Informasi Kegiatan Terkini

Dosen FEBI IAIN Surakarta Paparkan Hasil Riset Filantropi Islam di Universitas Kyoto Jepang

FEBI News| Berawal dari riset bertema filantropi Islam, Dosen FEBI IAIN Surakarta diundang oleh Profesor Shinsuke Nagaoka dari Asian and African Area Studies (ASAFAS), Kyoto University untuk memaparkan hasil risetnya dengan judul “From Multichannel to Omni Channel: Accountability based Website of Zakat Organization in Indonesia” dalam acara International Workshop on Islamic Economic Studies dengan tema Toward a New Paradigm for Social Welfare. Kajian khusus dari pembahasan workshop ini adalah zakat, sebagai salah satu rukun Islam dapat digunakan untuk mensejahterakan masyarakat, melalui pengelolaan zakat secara professional dan modern. Ialah ibu Indah Piliyanti, M.S.I dosen Prodi Perbankan Syariah FEBI IAIN Surakarta menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut (pembicara terdiri dari empat, dua pembicara dari Indonesia, 1 dari Malaysia dan Jepang). Ia menjelaskan tentang pentingnya akuntabilitas daring pada lembaga zakat di Indonesia karena perkembangan teknologi informasi telah merubah cara orang berzakat melalui digital channel.

Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 16 Januari 2020 di Kyoto University, Seminar Room (213), 2F, Inamori Foundation Building, Kyoto University dan dihadiri oleh Profesor, dosen serta Phd student Asian African Studies. Kyoto University sebagai salah satu universitas tertua di Jepang, Leading di bidang ekonomi Islam karena telah memiliki Profesor bidang tersebut. Selain ASAFAS, Kyoto juga memiliki Center for Islamic Area Studies.

Selain memaparkan hasil risetnya, Bu Indah berkesempatan berkunjung ke Masjid Kyoto dan bertemu dengan komunitas muslim disana, diantaranya adalah bertemu dengan Shahbaz Khan selaku pengurus Masjid yang setiap hari menyelenggarakan kegiatan masjid, seperti shalat berjamaah 5 waktu, mengajar Al-Qur’an, Bahasa Arab, dan lainnya. Masjid terdiri dari 2 lantai, underground di pergunakan untuk solat, dan lantai 1 dipergunakan untuk belajar dan menjual halal food untuk masyarakat muslim di Kyoto. Shahbaz menuturkan dalam 12 tahun terakhir ada 400 orang asli Jepang yang menjadi muslim di Kyoto. Tidak jauh dari masjid, ada sebuah restoran halal Salman & Soheil Kitchen dengan citarasa masakan India. Selain Salman &Soheil Kithen, di tengah kota Kyoto juga ada restoran halal dengan citarasa masakan Maroko, nama restorannya La Barokah.

Jika kita mendengar Negara Jepang, pasti yang terlintas adalah negeri Sakura atau negeri animasi (manga). Ternyata selain itu, Japan ramah terhadap Halal Tourism, misalnya di beberapa restoran telah menyediakan makanan halal untuk wisatawan muslim dari seluruh penjuru dunia. Meskipun minoritas muslim, Jepang menangkap potensi halal tourism menjadi masa depan mereka. Tapi sayangnya, untuk membeli oleh-oleh, wisatawan muslim masih harus berhati hati karena hampir semua makanan kemasan, ingredient tertulis dengan Bahasa kanji. (AMR & IP)

Materi Presentasi dapat diunduh berikut : final kyoto 2020

[smartslider3 slider=152]

Foto: IP

Leave Your Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Alamat

Jl. Pandawa No.14, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo

Layanan Akademik

Senin – Jumat
08:00  – 15 :00 WIB

If you have any question, feel free to contact us

Newsletter

Join our newsletter for latest Updates
[mc4wp_form id="625"]