Penulis: Asep Maulana Rohimat
FEBI News| Program kegiatan FEBI di bulan Ramadhan kali ini cukup unik. Kegiatan tersebut adalah workshop produksi makanan ringan jajanan pasar. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (14/4/2022) bertempat di Pondok Pesantren AlHikmah Gatak Sukoharjo. Kegiatan ini dalam rangka Program Kolaborasi Industrial Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Mas Said Surakarta bersama HEBITREN Solo Raya.
Menjadi narasumber sekaligus instruktur dalam workshop ini adalah bu Nyai Roihatul Jannah selaku istri dari Pengasuh Pondok Pesantren AlHikmah. Sedangkan peserta adalah santri dan Mahasiswa juga para dosen dan staf FEBI. Terpantau Wakil Dekan 2 Dr. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd adalah salah satu peserta yang paling antusias dalam kegiatan ini.
Program Kolaboratif Industrial yang dilaksanakan FEBI merupakan sebuah langkah nyata dari Kampus untuk bisa mengembangkan ekonomi pesantren. Selain itu program ini merupakan bentuk inovasi dari FEBI dalam membekali mahasiswa untuk mampu meningkatkan skill kreatif bidang kuliner dengan praktek langsung di lokasi bisnis. Dalam sambutan kegiatan ini, Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si mendeklarasikan FEBI sebagai Islamic Business School, salah satu program unggulannya adalah semua mahasiswa setiap hari harus jualan. “Untuk kemandirian ekonomi tidak perlu menunggu wisuda, Jujugan Cafe, FEBI One Mart dan Warung Digital bisa menjadi lokasi bisnis, Mahasiswa FEBI harus bisa memanfaatkan semua fasilitas tersebut” ungkapnya.
Pondok Pesantren AlHikmah merupakan prototype gabungan bisnis dan agama, ada bisnis kuliner, peternakan lele dan tentunya tetap mengaji kitab kuning sebagai materi wajib Pesantren. Kyai Miftahulhuda ketua HEBITREN Solo Raya sekaligus sebagai pengasuh pondok pesantren AlHikmah berikan apresiasi kepada FEBI yang telah mendorong HEBITREN Solo Raya untuk selalu berkembang, Pondok Pesantren AlHikmah selalu mengaji Kitab kuning dan kitab putih, kitab sugih, santri harus bisa ngaji dan kaya” ujarnya. Pondok AlHikmah ini menjadi rekanan pensuplai makanan ringan untuk maskapai Trigana Air di Bandara Adi Sumarmo Solo. Pegawainya adalah para santri, mereka melakukan produksi pada malam hari seusai mengaji dan menjualnya di pagi hari, diantar menggunakan sepeda motor dengan “bronjong” dibelakangnya lalu menjajakannya di lokasi strategis .
