DEMA FEBI UIN Raden Mas Said salurkan 5 kambing dari hasil shodaqoh qurban ke Mushola Al Iman. Mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan sosial kampus.

DEMA FEBI Salurkan 5 Hewan Qurban dari Shodaqoh Civitas Akademika FEBI UIN Raden Mas Said

Berbagi dalam Kepedulian: Shodaqoh Qurban FEBI UIN Raden Mas Said ke Mushola Al Iman

Sukoharjo, 5 Mei 2025 — Dalam semangat berbagi dan kepedulian sosial, DEMA FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta bersama ORMAWA, LSO, dan Civitas Akademika FEBI menyalurkan 5 ekor kambing qurban hasil shodaqoh qurban ke Mushola Al Iman, Gerjen, Pucangan. Program ini menjadi salah satu bentuk implementasi nilai-nilai Islam dalam aksi nyata sosial kemasyarakatan.

Qurban dari FEBI ini juga akan didistribusikan ke lima mushola terdekat lainnya yang membutuhkan. Kegiatan berlangsung penuh khidmat, disertai semangat gotong royong dari para mahasiswa dan warga sekitar.

Seremoni Shodaqoh Qurban dan Kehadiran Civitas FEBI

Acara penyerahan hewan qurban dihadiri oleh pengurus DEMA FEBI, perwakilan dari ORMAWA dan LSO, serta dosen dan tenaga pendidik FEBI. Pengurus mushola penerima manfaat juga hadir menerima langsung amanah dari civitas akademika.

Perwakilan DEMA menyampaikan bahwa kegiatan shodaqoh qurban FEBI UIN Raden Mas Said adalah bukti bahwa mahasiswa FEBI tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga aktif menerapkan ilmu dan empati dalam kehidupan nyata.


Memperkuat Peran Mahasiswa sebagai Agen Sosial dan Spiritual

Setelah penyembelihan, daging qurban dibagikan kepada masyarakat sekitar mushola secara merata. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan kampus dengan masyarakat, sekaligus mengedukasi mahasiswa akan pentingnya nilai berbagi, shodaqoh, dan tanggung jawab sosial.

“Shodaqoh qurban ini adalah bentuk nyata integrasi nilai keislaman dan peran sosial mahasiswa. Kami berharap kegiatan ini menjadi rutinitas yang terus berkembang,” ujar salah satu panitia kegiatan.


Melalui kegiatan ini, shodaqoh qurban FEBI UIN Raden Mas Said tidak hanya memberikan bantuan materi berupa daging qurban, tetapi juga menyampaikan pesan persaudaraan, tanggung jawab sosial, dan kebaikan berkelanjutan di tengah masyarakat.

Animator asal Karanganyar, Salma Nur Amalia, berhasil lulus munaqosyah di semester 14 FEBI UIN Raden Mas Said. Meski sibuk freelance sebagai animator sejak semester 8, ia tetap menyelesaikan studi dengan penuh semangat. Baca kisah harunya di sini!

Animator Asal Karanganyar Ini Lulus Munaqosyah di Semester 14

Sukoharjo – Animator asal Karanganyar lulus munaqosyah semester 14—kalimat yang kini layak disematkan kepada Salma Nur Amalia. Mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta ini berhasil menuntaskan studi setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh liku, hingga menyentuh semester 14.

Berstatus mahasiswa angkatan 2018, Salma memilih jalur tak biasa sejak semester 8: ia menjadi freelance animator. Bekerja dari rumah, Salma menjalani profesi kreatif yang tidak semua orang sanggup tekuni—menggambar, menganimasikan, dan mengirim hasil karya ke klien internasional, dengan penghasilan sekitar 120 dolar per bulan.

Namun, dunia kerja dan kuliah sering kali tidak berjalan seiring.

“Aku sempat ngerasa stuck. Kerjaan datang terus, tapi kuliah malah ketinggalan. Ditambah rasa minder karena teman-teman udah lulus duluan,” ujar Salma saat ditemui usai munaqosyah.

Beban kerja freelance yang menuntut kreativitas tinggi dan tenggat waktu ketat membuat Salma harus pintar membagi waktu. Meski sempat kehilangan semangat dan khawatir tidak bisa menyelesaikan skripsi, ia memilih bertahan. Revisi demi revisi dijalani di tengah malam, dan konsultasi bimbingan dijadwalkan di sela-sela deadline proyek animasi.

“Aku nggak mau nyerah. Orang tua sudah dukung dari awal, masa aku pulang ke Karanganyar tanpa gelar?” tambahnya.

Setelah perjuangan yang menguras tenaga dan pikiran, Salma akhirnya menyampaikan hasil skripsinya di hadapan para dosen penguji. Hari itu, ia resmi lulus munaqosyah. Bukan hanya lulus secara akademik, tapi juga lulus dari ujian kehidupan: antara idealisme berkarya dan tanggung jawab menyelesaikan pendidikan.

Kini, animator lulus munaqosyah semester 14 ini tidak hanya menyandang gelar sarjana, tetapi juga membawa pengalaman kerja nyata yang membanggakan. Dua dunia—profesional dan akademik—berhasil ia taklukkan.


📍 Salma Nur Amalia, NIM 185231181, animator lulus munaqosyah semester 14. Sebuah bukti bahwa berkarya dan menyelesaikan studi bisa berjalan bersama.

Baca berita lainnya di website FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta

Kesejahteraan Indonesia menurut Studi Harvard menempati peringkat tertinggi dunia. Simak ulasan FEBI UIN Said dari sudut pandang Ekonomi Islam.

Kesejahteraan Indonesia Menurut Studi Harvard: Perspektif Ekonomi Islam

Ditulis oleh: Muhammad Hanif Aditya, S.I.Kom., M.E.

FEBI NewsroomIndonesia menduduki peringkat pertama dalam daftar negara paling sejahtera di dunia menurut Studi Harvard. Temuan ini tak hanya membuat dunia tercengang, tetapi juga menjadi cerminan penting bagi kita semua: apakah kesejahteraan sejati hanya ditentukan oleh kekayaan dan pertumbuhan ekonomi?

Apa Itu Studi Harvard tentang Kesejahteraan?

Studi ini berjudul Global Flourishing Study dan dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health, bekerja sama dengan Gallup dan Human Flourishing Program. Diluncurkan tahun 2021, studi ini melibatkan 203.000 responden dari 22 negara dan satu wilayah (Hong Kong), yang mewakili lebih dari 64% populasi dunia.

Mereka diminta menilai kesejahteraan hidup berdasarkan tujuh indikator:

Kesejahteraan spiritual

  1. Kesehatan
  2. Kebahagiaan
  3. Makna hidup
  4. Karakter
  5. Hubungan sosial
  6. Keamanan finansial
  7. Kesejahteraan spiritual

Indonesia, Negara Paling Sejahtera

Dalam daftar 5 besar negara dengan skor kesejahteraan tertinggi, hasilnya mengejutkan:

  1. Indonesia – 8,10
  2. Israel – 7,87
  3. Filipina – 7,71
  4. Meksiko – 7,64
  5. Polandia – 7,55

Bahkan, negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat berada jauh di bawah Indonesia. AS menempati posisi ke-15, sementara Jepang ada di posisi paling bawah. Apa yang membuat Indonesia unggul?

Faktor Sosial dan Spiritualitas Jadi Kunci

Menurut Harvard, skor tinggi Indonesia tidak lepas dari kuatnya hubungan sosial, karakter pro-sosial, dan kesejahteraan spiritual. Sifat gotong royong, kepedulian terhadap sesama, dan nilai-nilai keagamaan menjadi penyokong utama.

Dalam Ekonomi Islam, ini dikenal sebagai konsep falāh—kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat. Artinya, kesejahteraan tidak hanya dinilai dari aspek materi, tapi juga dari nilai-nilai ruhani, etika, dan sosial.

Apa Relevansinya untuk Ekonomi Islam?

Ekonomi Islam tidak hanya berbicara tentang pertumbuhan dan efisiensi, tapi juga tentang keadilan distributif, ukhuwah sosial, dan maqāṣid al-syarī‘ah (tujuan-tujuan syariah) seperti terjaminnya agama, akal, jiwa, keturunan, dan harta. Dalam konteks ini, temuan Harvard menunjukkan bahwa:

Kesejahteraan sejati tidak semata-mata diukur dari angka GDP atau tingkat konsumsi, tetapi dari seberapa bermaknanya hidup seseorang dalam bingkai nilai, spiritualitas, dan hubungan sosial.

Fakta bahwa Indonesia unggul dalam aspek hubungan sosial dan karakter pro-sosial menunjukkan bahwa nilai-nilai seperti gotong-royong, saling tolong-menolong, dan kesalehan sosial masih menjadi kekuatan bangsa—nilai yang juga menjadi ruh dari ekonomi Islam.

Komentar Peneliti

Tyler VanderWeele, profesor epidemiologi di Harvard, mengatakan bahwa “kondisi keuangan semata tidak menjamin kemakmuran.” Sementara itu, Brendan Case dari Human Flourishing Program mengungkapkan bahwa negara seperti Jepang meskipun maju secara ekonomi, justru mengalami penurunan dalam aspek hubungan sosial dan kebahagiaan.

“Kami tidak mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak penting. Tapi studi ini menantang kita untuk berpikir ulang tentang makna development dan kesejahteraan secara lebih holistik,” katanya.

Mahasiswa FEBI, Apa yang Bisa Kita Ambil?

Sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, ada pelajaran penting yang bisa kita petik:

  • Kesejahteraan yang berkelanjutan perlu memperhatikan nilai-nilai moral dan spiritual, bukan hanya angka.
  • Pembangunan ekonomi berbasis Islam harus mengintegrasikan aspek sosial dan keadilan, bukan mengejar profit semata.
  • Etika dalam bisnis dan keuangan syariah tidak hanya soal halal-haram, tapi juga tentang dampaknya terhadap kehidupan dan kebahagiaan manusia.

Jadi, mari kita tanamkan kembali semangat ekonomi berkeadilan dan bermakna, karena ternyata… dunia mulai sadar: spiritualitas dan kemanusiaan adalah kunci kemajuan yang hakiki.

Artikel ini disusun oleh Tim Redaksi FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Nature Mental Health (2025).

Febrianingrum tersenyum haru seusai munaqosyah, siap mengabdi di PNM.

Dari Ujung Tanduk ke BUMN: Mahasiswi FEBI Semester 14 Ini Akhirnya Lulus dan Berkarier di PNM!

Sukoharjo – Sragen, Munaqosyah, dan Permodalan Nasional Madani. Tiga kata ini merangkum perjalanan luar biasa seorang mahasiswa FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta yang akhirnya menuntaskan studinya setelah bertahun-tahun perjuangan. Dialah Febrianingrum, mahasiswi Program Studi Manajemen Bisnis Syariah angkatan 2018 yang kini resmi menyandang gelar sarjana — dan bekerja di BUMN Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Sidoarjo.

Perjalanannya bukan tanpa luka. Ketika pandemi Covid-19 melanda, Febri memutuskan bekerja paruh waktu di sebuah resto steak demi bertahan hidup. Namun, pekerjaan itu tak berhenti sampai pandemi usai — justru menjadi rutinitas yang membuat studinya terhambat. Ia tertinggal kuliah, semester demi semester, hingga menyentuh angka yang ditakuti mahasiswa mana pun: Semester 14.

“Saya sempat merasa sudah tidak mungkin lulus. File skripsi hilang, laptop dicuri. Rasanya semua semesta menolak,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca saat selesai menjalani munaqosyah.

Namun, di titik terendah itulah tekad Febri bangkit. Ia mulai mengatur ulang hidupnya. Dosen pembimbing kembali ia hubungi. Skripsi ia tulis ulang dari nol. Waktu ia cicil dari sisa energi bekerja.

Hingga akhirnya, pekan ini, ruang munaqosyah FEBI menjadi saksi bahwa harapan itu benar-benar ada. Tangis haru mewarnai momen kelulusannya — tidak hanya karena Febri berhasil menjadi sarjana, tapi juga karena ia kini telah menjadi bagian dari Permodalan Nasional Madani, BUMN yang fokus memberdayakan perempuan prasejahtera melalui pembiayaan dan pendampingan usaha mikro.

“Saya ingin dedikasikan pengalaman ini untuk masyarakat kecil. PNM membuka jalan itu. Dan FEBI sudah menyiapkan saya dengan fondasi keilmuan yang kokoh,” ujar Febri dengan senyum lega.

Kisah Febrianingrum bukan hanya tentang menyelesaikan kuliah. Ini adalah cerita tentang bertahan, bangkit, dan akhirnya menang. Kemenangan yang tidak datang di semester 8, tapi justru di ujung batas — yang membuktikan, bahwa akhir yang indah tak pernah terlambat datang bagi mereka yang tetap melangkah.

Selamat, Febrianingrum. Jalanmu kini bukan lagi tanjakan. Tapi tangga menuju kontribusi besar untuk negeri.

Baca berita lainnya di FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta

Ilustrasi digital bergaya flat menampilkan pria dan wanita berjabat tangan dengan latar hijau, simbol bulan sabit-bintang Islam, dan ikon dolar emas, disertai teks besar 'Pasar Sukuk Korporasi Global: Saat Etika dan Bisnis Bertemu di Jalur Syariah'

Pasar Sukuk Korporasi Global: Saat Etika dan Bisnis Bertemu di Jalur Syariah

Oleh: Prof Dr Hj Datien Eriska Utami, SE, Msi

Menelaah dinamika pasar sukuk korporasi global, peran otoritas syariah, dan kepastian regulasi dalam memperkuat keuangan syariah dunia

Sukuk mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang, tapi instrumen keuangan ini semakin bersinar di panggung global. Tidak hanya sebagai alternatif pembiayaan berbasis syariah, pasar sukuk korporasi global kini jadi medan yang mempertemukan nilai-nilai etika, kekuatan finansial, dan kepastian hukum.

Dalam orasi ilmiah yang mengupas tajuk “Dinamika Pasar Sukuk Korporasi Global”, muncul benang merah yang penting: suksesnya sukuk tak hanya ditentukan oleh neraca keuangan perusahaan, tapi juga oleh pengawasan syariah yang kuat dan regulasi hukum yang berpihak pada transparansi serta perlindungan investor.

Keuangan: Faktor yang Tak Bisa Diabaikan

Seperti halnya pasar obligasi, sukuk sangat bergantung pada kesehatan finansial perusahaan. Data menunjukkan bahwa perusahaan dengan ukuran besar dan tingkat utang yang tinggi cenderung lebih aktif menerbitkan sukuk. Uniknya, tingkat keuntungan atau profitabilitas justru bukan faktor utama.

Di sisi lain, faktor eksternal seperti suku bunga dan kestabilan ekonomi negara juga ikut bermain. Jadi, meski berlabel “syariah”, pasar sukuk tetap tak lepas dari fluktuasi ekonomi global.

Peran Dewan Syariah: Penjaga Etika dan Kepercayaan

Setiap sukuk harus disetujui oleh Sharia Supervisory Board (SSB) — tim ahli syariah yang memastikan bahwa produk keuangan ini benar-benar patuh prinsip Islam. Mereka memverifikasi apakah sukuk berbasis ijarah (sewa), mudharabah (kemitraan), atau wakalah (agen) sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Bukan sekadar simbol, keberadaan SSB yang kompeten dan independen bisa jadi faktor penentu kepercayaan investor, baik dari kalangan Muslim maupun institusi global. Tantangannya? Harmonisasi fatwa antarnegara, agar tidak terjadi kebingungan di tengah investor internasional.

Sebagai produk keuangan yang berbeda dari obligasi konvensional, sukuk butuh kerangka hukum yang spesifik. Sayangnya, banyak negara belum punya regulasi yang kuat untuk memastikan kontrak syariah bisa ditegakkan, serta melindungi investor dengan transparansi penuh.

Contoh terbaik saat ini masih didominasi oleh Malaysia dan Uni Emirat Arab, sementara negara lain harus bergegas mengejar dengan regulasi yang sinkron antara hukum nasional dan prinsip syariah.

Menuju Pasar Sukuk yang Kuat dan Kompetitif

Pasar sukuk punya potensi besar, tapi hanya jika ketiga pilar — keuangan yang sehat, pengawasan syariah yang terpercaya, dan regulasi hukum yang kokoh — bergerak dalam satu irama.

Apa yang bisa kita lakukan?

  • Dorong edukasi dan riset soal sukuk di dunia akademik dan industri;
  • Bangun kapasitas Dewan Pengawas Syariah agar lebih profesional dan global-minded;
  • Bentuk kerangka hukum nasional yang selaras dengan standar syariah internasional.

Dengan kerja sama lintas negara, sektor industri, dan dunia akademik, pasar sukuk korporasi global bisa tumbuh sebagai pilar keuangan yang bukan hanya kompetitif — tapi juga beretika dan inklusif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya di FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta.

Ilustrasi empat orang saling berbagi lampu bohlam bercahaya sebagai simbol berbagi pengetahuan, dengan latar hijau dan teks besar bertuliskan 'Nurturistic Knowledge Sharing: Saat Empati Jadi Senjata Rahasia Kinerja Organisasi

Nurturistic Knowledge Sharing: Saat Empati Jadi Senjata Rahasia Kinerja Organisasi

Oleh: Prof. Dr. Fitri Wulandari, S.E., M.Si.

Di tengah dunia kerja yang makin kompetitif, kita sering mendengar istilah knowledge sharing atau berbagi pengetahuan. Tapi bagaimana jika praktik berbagi ini tidak sekadar transfer informasi biasa, melainkan dilakukan dengan empati, kepedulian, dan semangat saling dukung? Inilah yang saya sebut sebagai Nurturistic Knowledge Sharing Quality—konsep yang menjadi inti dari orasi ilmiah saya.

Berbeda dari budaya kerja yang kaku dan penuh kompetisi, nurturistic sharing mendorong karyawan untuk saling membantu tanpa pamrih. Kita tak hanya berbagi karena disuruh atau berharap imbalan, tapi karena ingin tumbuh bersama. Ini adalah bentuk profesionalisme yang hangat, manusiawi, dan ternyata… sangat efektif!

Karyawan Bukan Sekadar Sumber Daya, Tapi Mitra Tumbuh

Organisasi yang hebat bukan hanya yang punya teknologi canggih atau struktur yang rapi, tapi yang punya karyawan yang saling percaya dan peduli. Ketika lingkungan kerja mendukung budaya berbagi pengetahuan yang tulus, hasilnya luar biasa: kinerja meningkat, inovasi bermunculan, dan loyalitas karyawan pun menguat.

Namun, budaya ini tidak muncul begitu saja. Dibutuhkan komitmen organisasional yang kuat—bukan hanya dari manajemen puncak, tapi juga dari setiap individu. Komitmen ini mencakup rasa memiliki terhadap organisasi, kesadaran akan tanggung jawab bersama, dan keinginan untuk tetap berkontribusi dalam jangka panjang.

Dampaknya? Nyata dan Jangka Panjang

Studi saya menunjukkan bahwa kombinasi nurturistic sharing dan komitmen tinggi menghasilkan karyawan yang lebih produktif, lebih kolaboratif, dan lebih tahan terhadap tekanan perubahan. Organisasi pun jadi lebih adaptif, lebih berkelanjutan, dan lebih “manusia”.

Tidak ada salahnya kita mulai bertanya: apakah kita sudah cukup peduli pada rekan kerja? Apakah kita mau berbagi ilmu dengan tulus, atau masih menahan informasi demi gengsi? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kecil itu bisa berdampak besar pada masa depan organisasi kita.

Saatnya Berbagi dengan Hati

Di era pascapandemi ini, kita ditantang untuk membangun organisasi yang tidak hanya efisien, tapi juga berempati. Budaya kerja yang ramah, terbuka, dan saling mendukung bukan hanya membuat kita merasa nyaman, tapi juga mendorong performa yang lebih tinggi. Dengan Nurturistic Knowledge Sharing, kita tidak hanya bekerja—kita tumbuh bersama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya di FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta

Tiga mahasiswi UIN Sunan Kalijaga menerima penghargaan juara kompetisi Stocklab KSPM FEBI

Kompetisi Stocklab KSPM FEBI Surakarta Meriahkan Milad Ke-10

Sukoharjo – Dalam rangka memperingati satu dekade berdirinya, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menyelenggarakan Kompetisi Stocklab yang terbuka bagi mahasiswa se-Solo Raya dan sekitarnya. Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025, dan berlangsung meriah di area kampus FEBI.

Peserta dari Berbagai Kampus Ternama

Antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang ikut serta dari berbagai universitas, seperti:

  • Universitas Sebelas Maret (UNS),
  • Universitas Gadjah Mada (UGM),
  • UPN Yogyakarta,
  • UIN Raden Mas Said,
  • UIN Sunan Kalijaga,
  • Universitas Islam Indonesia (UII),
  • Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS),
  • UIN Salatiga,
  • ITB AAS Indonesia,
  • Universitas Boyolali,
  • dan Universitas Dharma AUB.

Baca juga: MES Goes to Campus FEBI UIN Surakarta: Dorong Inovasi Industri Halal

Sambutan dari Direktur GIS dan Wakil Dekan II FEBI

Acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur GIS, M. Yusuf Perkasa Wibowo, M.E., serta Wakil Dekan II FEBI, Dr. Indah Piliyanti, M.Si. Dalam sambutannya, mereka memberikan apresiasi atas semangat mahasiswa dalam memahami pasar modal melalui pendekatan yang menyenangkan seperti Stocklab.

Jalannya Perlombaan Stocklab dan Pengumuman Pemenang

Setelah sambutan, perlombaan dilanjutkan di Academy Heritage FEBI. Peserta tampak antusias dan bersaing ketat dalam menjawab pertanyaan seputar pasar modal. Akhirnya, kompetisi ditutup dengan pengumuman pemenang.

Adapun juara Stocklab tahun ini diraih oleh:

  • Alfina Irbah Sabita
  • Luthfiah
  • Annisa Nawaar

Ketiganya merupakan mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mahasiswa FEBI mengikuti praktik penggunaan Accurate dalam Workshop Technology in Accounting.

Workshop Technology in Accounting UIN Surakarta: Siapkan Akuntan Syariah Era Digital

Surakarta, 5 Mei 2025 — Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta sukses menyelenggarakan Workshop “Technology in Accounting: Live Up Your Accounting Skills – Integrating for a Smarter Future”.

Kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan digital di bidang akuntansi modern, sekaligus menjawab tantangan revolusi industri dan era digitalisasi akuntansi.

Materi workshop mencakup penguasaan berbagai software akuntansi populer, seperti: MYOB, Accurate, Zahir, Jurnal.id, dan Wave Accounting.

Peserta juga dikenalkan dengan Microsoft Excel tingkat lanjut, konsep big data, cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan keamanan data dalam manajemen informasi keuangan.

Tak hanya hard skill, sesi workshop juga mengupas pentingnya penguatan soft skill, di antaranya, komunikasi efektif, kolaborasi tim, Critical thinking, problem solving.

Baca juga: Workshop Wakaf Saham Perkuat Literasi MAZAWA

Selain itu, peserta diajak memahami etika profesi akuntansi digital, seperti:

  • Pencegahan manipulasi data
  • Ancaman cybercrime
  • Perlindungan privasi informasi

Sesi interaktif menampilkan praktik langsung penggunaan software Accurate, termasuk:

  • Setup awal perusahaan
  • Input data master pelanggan & pemasok
  • Transaksi penjualan & pembelian
  • Pengelolaan kas & bank
  • Penyusunan laporan keuangan dan pajak secara real-time

Mahasiswa diajak memahami bagaimana Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menciptakan efisiensi dari proses pencatatan hingga pelaporan keuangan terintegrasi.

Dengan terselenggaranya Workshop Technology in Accounting, HMPS Akuntansi Syariah FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta berharap para mahasiswa:

  • Mampu menguasai tools digital akuntansi
  • Siap bersaing di dunia kerja berbasis teknologi
  • Menjadi akuntan syariah profesional yang adaptif dan beretika
Penandatanganan kerja sama FEBI UIN Surakarta dan Polnes Samarinda untuk mendukung program bisnis digital dan pertukaran mahasiswa

Sinergi Strategis FEBI UIN Surakarta dan Polnes Samarinda Dukung Digitalisasi Akademik

Samarinda- FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta terus memperluas jejaring kolaborasi lintas lembaga pendidikan tinggi. Pada Rabu (30/4), dilakukan penandatanganan MOU dan MOA antara FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta dengan Politeknik Negeri Samarinda (Polnes). Agenda ini bertujuan memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, pengembangan program digital, serta pelaksanaan link and match antara kampus dan dunia usaha/industri (DUDI).

Sinergi Strategis untuk Pendidikan Bisnis Digital

Direktur Politeknik Negeri Samarinda, Dr. Ahyar Muhammad Diah, SE., MM., Ph.D., menyambut baik kolaborasi ini. Ia menilai, kerja sama FEBI UIN Raden Mas Said dan Polnes akan menambah nilai strategis bagi kedua institusi, terutama dalam pertukaran informasi lintas disiplin ilmu. Lebih jauh, sinergi ini juga memperluas ruang kerja sama dalam pengembangan kurikulum terapan.

Sejalan dengan itu, Prof. Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si., Dekan FEBI UIN Raden Mas Said, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya aktif menjalin kemitraan dengan berbagai politeknik di Indonesia dan luar negeri. Menurutnya, mahasiswa FEBI harus memiliki keseimbangan antara teori dan praktik, agar benar-benar siap menghadapi tantangan di dunia profesional.

Pertukaran Mahasiswa Reciprocal dan Program Studi Bisnis Digital

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rahmawan juga menyampaikan rencana program pertukaran mahasiswa reciprocal antara FEBI dan Polnes. Mahasiswa dari Polnes yang akan belajar di FEBI akan difasilitasi penuh, begitu pula sebaliknya. Skema ini bertujuan mendorong pemerataan akses belajar lintas institusi dan menguatkan karakter kolaboratif mahasiswa.

Selain itu, ia juga memperkenalkan Program Studi S1 Bisnis Digital yang baru saja dibuka oleh FEBI. Program ini menjadi langkah konkret FEBI dalam menjawab kebutuhan tenaga kerja berbasis teknologi digital dan kewirausahaan Islami.

Baca juga: Visiting Lecture Ekonomi Digital: FEBI UIN Raden Mas Said Perkenalkan Inovasi Unggulan

Kuliah Umum sebagai Implementasi MoU

Rangkaian kegiatan kerja sama ini juga dilanjutkan dengan Kuliah Umum Jurusan Akuntansi Polnes, menghadirkan dua narasumber utama:

  • Prof. Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si. (Dekan FEBI UIN Raden Mas Said)
  • Bapak Ali Ridwan (Kepala Bagian Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Kaltim-Kaltara)

Kuliah umum ini memperkuat komitmen terhadap implementasi kerja sama yang telah disepakati. Materi yang disampaikan mengangkat isu-isu strategis dalam dunia keuangan dan perlindungan konsumen di era digital.

Melalui kerja sama FEBI UIN Raden Mas Said dengan Polnes Samarinda, fakultas menunjukkan komitmen tinggi dalam memperkuat kualitas pendidikan tinggi berbasis kolaborasi. Langkah ini juga mendukung arah kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan pencapaian SDGs bidang pendidikan dan kemitraan.

Dekan FEBI menyampaikan kuliah umum kepada civitas akademika UIN Samarinda pada momen Visiting Lecture

Visiting Lecture Ekonomi Digital: FEBI UIN Raden Mas Said Perkenalkan Inovasi Unggulan

Ekonomi Digital FEBI UIN Raden Mas Said di Visiting Lecture UINSI

Samarinda – FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di lingkungan akademik. Kali ini, partisipasi ditunjukkan dalam acara Visiting Lecture yang digelar oleh FEBI UINSI Samarinda, Rabu (30/4), bertema “Ekonomi Digital sebagai Solusi Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi”.

Kegiatan ini dihadiri mahasiswa lintas program studi dan sivitas akademika. FEBI UIN Raden Mas Said hadir sebagai narasumber utama melalui Prof. Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si., Dekan FEBI.

Inovasi Ekonomi Digital: One Touch dan SIMETA

Dalam paparannya, Prof. Rahmawan menyampaikan bahwa transformasi digital tidak hanya soal efisiensi. Sebaliknya, digitalisasi adalah penggerak utama inovasi, pengelolaan sumber daya, dan penciptaan nilai tambah ekonomi.

Sebagai contoh, beliau memperkenalkan dua produk unggulan:

  • One Touch, platform layanan administrasi digital bagi mahasiswa dan dosen.
  • SIMETA, sistem berbasis data untuk monitoring dan evaluasi akademik.

Kedua sistem ini mendukung pengambilan keputusan berbasis data dan transparansi akademik. Selain itu, inovasi ini menunjukkan komitmen FEBI terhadap penguatan kualitas pendidikan tinggi berbasis digital Islami.

Baca juga: FEBI UINSI Samarinda Gelar Visiting Lecture: Dorong Transformasi Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi

Kolaborasi FEBI untuk Peningkatan Kualitas Akademik

Selain sesi kuliah, kegiatan ini juga menandai dimulainya kerja sama resmi antara FEBI UIN Surakarta dan FEBI UINSI Samarinda. Tujuan kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas akademik, memperluas jaringan, dan mencetak lulusan yang adaptif serta kompetitif secara global.

Dalam sambutannya, Dr. H. Moh. Mahrus, S.Ag., M.HI., Dekan FEBI UINSI, menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia menekankan pentingnya nilai-nilai Islam dalam setiap aspek inovasi digital.

Ekonomi Digital Berbasis Nilai Islam

Foto penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara FEBI UIN Raden Mas Said dan FEBI UINSI Samarinda dalam pengembangan ekonomi digital

Melalui Visiting Lecture ini, FEBI UIN Raden Mas Said mempertegas perannya dalam pembangunan ekonomi digital berbasis nilai Islam. Upaya tersebut diwujudkan tidak hanya dalam inovasi teknologi, namun juga melalui kolaborasi antarfakultas.

Kegiatan ini juga menjadi refleksi bahwa transformasi digital harus tetap berlandaskan etika, keadilan, dan kemaslahatan umat. FEBI UIN Raden Mas Said siap menjadi garda depan dalam membangun masa depan digital yang berkarakter dan bermoral.

Baca juga: Gaungkan Pesan Damai di Era Digital, Dialog Publik Moderasi Beragama Diserbu Mahasiswa