwa diamnya umat Islam terhadap ketidakadilan dapat dikategorikan sebagai bentuk kezaliman pasif. “Masjid Al-Aqsa bukan hanya milik rakyat Palestina, tetapi juga rumah bagi seluruh umat Islam. Jika kita tidak peduli, berarti kita mengabaikan identitas dan kehormatan kita sendiri,” ungkapnya.
Selain itu, peserta lain, Solikha Nur Dzulfiani, menanyakan cara efektif untuk terus menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. M. Basyiir Ahmad Az-Zu’biiy memberikan beberapa langkah konkret, seperti meningkatkan kesadaran melalui diskusi, media sosial, serta aksi nyata seperti penggalangan dana dan demonstrasi damai. “Yang terpenting, perjuangan ini harus berkelanjutan dan tidak hanya terjadi saat eskalasi konflik meningkat,” tambahnya.
Seminar ini diakhiri dengan dokumentasi bersama peserta serta penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber. Dengan adanya seminar ini, FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta berharap dapat menjadi wadah kajian akademis yang mendorong solusi konkret serta meningkatkan kesadaran global mengenai pentingnya peran Islam dalam menciptakan perdamaian dunia, khususnya bagi Palestina.
Add a Comment
You must be logged in to post a comment