Ilustrasi empat orang saling berbagi lampu bohlam bercahaya sebagai simbol berbagi pengetahuan, dengan latar hijau dan teks besar bertuliskan 'Nurturistic Knowledge Sharing: Saat Empati Jadi Senjata Rahasia Kinerja Organisasi

Nurturistic Knowledge Sharing: Saat Empati Jadi Senjata Rahasia Kinerja Organisasi

Oleh: Prof. Dr. Fitri Wulandari, S.E., M.Si.

Di tengah dunia kerja yang makin kompetitif, kita sering mendengar istilah knowledge sharing atau berbagi pengetahuan. Tapi bagaimana jika praktik berbagi ini tidak sekadar transfer informasi biasa, melainkan dilakukan dengan empati, kepedulian, dan semangat saling dukung? Inilah yang saya sebut sebagai Nurturistic Knowledge Sharing Quality—konsep yang menjadi inti dari orasi ilmiah saya.

Berbeda dari budaya kerja yang kaku dan penuh kompetisi, nurturistic sharing mendorong karyawan untuk saling membantu tanpa pamrih. Kita tak hanya berbagi karena disuruh atau berharap imbalan, tapi karena ingin tumbuh bersama. Ini adalah bentuk profesionalisme yang hangat, manusiawi, dan ternyata… sangat efektif!

Karyawan Bukan Sekadar Sumber Daya, Tapi Mitra Tumbuh

Organisasi yang hebat bukan hanya yang punya teknologi canggih atau struktur yang rapi, tapi yang punya karyawan yang saling percaya dan peduli. Ketika lingkungan kerja mendukung budaya berbagi pengetahuan yang tulus, hasilnya luar biasa: kinerja meningkat, inovasi bermunculan, dan loyalitas karyawan pun menguat.

Namun, budaya ini tidak muncul begitu saja. Dibutuhkan komitmen organisasional yang kuat—bukan hanya dari manajemen puncak, tapi juga dari setiap individu. Komitmen ini mencakup rasa memiliki terhadap organisasi, kesadaran akan tanggung jawab bersama, dan keinginan untuk tetap berkontribusi dalam jangka panjang.

Dampaknya? Nyata dan Jangka Panjang

Studi saya menunjukkan bahwa kombinasi nurturistic sharing dan komitmen tinggi menghasilkan karyawan yang lebih produktif, lebih kolaboratif, dan lebih tahan terhadap tekanan perubahan. Organisasi pun jadi lebih adaptif, lebih berkelanjutan, dan lebih “manusia”.

Tidak ada salahnya kita mulai bertanya: apakah kita sudah cukup peduli pada rekan kerja? Apakah kita mau berbagi ilmu dengan tulus, atau masih menahan informasi demi gengsi? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kecil itu bisa berdampak besar pada masa depan organisasi kita.

Saatnya Berbagi dengan Hati

Di era pascapandemi ini, kita ditantang untuk membangun organisasi yang tidak hanya efisien, tapi juga berempati. Budaya kerja yang ramah, terbuka, dan saling mendukung bukan hanya membuat kita merasa nyaman, tapi juga mendorong performa yang lebih tinggi. Dengan Nurturistic Knowledge Sharing, kita tidak hanya bekerja—kita tumbuh bersama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya di FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta

Comments are closed.