DEMA FEBI Ajak Mahasiswa Bermuroqobah Sebagai Bentuk Tingkatkan Iman dan Taqwa

FEBI NEWS| Melalui Departemen keagamaan di bawah naungan DEMA FEBI Kabinet Adi Karsa UIN Raden Mas Said Surakarta telah berhasil menyelenggarakan kajian  yang bertemakan ” Meningkatkan Imun Keimanan dan Ketaqwaan Serta Semangat Mencari Ilmu dan Beribadah Bagi Mahasiswa ditengah Wabah”. Acara dilaksanakan pada
Minggu, 8/8/2021, Meskipun kondisi pandemi belum juga usai, tidak mengurangi esensi daripada kegiatan ini, sehingga tetap mampu berlangsung secara dari melalui media Google meeting dan diikuti oleh banyak peserta.

Narasumber pada acara ini adalah KH. Haryono Saputro, Lc.,MA., selaku Pimpinan Yayasan Al Azhar Wathoniyah dan didampingin moderator yakni Alfian Dwi Prasetyo (Selaku staff departemen keagamaan). Narasumber menjelaskan bahwa Meningkatkan Imun Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara memperbanyak sifat Muroqobah. Muroqobah ini merupakan sifat yang dimana seseorang itu merasa selalu dilihat atau diawasi oleh Allah SWT. Ketika seseorang selalu memperbanyak sifat ini maka orang tersebut akan senantiasa selalu ingat waktunya untuk bermunajat kepada Allah SWT, selalu bermuasabah dan selalu ingat ketika menikmati nikmat halal yang diberikan oleh Allah SWT. “Oleh karena itu marilah kita semua mulai sekarang hingga akhir hayat nanti untuk selalu tanamkan semangat mencari ilmu, kita tanamkan semangat beribadah dan tentu sifat seperti Muroqobah dan Muhasabah kepada Allah SWT sebagai bekal nanti di akhirat” tutur beliau (Bapak KH. Haryono) dalam mengajak para peserta kajian untuk bermuroqobah.

Editor : Aji TL/KJF

Sinergi di Tengah Pandemi, ORMAWA FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta kembali beraksi dengan Kegiatan Berbagi Makanan

FEBI NEWS| DEMA FEBI dan sejumlah Ormawa FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta lainnya telah mengadakan kegiatan berbagi makanan pada 8 Agustus 2021. Berlangsung dengan sasaran tempat yaitu di sepanjang Jalan Ahmad Yani, acara ini telah terlaksana 3 kali yakni setiap sekali dalam sebulannya kecuali pada bulan juli sebab terkendala diberlakukannya penertiban berupa PPKM. Acara berbagi yang berupa makanan ini dimulai tepatnya pada pukul 13.00-18.00 WIB.

Saat ini kegiatan yang bertemakan “Sedekah Komitmen” memiliki makna dan harapan yang begitu besar dalam membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.  Sedangkan agenda bakti sosial tersebut sengaja diselenggarakan dengan tujuan ialah berbagi dengan sesama, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, mempererat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan baik antar anggota DEMA FEBI maupun Ormawa lainnya serta kepada sesama masyarakat khususnya yang terdampak covid-19.

Sejauh ini, Kegiatan tersebut telah berjalan dengan baik dari awal hingga akhir. Banyak pengalaman yang bisa didapat seperti rasa peduli untuk berbagi, mewujudkan rasa cinta kasih dan juga mempererat persaudaraan antar sesama manusia. Harapan DEMA dan Ormawa FEBI kedepannya untuk acara seperti ini yaitu dapat terus dikembangkan dan diteruskan pada bulan-bulan selanjutnya.

Redaktur: Aji TL/KJF

Ciptakan Ekonom Muda Berwawasan Luas, HMPS PBS gelar Lomba Cerdas Cermat dalam Acara Islamic BANKING-EVENT (IB-E)

FEBI News│ Departemen Education (DE) Himpunan Program Studi Perbankan Syari’ah (HMPS PBS) 2021melaksanakan lomba Cerdas Cermat (LCC) dengan tema “Menciptakan Insan cendekia Untuk Ekonom Muda Yang Produktif”. Acara ini
dilaksanakan pada Senin 02/ 08/ 2021 dimulai pada pukul 09:00 WIB dan merupakan bagian dari serangkaian acara IB-E (Islamic Banking-Event). Rangkaian IB-E dilaksanakan dari awal Agustus hingga September mendatang. Meskipun acara ini di selenggarakan secara online dan di tengah PPKM, namun antusias para peserta sangat luar biasa dibuktikan dengan banyak sekali delegasi dari setiap kelas.

Lomba cerdas cermat ini bertujuan untuk meningkatkan jiwa produktif serta kompetitif para ekonom muda di masa pandemi Covid-19.  Kegiatan dimulai dari babak penyisihan dengan menggunakan google form pada tanggal 02 Agustus dan kemudian babak final menggunakan zoom meeting pada 05 Agutus dengan menghadirkan Bapak Agus Setiawan,M,E sebagai juri.

Hasil akhir menunjukkan bahwa Ananda Ana Faizatun Qulub dari kelas PBS 3D adalah pemenang Lomba Cerdas Cermat kategori semester 3 dan Ananda Icha Maharani dari kelas PBS 5D adalah pemenang Lomba Cerdas Cermat Kategori semester 5.

Semoga kegiatan ini bisa menjadi wadah penyaluran bakat dan minat mahasiswa Perbankan Syariah terutama di masa pandemi Covid-19.

Editor: Nurul Fauziyah

Haruskah Teknologi Merubah Wajah Pertanian? Sebuah Tinjauan Ekonomi Islam

Saat pulang kampung ke daerah Cirebon tepatnya di Desa Guwa Lor, penulis menyaksikan keindahan alam hijaunya hamparan lahan pertanian. Pemandangan indah ini masih banyak dijumpai karena memang Kabupaten Cirebon khususnya daerah yang membentang sepanjang wilayah Kabupaten Cirebon Utara sampai ke Cirebon Barat masih merupakan basis pertanian dengan hasil utama yaitu tanaman padi. Namun demikian, ada satu kegelisahan dalam fikiran penulis yaitu melihat fenomena di beberapa wilayah khususnya tempat tinggal penulis di Desa Guwa Lor yang masih banyak masyarakat menggantungkan hidup pada sektor pertanian sebagai buruh tani, tetapi disaat yang sama, perkembangan teknologi telah banyak memberikan pengaruh bagi aktivitas pertanian masyarakat.

Problem antara kebutuhan pekerjaan sebagai buruh tani yang masih tinggi dan perkembangan teknologi ini penulis amati dalam beberapa tahun terakhir, misalnya sekitar 6 tahun yang lalu orang masih bisa bekerja sebagai buruh panen, sebab panen masih dilakukan secara manual, dan panen dengan sistem manual ini juga memberikan penghasilan yang cukup tinggi bagi mereka, dimana jika kualitas tanaman pertanian bagus, mereka bisa mendapatkan hasil dalam satu hektar saja sekitar 1 ton gabah.

Beberapa tahun kemudian setelah itu, penggunaan tenaga manusia semakin berkurang karena proses panen padi hampir semua lahan pertanian sudah menggunakan teknologi baru yaitu menggunakan “mesin gerabag”, dimana hanya sebagian proses saja yang menggunakan tenaga manusia, walhasil tenaga manusia untuk melakukan proses panen berkurang dan hasil bagi buruh penggarap pun semkin sedikit. Tidak berhenti disitu, perkembangan teknologi pertanian pun terus berkembang dengan hadirnya mesin pemanen padi yang lebih canggih yaitu “mesin combine”, dimana dengan mesin ini, semakin dapat meminimalisir penggunaan tenaga manusia untuk menggarap hasil panen. Jika sebelumnya satu hektar bisa dikerjakaan satu sampai tiga hari dengan beberapa orang buruh penggarap, kini dengan mesin combine cukup dikerjakan beberapa orang saja sebagai operator dan pegawainya yang satu paket dengan mesin tersebut, dan lahan satu hektar bisa selesai hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Fenomena ini yang kemudian memotivasi penulis membuat satu pandangan dan refleksi dalam sedikit tulisan ini yaitu:“Haruskah Teknologi Merubah Wajah Pertanian; Bagaimana konsep ekonomi Islam memberikan perspektif dalam fenomena ini?

Berkaitan dengan fenomena diatas, maka sebenarnya aspek mendasar yang kemudian membedakan antara pandangan ekonomi Islam tentang berbagai fenomena ekonomi selalu berangkat dari konsep tentang asumsi rasionalitas. Dalam pandangan konvensional misalnya apa yang diungapkan oleh Miller (1991) bahwa asumsi rasionalitas merupakan anggapan bahwa seseorang akan berperilaku secara rasional dan masuk akal serta tidak akan secara sengaja membuat keputusan yang dapat menjadikan mereka lebih buruk. Dari asumsi rasionalitas menurut pandangan konvensional ini kemudian kita bisa menemukan konsep-konsep berikutnya diantaranya tentang efisiensi, dimana efisiensi dalam pandangan konvenional secara umum diartikan sebagai upaya untuk mengeluarkan pengorbanan yang seminimal mungkin dengan tujuan memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Oleh karenanya, dalam pandangan ekonomi konvensional, seorang pelaku ekonomi atau pelaku usaha akan melakukan berbagai upaya untuk menekan biaya atau meminimalisir pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan setinggi-tingginya.

Berbeda dengan perspektif ekonomi konvensional, dalam perspektif ekonomi Islam, ada hal-hal mendasar yang sangat membedakan tentang konsep rasionalitas. Ini dapat kita temukan misalnya apa yang dipaparkan oleh Misanam, dkk (2017) bahwa rasionalitas dalam ekonomi Islam memiliki beberapa asumsi, yang salah satunya yaitu bahwa pelaku ekonomi berorientasi untuk memperoleh “Maslahah”. Maslahah sebagai orientasi dalam perilaku ekonomi seorang muslim kemudian melahirkan praktik dan implementasi yang berbeda dengan pelaku ekonomi konvensional.

Perbedaan konsepsi rasionalitas ini selanjutnya akan terwujud dalam perilaku ekonomi dan usaha yang Islami dalam menerapkan konsep efisiensi. Efisiensi dalam pandangan ekonomi yang Islami merupakan upaya meminimalisir biaya untuk mendapatkan keuntungan maksimal, tetapi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek yang dapat mewujudkan kemaslahatan sebagai orientasi dari perilaku ekonomi.

Berangkat dari motivasi untuk mencapai maslahah tersebut maka seorang pengusaha atau seorang produsen misalnya, tidak akan melakukan sesuatu yang hanya akan memberikan keuntungan material tinggi tetapi kurang memberikan kemaslahatan. Pelaku ekonomi Islami akan rela mengurangi keuntungan material yang mestinya diperoleh karena berharap dapat memberikan kemaslahatan yang jauh lebih besar, baik kemaslahatan bagi dirinya, kemaslahatan bagi agama, kemaslahatan bagi orang lain, kemaslahatan bagi generasi yang akan datang termasuk kemasalahatan bagi alam sekitar.

Berdasarkan perbedaan konsep dasar ini kemudian didalam pratik yang menjadi perhatian penulis yaitu pada fenomena di sektor pertanian ditengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, pengelolaan pertanian juga hendaknya selalu didorong oleh semangat usaha yang berdasarkan konsep rasionalitas Islam yaitu suatu aktivitas ekonomi yang tidak hanya berorientasi untuk mendapatkan keuntungan secara material tetapi juga dalam rangka mewujudkan kemaslahatan. Dengan dasar motivasi ini, pemilik lahan pertanian hendaknya lebih terdorong untuk “lebih banyak memanfaatkan tenaga manusia” dibandingkan memanfaatkan teknologi modern, tentunya dengan beberapa catatan yang penulis ajukan sebagai berikut;
1) Sumber daya manusia yang mau bekerja sebagai buruh pertanian masih banyak atau berlimpah, dan belum ada alternatif pekerjaan lain yang bisa menggantikan pekerjaan mereka di sektor pertanian.
2) Masih dimungkinkan dilakukan negosiasi tentang biaya upah pekerja, sehingga upah tenaga manusia sebagai buruh pertanian memberikan keadilan baik bagi pekerja maupun bagi pemilik lahan pertanian, karena memang faktanya ada beberapa daerah pedesaan yang upah buruh pertaniannya sudah cukup tinggi, sehingga menjadikan biaya pertanian semakin memberatkan pemilik lahan.
3) Tidak menimbulkan dampak kerugian yang jauh lebih besar jika dikelola menggunakan tenaga manusia, misalnya dalam kondisi tertentu yang membutukan waktu pengelolaan cepat, dan jika terlalu lama akan sangat merusak hasil pertanian, sehingga yang lebih aman dalam menjaga hasil pertanian hanya dengan menggunakan teknologi.
4) Tidak adanya unsur saling memanfaatkan atau saling mendzolimi baik dari pekerja maupun dari pemilik lahan.
Keempat catatan ini penulis ajukan sebagai dasar dalam memanfaatkan tenaga manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan memanfaatkan mesin berteknologi modern, karena dengan seperti ini justru akan memberikan kemaslahatan yang jauh lebih besar, dan ini sangat sejalan dengan konsep rasionalitas dalam ekonomi Islam. Mungkin dengan pemanfaatan tenaga manusia yang lebih banyak, pemilik lahan pertanian akan mengeluarkan biaya yang sedikit lebih besar, tetapi mereka akan merasa jauh lebih puas karena orientasi mereka dalam berperilaku ekonomi untuk mencapai maslahah dapat terealisasi, yaitu dengan memberikan kesempatan lapangan kerja, yang akhirnya juga akan berkontribusi bagi pengurangan masalah sosial dan ekonomi di masyarakat.

Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jawa Tengah, hingga Walikota Surakarta tuliskan Motivasi untuk Civitas Akademika UIN Raden Mas Said

FEBI News| Bertepatan dengan kegiatan Gerakan Vaksinasi Nasional yang diselenggarakan hari ini Sabtu (31/7/2021) di Graha UIN Raden Mas Said Surakarta, beberapa tokoh Jawa Tengah berikan motivasi untuk  Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN RM Said Surakarta, dengan menuliskannya pada Wall of Fame khas FEBI.

Para tokoh tersebut diantaranya adalah Panglima KODAM IV Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto yang menuliskan kalimat motivasi “ Pemuda adalah Kekuatan Suatu Bangsa, Selamat Belajar”.  Tokoh lainnya adalah Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Irjen Pol. Drs. Ahmad Lutfi, S.H., S.S.T.M.K menuliskan kalimat: “Mahasiswa adalah Aset Bangsa, Terus Asah, Asuh dan Belajar”. Serta Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang berikan kalimat motivasi: “Terus Sebarkan Virus Positif, saatnya Anak Muda mempimpin”.

Para tokoh tersebut hadir dalam rangka meresmikan program Gerakan Vaksinasi Nasional yang diselenggarakan secara sinergi oleh TNI, POLRI, dan Dewan Eksekutif Mahasiswa. UIN Raden Mas Said Surakarta terpilih sebagai tempat kick off program nasional ini dengan peserta vaksin 2000 mahasiswa dari berbagai unversitas di Jawa Tengah. Prof. Mudofir selaku rektor UIN Raden Mas Said Surakarta menyampaikan apresiasi kepada seluruh instansi terkait atas penyelenggaraan vaksinasi nasional mahasiswa ini. “Sebagai tuan rumah, UIN Raden Mas Said berkomitmen sepenuhnya dalam mendukung upaya percepatan vaksinasi sebagai upaya memulihkan bangsa Indonesia dari pandemi,” pungkasnya.



Sumber: Humas Publikasi IAIN

Tanamkan Etika Nubuwah dalam Dunia Pers, Komunitas Jurnalis FEBI gelar JOC #4

FEBI News| Senin, 26/7/2021, Melalui media Google Meet, Komunitas Jurnalis FEBI (KJF) selenggarakan program Journalis On Class (JOC) untuk yang ke-4 kalinya. Pembicara kali ini adalah Asep Maulana Rohimat, M.S.I. selaku Dosen FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, sekaligus sebagai salah satu Pembina KJF dengan tema “Etika Jurnalis”.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini berjalan lancar dengan dipandu oleh Rifki Nur Zizah sebagai Pembawa acara. Agenda ini sukses dihadiri oleh para pengurus Komunitas Jurnalis FEBI, dimana antusiasnya begitu terlihat saat memasuki sesi tanya jawa. Pertanyaannya pun beragam, seperti salah satunya terkait “bagaimana tindakan yang harus diambil seorang jurnalis ketika mendapat paksaan/ancaman oleh pimpinan perusahaan pers yang bermain politik?”. Kemudian narasumber pun menjelaskan bahwa seorang jurnalis harus benar-benar independen, berani resign dari perusahaan pers yang tidak independen dan terindikasi melakukan pelanggaran etika dalam dunia pers.

Tak hanya itu pemateri juga memaparkan beberapa konsep etika nubuwah atau dasar prinsip dari etika jurnalis, pertama adalah Fathonah (cerdas) jurnalis harus memiliki kecerdasan yaitu bisa melihat satu berita dari berbagai perspektif. Kedua sifat Amanah, jurnalis harus dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional. Ketiga sifat Siddiq, seorang jurnalis harus jujur, membuat berita dengan apa adanya. Keempat sifat Tabligh (menyampaikan), yaitu seorang jurnalis harus berani menyampaikan/mempublish berita faktual yang telah diperolehnya.

Dalam JOC kali ini, sempat pula mengulas tentang kebijakan kedepan KJF mengenai issue yang akan diangkat baik issue positif maupun issue negatif kampus. Sebelum penutup, pembicara berpesan kepada pengurus KJF bahwa seorang jurnalis wajib melakukan tabayyun/konfirmasi kepada pihak terkait sebelum mengangkat issue atau mengkritik birokrasi serta kebijakan kampus.

Redaktur: Ifah/KJF

Perkuat Teori Ilmu Ekonomi Islam Kontemporer, FRESH FEBI UIN Surakarta gelar Kajian Tematik Fiqh Muamalah

FEBI News| Sabtu (24/07/2021) Departemen Sharia Economic Education (SEE) FRESH FEBI UIN RMS Surakarta sukses gelar acara Kajian Ekonomi Islam bertemakan Fiqh Muamalah. Hal ini dibuktikan dengan antusias peserta dalam kajian ini sangat luar biasa dari mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta serta beberapa mahasiswa dari universitas lain. Kajian kali ini merupakan rangkaian kegiatan estafet dari kajian-kajian yang telah diadakan sebelumnya.

Melaui media Google Meet, kajian dipandu oleh Septiara Bella yang merupakan salah satu Pengurus FRESH FEBI UIN RMS Surakarta sebagai Moderator dan H. Khairul Imam, S.Hi, M.Si. selaku Kaprodi Manajemen Bisnis Syariah FEBI UIN RMS Surakarta sebagai pemateri kajian. Acara dimulai dengan pembukaan yang dilanjutkan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, kemudian barulah pada inti acara yakni penyampaian materi oleh Bapak Khairul Imam, S.Hi, M.Si.. Pada kesempatan kali ini beliau memaparkan mengenai hukum bertransaksi antar manusia.

Beliau juga menjelaskan makna isi dari Q.S An-Nisa’ ayat 29 yang merupakan peletak dasar bermuamalah dalam Islam. Dalam hal ini, kita harus jujur, tidak batil, dan harus dengan prinsip rela sama rela yang mana hal ini merupakan poin terpenting dalam mencari harta untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dan diakhiri dengan penutup.

Redaktur: Shafina HD/KJF

Keputusan Dekan FEBI tentang Pembagian Kelas Peminatan Tahun 2021

Keputusan Dekan FEBI tentang Pembagian Kelas Peminatan Tahun 2021 pada setiap Program Studi bisa diunduh pada tautan berikut:

Bentuk Kepedulian Mahasiswa di Hari Raya Idul Adha 1442 H, HMPS MBS bagikan Hewan Qurban ke Pelosok Desa

FEBI News| Divisi Religion Self HMPS MBS turut semarakkan Hari Raya Idul Adha 1442 H melalui kegiatan amal qurban di beberapa desa yakni kawasan Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, dan di desa yang berada di daerah yang belum merata pembagian hewan kurbannya. Kegiatan ini dilakukan dengan menyerahkan hewan qurban berupa dua ekor kambing di dua lokasi yang berbeda pada Rabu (21/07/2021) pukul 07.30 WIB. Saat sebelumnya telah dilakukan pengumpulan dana yakni melalui iuran dari mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah dan bahkan mahasiswa program studi lainnya.

Penyerahan hewan qurban dilakukan langsung oleh Ketua HMPS MBS, Aji Saputro bersama beberapa staf Divisi Religion Self yakni di desa Desa Setinggil, RT/RW : 003/010, Kecamatan Kartasura, dan di desa daerah Wonogiri lebih tepatnya di Pulorejo, RT/RW : 01/07 Nambangan, Selogiri, Wonogiri. Untuk penyaluran dari daging hewan qurban sendiri telah diserahkan sepenuhnya kepada panitia qurban setempat untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.

Melalui kegiatan tersebut diharapkan HMPS MBS sendiri memiliki kontribusi baik kepada masyarakat sekitar kampus pun ke daerah yang belum merata pembagian hewan kurbannya. Semoga dengan adanya kegiatan ini pula dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama dan tentunya sebagai media taqarrub kepada Allah SWT.

Redaktur: Shafina HD/KJF

Unggul dalam Prestasi, Bakat, serta Softskill, Pekan Prestasi dan Kreasi Mahasiswa hasilkan Duta Ekonomi Syariah tingkat Fakultas

FEBI News| Lomba Duta Ekonomi Syariah merupakan bagian dari Pekan Prestasi dan Kreasi Mahasiswa (PEPSIMA). Lomba ini telah melewati serangkaian kegiatan yaitu pendaftaran, technical meeting babak penyisihan, babak penyisihan tes tulis, dan pengumuman tes tulis. Pada Minggu, 18/7/2021 telah dilaksanakan tahapan wawancara yang diujikan langsung oleh para dewan juri ahli yaitu, Adhelia Desi Prawestri, S.Pd., M.Akun. selaku dosen FEBI dengan materi bahasa, pengetahuan umum, dan keterampilan atau bakat melalui media virtual zoom metting. Tujuan dari lomba ini adalah mencari talent mahasiswa yang Unggul dalam Prestasi, Bakat, serta Softskill sehingga bisa menjadi Duta Ekonomi Syariah tingkat fakultas.

Kemudian pada media virtual lainnya, diujikan langsung oleh Dr. Agung Abdullah, S.E., M.M. selaku dosen FEBI dengan materi uji yaitu pengetahuan ekonomi syariah, etika berbisnis yang baik, dan hal-hal yang diperoleh selama perkuliahan. Kegiatan tersebut diikuti oleh 10 mahasiswa FEBI IAIN Surakarta yaitu, Alya Intan Khoirunnisa dari program studi Manajemen Bisnis Syariah, Ahamd Musodik dari program studi Akutansi Syariah, Anisa May program studi Akutasi Syariah, Antok A. L program studi Manajemen Bisnis Syariah, Nurul Fauziyah program studi Akutansi Syariah, Nurul Fajrianti program studi Manajemen Bisnis Syariah, Pingki Permata Sari program studi Manajemen Bisnis Syariah, Mirta Ulfa program studi Perbankan Syariah, Novia Mayasari program studi Perbankan Syariah, Annisa Fitri Marhamah program studi Akutansi Syariah.

Pada tes wawancara babak pertama yang dilaksanakan melalui media virtual daring. Adapun pertanyaannya yaitu, apa saja yang sudah dipelajari dan diperoleh selama perkulihan ini, pengetahuan seputar ekonomi syariah, baik mengenai bank syariah maupun bank konvensional, serta ilmu yang telah diperoleh saat perkuliahan, bagaimana merealisasikannya dalam bermayarakat. Pada tes wawancara babak kedua yang dilaksanakan pada media virtual zoom metting, peserta diminta menjelaskan tentang gaya berpakaianyang sesuai dan sopan, tanggapan mengenai kebijakan PPKM saat ini, serta unjuk bakat dari masing-masing peserta. Serangkaian babak wawancara ini kemudian akan digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan penilaian dewan juri. Para dewan juri sangat mengapresiasi semua jawaban yang telah disampaikan dan  mendukung motivasi dan semangat untuk selalu berprestasi serta menikmati unjuk bakat yang ditampilkan oleh masing-masing peserta. Melalui kegiatan lomba DES ini, diharapkan dapat mencetak dan menghasilkan Duta Ekonomi Syariah yang bukan hanya faham mengenai ekonomi syariah, namun juga mewujudkannya dalam kehidupan nyata.

Red: Zulfanita Dien