Enam saham merah, ini 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (11 April 2019)

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kamis (11/4) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup merah. Ketika bursa saham tutup , Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 68,16 poin (-1,05%) dari penutupan sebelumnya, lalu mendarat di angka indeks 6.410,17.

LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turun 16,16 poin (-1,58%) menuju 1.007,97.

Indeks Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga turun. Indeks terbitan Kompas ini berkurang 18,58 poin (-1,40%), lalu mendarat di ​1.304,83.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP​), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 5,17 kali, 5,60 kali, dan 5,96 kali.

Posisi selanjutnya diisi oleh ERAA​, WSKT​, ADRO,​​ ​​​​MNCN,​ INDY, ​UNTR, dan ​BBTN.

Dari seluruh saham yang yang masuk dalam daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah ini, enam saham turun harga dari penutupan sebelumnya. Mereka adalah INKP, Adaro Energy Tbk (ADRO), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), ​Indika Energy Tbk (INDY), United Tractor Tbk (UNTR), dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Tiga saham yang lain mampu naik harga, yaitu ​Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan Waskita Karya Tbk (WSKT).

Adapun satu-satunya saham yang tidak berubah harganya adalah SRIL.

10 Saham LQ45 dengan PER Terendah
Kode Harga (10/4) Harga (11/4) PBV PER
INKP 8.375 8.050 0,81 5,17
SRIL 336 336 0,92 5,6
ITMG 19.700 20.000 1,61 5,96
ERAA 1.615 1.620 1,07 6,09
WSKT 1.990 1.995 0,94 6,83
ADRO 1.315 1.300 0,67 6,88
MNCN 820 810 1,09 7,57
INDY 1.790 1.730 0,55 7,76
UNTR 26.050 25.450 1,66 8,53
BBTN 2.410 2.350 1,04 8,87

sumber: https://investasi.kontan.co.id/news/enam-saham-merah-ini-10-saham-lq45-dengan-per-terkecil-11-maret-2019

Lombok terpilih jadi tujuan wisata halal terbaik

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali terpilih sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik di Indonesia dengan nilai skor tertinggi mencapai 70 mengungguli 10 destinasi lain di Tanah Air.

Muslim Travel Index (IMTI) 2019 dalam laporannya menyebutkan, 10 destinasi wisata halal unggulan Indonesia (Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur (Malang) dan sekitarnya, Sulawesi Selatan dan sekitarnya mempunyai nilai rata-rata sebesar 55, tertinggi skor 70 dicapai destinasi Lombok, sedangkan skor terendah 33 diperoleh destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

“Hasil IMTI 2019 menunjukkan terjadinya peningkatan skor di 10 destinasi wisata unggulan Indonesia,” kata Fazal Bahardeen CEO CrescentRating dan HalalTrip.

Sementara itu pada IMTI 2018, 10 destinasi unggulan mencatatkan skor tertinggi 58 yang diperoleh Lombok dan terendah destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya) sebesar 30.

Deputi bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Indonesia sebagai pemain global halal tourism harus menggunakan standar global yang untuk wisata halal mengacu pada GMTI.

“Menteri Pariwisata menargetkan, Indonesia tahun ini menjadi ranking 1 sebagai destinasi pariwisata halal terbaik dunia versi GMTI,” kata Ni Wayan Giri Adnyani dalam keterangan yang diterima KONTAN, Senin (8/4).

Ia mengatakan, untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) halal tourism tahun ini ditargetkan mencapai 5 juta wisman atau 25% dari target 20 juta wisman.

sumber :https://lifestyle.kontan.co.id/news/lombok-terpilih-jadi-tujuan-wisata-halal-terbaik

Pekan Pertama April, Data Pasar Sepekan Ditutup Positif

PRESS RELEASE
PR No: 019/BEI.SPR/04-2019

5 April, 2019

Jakarta –  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan pertama di bulan April 2019 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,08 persen ke level 6.474,018 dari 6.468,755 pada penutupan pekan lalu. Nilai kapitalisasi pasar juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,08 persen menjadi sebesar Rp7.362,501 triliun dari Rp7.356,380 triliun pada penutupan pekan lalu.

Sementara itu pekan ini, data rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami peningkatan sebesar 6,37 persen menjadi Rp8,696 triliun dari Rp8,175 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian untuk rata-rata volume transaksi harian BEI mengalami kenaikan sebesar 14,62 persen menjadi 15,519 miliar unit saham dari 13,539 miliar unit saham pada pekan sebelumnya. Sementara itu, untuk rata-rata frekuensi transaksi harian BEI mengalami perubahan sebesar 1,46 persen menjadi 404,522 ribu kali transaksi dari 410,517 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

Sepanjang tahun 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp13,417 triliun dan pada hari ini, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp435,06 miliar.

Perdagangan di BEI pada awal pekan, yaitu Senin (1/4) dibuka dalam rangka Peresmian Fatwa Syariah KSEI. Pada hari selanjutnya Selasa (2/4) pembukaan perdagangan BEI dilakukan oleh IKAFEB dan Pimpinan Fakultas Ekonomi & Bisnis UNIKA ATMA JAYA Jakarta dalam Rangka Talk Show Interaktif Ekonomi & Bisnis.

Dengan tujuan untuk pemasyarakatan dan edukasi pasar modal di lingkungan akademisi dan masyarakat sekitar, dalam sepekan ini PT Bursa Efek Indonesia melakukan dua peresmian Galeri Investasi. Yang pertama, yaitu di Provinsi Riau yang dilakukan pada Selasa (2/4) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia yang merupakan kerja sama antara BEI dengan STIE Pelita Indonesia dan PT MNC Sekuritas. Galeri tersebut merupakan Galeri Investasi ke-4 (empat) yang diresmikan di tahun 2019 dan merupakan Galeri Investasi ke-10 (sepuluh) di Provinsi Riau dan Galeri Investasi ke-415 (empat ratus lima belas) di seluruh Indonesia.

Yang kedua, masih pada hari yang sama, BEI melakukan peresmian kembali (relaunching) Galeri Investasi (GI) BEI di Politeknik Caltex Riau yang merupakan kerja sama antara BEI dengan Politeknik Caltex Riau dan PT MNC Sekuritas. Relaunching GI tersebut bertujuan untuk pemasyarakatan dan edukasi pasar modal di lingkungan akademisi dan masyarakat sekitar. Acara peresmian ini dilanjutkan dengan Seminar Pasar Modal kepada mahasiswa Politeknik Caltex Riau.

Pada pekan ini, tepatnya Kamis (4/4) Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap II Tahun 2019 yang diterbitkan oleh PT Maybank Indonesia Finance Tbk. (BIIF) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000.000.000,- dan terdiri dari dua seri:

  • Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A (BIIF02ACN2) dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun dengan nilai nominal Rp650.000.000.000,- dan jangka waktu 3 tahun.
  • Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap II Tahun 2019 Seri B (BIIF02BCN2) dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,35% per tahun dengan nilai nominal Rp350.000.000.000,- dan jangka waktu 5 tahun.

Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) atas Obligasi Berkelanjutan II Maybank Finance Tahap II Tahun 2019 adalah AA+(idn) (Double A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2019 adalah 24 Emisi dari 18 Emiten senilai Rp20,68 Triliun.

Dengan pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 400 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp424,33 Triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 117 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 101 seri dengan nilai nominal Rp2526,99 Triliun dan USD400 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp9,32 Triliun.

Demikian untuk diketahui publik.

P.H. SEKRETARIS PERUSAHAAN
PT BURSA EFEK INDONESIA
ALBERTUS FAJAR SUBAGYO
TELP: 021- 5150515
TOLL FREE: 0800-100-9000 (National)
FAX: 021- 5150330

Sumber: https://www.idx.co.id/berita/press-release-detail/?emitenCode=1065

Tujuh Emiten yang Akan Membagikan Dividen di Bulan April

Beberapa emiten akan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Dihimpun dari keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), setidaknya ada tujuh emiten yang bersiap membagikan dividen.

Siapa saja emiten tersebut? Berikut daftarnya:

1. PT Adira Multi Finance Tbk (ADMF)

ADMF akan membagikan dividennya sebesar Rp 908 per saham. Mereka mengalokasikan Rp 908 miliar dari total Rp 1,8 triliun labanya pada tahun 2018 untuk dibagikan menjadi dividen. Hitung-hitungan Kontan.co.id, dividend yieldyang dibagikan sekitar 8,83% dengan harga saham ADMF sebesar Rp 10.275 per saham pada Jumat (5/4). Sedangkan untuk dividend payout ratio-nya sebesar 50%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) ADMF di pasar reguler dan negosiasi pada 9 April 2019 dan pasar tunai pada 11 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 10 April 2019 dan di pasar tunai pada 12 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 11 April 2019. Adapun pembayaran dividen ADMF dilakukan pada 30 April 2019.

2. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII)

BNII akan menebar dividen senilai Rp 7,19 per saham. Bank ini mengalokasikan Rp 548,64 miliar atau sekitar 24,94% dari total labanya untuk dibagikan menjadi dividen. Jumat (5/4), harga saham BNII di level Rp 276 per saham, maka dividend yield BNII sekitar 2,6%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) BNII di pasar reguler dan negosiasi pada 9 April 2019 dan pasar tunai pada 11 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 10 April 2019 dan di pasar tunai pada 12 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 11 April 2019. Adapun pembayaran dividen BNII dilakukan pada 30 April 2019.

3. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)

AGRO sudah mendapat restu dari pemegang saham untuk membagikan dividen sebesar Rp 1,913 per saham. Laba yang dialokasikan menjadi dividen oleh anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) itu senilai Rp 40 miliar.

Rasio dividen itu sekitar 19,14% dari total laba tahun 2018 yang senilai Rp 204,2 miliar. Imbal hasil dividen AGRO sendiri berada di kisaran 0,59% dengan merujuk harga saham AGRO sebesar Rp 320 per saham pada Jumat (5/4).

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) AGRO di pasar reguler dan negosiasi pada 8 April 2019 dan pasar tunai pada 10 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 9 April 2019 dan di pasar tunai pada 11 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 10 April 2019. Adapun pembayaran dividen AGRO dilakukan pada 30 April 2019.

4. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA)

SDRA akan membagikan Rp 98,71 miliar atau sekitar 18,29% dari total laba tahun 2018. Dividen itu setara Rp 15 per saham.

Dengan harga saham SDRA sebesar Rp 850 per saham, Jumat (5/4), dividend yield SDRA sekitar 1,76%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) SDRA di pasar reguler dan negosiasi pada 8 April 2019 dan pasar tunai pada 10 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 9 April 2019 dan di pasar tunai pada 11 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 10 April 2019. Adapun pembayaran dividen SDRA dilakukan pada 30 April 2019.

5. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

WTON akan membagikan dividen sebesar Rp 17,5 per saham. WTON mengalokasikan Rp 145,9 miliar dari total laba tahun 2018 sebesar Rp 486,64 miliar sebagai dividen. Angka itu setara dengan 31,25% dari total keuntungan yang diraup.

Dengan harga saham WTON berada di kisaran Rp 605 per saham pada Jumat (5/4), maka dividend yield WTON sekitar 2,89%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) WTON di pasar reguler dan negosiasi pada 5 April 2019 dan pasar tunai pada 9 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 8 April 2019 dan di pasar tunai pada 10 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 9 April 2019. Adapun pembayaran dividen WTON dilakukan pada 26 April 2019.

6. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

BSSR, mengalokasikan US$ 10 juta atau setara dengan Rp 141,8 miliar untuk dibagikan kepada para investor saham sebagai dividen. Dividen itu setara sekitar Rp 53 per saham.

Dengan harga saham BSSR berada di kisaran Rp 2.300 per saham, pada Jumat (5/4), maka imbal hasil dividen BSSR sekitar 23%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) BSSR di pasar reguler dan negosiasi pada 9 April 2019 dan pasar tunai pada 11 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 10 April 2019 dan di pasar tunai pada 12 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 11 April 2019. Adapun pembayaran dividen BSSR dilakukan pada 22 April 2019.

7. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA

JPFA akan membagikan dividen final tunai sebesar Rp 50 per saham dengan total Rp 585,96 miliar dari tahun buku 2018.

Merujuk harga saham JPFA, Jumat (5/4), sebesar Rp 1.825 per saham, maka imbal hasil dividen JPFA sekitar 2,74%.

Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) JPFA di pasar reguler dan negosiasi pada 11 April 2019 dan pasar tunai pada 15 April.

Sementara awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar negosiasi dan reguler pada 12 April 2019 dan di pasar tunai pada 16 April 2019.

Kemudian tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 15 April 2019. Adapun pembayaran dividen JPFA dilakukan pada 30 April 2019.

 

Reporter: Aloysius Brama, Khomarul Hidayat, Wahyu Tri Rahmawati
Editor: Komarul Hidayat

Fatwa Tentang Pasar Modal Syariah

Fatwa Tentang Pasar Modal Syariah
Meskipun fatwa sifatnya tidak mengikat, tetapi pada prakteknya fatwa DSN-MUI adalah salah satu rujukan dalam mengembangkan pasar modal syariah Indonesia. Sampai dengan saat ini, terdapat 17 fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal syariah. Tiga (3) fatwa DSN-MUI yang menjadi dasar pengembangan pasar modal syariah adalah:

Fatwa DSN-MUI No: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa dana Syariah

Fatwa DSN-MUI No: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal

Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Sumber: https://www.idx.co.id/idx-syariah/fatwa-regulasi/