SEMA FEBI UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA GELAR SEKOLAH ADVOKASI: SIAP CETAK MAHASISWA BERPIKIR KONSTRUKTIF

FEBI News| Berlangsung selama dua hari, Kamis (31/03/2022) hingga Jum’at (01/04/2022) Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (SEMA FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta sukses gelar sekolah advokasi. Kegiatan ini berlangsung di Graha UIN Raden Mas Said Surakarta dengan antusias tinggi dari para mahasiwa, terbukti kegiatan ini diikuti paling tidak 100 mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. Dengan mengusung tema “Membingkai Jiwa Advokasi sebagai Upaya Menumbuhkan Pola Berfikir Konstruktif Mahasiswa” kegiatan berlangsung secara interaktif dengan para mahasiswa.

Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Bapak Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. Rahmawan Arifin, M.Si., beliau menuturkan bahwasannya berfikir konstruktif merupakan bekal utama seorang mahasiswa. Dengan adanya pola pikir konstruktif mahasiswa mampu berpikir secara kritis dan kreatif tetapi membangun. Berfikir konstruktif mampu menghasilkan solusi yang tidak menimbulkan masalah baru.

Kegiatan ini berhasil hadirkan dua pemateri yang kompeten pada bidangnya dengan materi yang sangat berbobot. Materi pertama memaparkan mengenai Pengantar Mahasiswa dan Advokasi yang disampaikan oleh Abdul Ghofur, S.Pd  (WALHI Nasional). Dilanjutkan pemateri kedua yang memaparkan mengenai Manajemen Isu dan Analisis Wacana.yang disampaikan oleh RT. Gunawan Setyopuro S.Sos.I yang merupakan pegiat dan pendamping desa.

Di hari kedua kegiatan tak kalah interaktif, yakni menghadirkan dua pemateri yaitu materi yang pertama adalah Agitasi & Propaganda yang disampaikan oleh Nur Rifai S.E (Sekertaris PC GP Ansor  Klaten) dan yang kedua adalah  Manajemen Aksi dalam advokasi litigasi Thoha Ulil Albab, S.H. ( Aktivis Komphein ). Di setiap akhir sesi pemateri dilakukan FGD (Forum Group Discussion) selama 30 menit yang diikuti oleh seluruh  peserta.

Puncak acara pada hari kedua diadakan praktik orasi secara berkelompok oleh seluruh mahasiswa peserta sekolah advokasi ini. Terselenggaranya sekolah advokasi ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mengenai hal-hal yang berkaitan dengan advokasi dan membangun pola berpikir konstruktif dalam menghadapi suatu permasalahan. Besar harapan kedepan akan lebih banyak diadakan kegiatan seperti ini untuk cetak mahasiswa yang visioner, berkompeten, dan siap lanjutkan tampuk keberlangsungan masa depan.

Redaktur: Shafina HD/KJF

Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen FEBI tahun 2022 mengusung tema Ekonomi Kreatif dan Inovatif dalam rangka memperkuat Ketahanan Usaha Masyarakat Pasca Pandemi

Penulis: Anim Rahmayati, M.Si

FEBI News| Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mengadakan kegiatan FGD Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat pada Jumat (1/04/2022). Kegiatan ini bertujuan memberikan masukan rencana kegiatan PKM dosen oleh narasumber agar kelompok dosen dapat melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan baik. Acara pembukaan dipandu oleh pembawa acara Sadewa Aziz Diamonda, M.Sc. Kemudian dilanjutkan dengan Sambutan Dekan yang diwakili oleh Wakil Dekan I, Dr. Awan Kostrad Diharto, SE, M.Ag.

Acara inti FGD disampaikan oleh narasumber Rohadi, S.Pd sebagai pelaku ekonoi kreatif yang dipandu oleh moderator Khomaruddin Achmad, ME. Narasumber menyampaikan tema Ekonomi Kreatif. Para dosen harus memetakan dan identifikasi dahulu sebelum melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat adalah pengetahuan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Harusnya proposal pengabdian itu ada beberapa level, antaralain 1. Charity yaitu datang, membawa bantuan dan bukan pemberdayaan, 2. Income generating, lebih dari carity ada peningkatan pendapatan, 3. Community development, mendorong masyarakat menyelesaikan masalahnya sendiri. 4. Community organizing, pengorganisasian satu komunitas, 5. Community empowermen, menyelesaikan problem dengan membangun kekuatan.

Setelah pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan memberikan masukan atas proposal/usulan rencana PKM yang masuk dan sesi tanya jawab dengan kelompok pengusul PKM. Acara diakhiri dengan penutupan oleh moderator dengan menyampaikan ringkasan acara FGD. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian info PKM oleh panitia dan foto Bersama.

Siapkan Program Penuh Aksi, Komunitas Jurnalis FEBI Gelar Rapat Kerja Kepengurusan Periode 2022

FEBI NEWS| Komunitas Jurnalis FEBI (KJF) sukses adakan rapat kerja (Raker) kepengurusan periode 2022 dengan mengusung tema “Bersinergi Membangun Jurnalis FEBI yang Penuh Aksi”. Acara ini digelar secara blended yakni secara daring via google meet dan luring yang berlokasi di Wedangan Jero Kraton Kartasura, Sukoharjo. Meskipun juga diselenggarakan secara luring, Acara Raker yang berlangsung secara interaktif ini telah dilaksanakan pada Minggu (26/3/2022) .

Acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan pembukaan dari MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan dari ketua panitia dan Pimpinan Umum Komunitas Jurnalis FEBI 2022. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib dari presidium sementara. Memasuki acara inti, yaitu penyampaian program kerja dari masing-masing divisi yang dipandu oleh presidium tetap yaitu pimpinan dari Komunitas Jurnalis itu sendiri. Program kerja yang disampaikan masing-masing divisi disini sangat berbobot dan visioner, bertujuan wujudkan Jurnalis FEBI yang progresif. Acara penyampaian berlangsung secara khidmat kemudian ditutup dengan pembacaan hamdalah. Acara selesai pada pukul 15.00 WIB yang kemudian dilanjutkan sesi evaluasi dari masing-masing sie.

Pimpinan Umum Komunitas Jurnalis FEBI, Ersiana Riandani berpesan bahwa tidak ingin kepengurusan KJF berhenti sampai kepengurusan ini. Oleh karena itu, beliau ingin agar pengurus KJF saat ini mensosialisasikan KJF kepada mahasiswa baru supaya KJF memiliki penerus yang aktif dan responsif. Selain itu, beliau juga mengatakan untuk terus melatih skill pengurus melalui Journalis Class maupun Kelas Design dan Fotografi agar calon penerus KJF memiliki kemampuan yang mumpuni sebagai seorang jurnalis. Semoga dengan diadakannya Raker ini, pengurus Komunitas Jurnalis FEBI semakin solid dan kompak dalam menjalankan Program Kerja di kepengurusan tahun ini demi lejitkan organisasi pers mahasiswa yang berprogresif.

Redaktur: Beni ST/KJF

Editor: Shafina HD/KJF

Design: Luthfiah/KJF

Tumbuhkan Mental Kewirausahaan Mahasiswa, Prodi Perbankan Syariah menggelar Kelas Peminatan Wirausaha

Penulis: Rahmawati Khoiriyah

FEBI News| Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan mental yang tangguh dan pola pikir yang terbuka. Berwirausaha berarti berupaya keras untuk mencapai tujuan dengan dengan adanya langkah konkret dalam mewujudkannya. Keberanian dalam diri seseorang dimulai ketika ia membuat impian yang akan ia capai dalam hidupnya. Memang tak mudah rasanya memimpikan sesuatu yang tinggi dikala masih belum mampu. Namun dengan impian itulah seseorang akan mencapai target hidupnya satu persatu. Untuk mendukung minat mahasiswa maka Program Studi Perbankan Syariah FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta, mengadakan program kelas peminatan wirausaha bagi mahasiswa semester 6 pada hari Jumat (18/3/2022) secara daring.

Pada kesempatan ini Hakim Azizi, narasumber kelas wirausaha juga menyampaikan bahwa, lulusan dari Prodi Perbankan Syariah tidak harus menjadi seorang banker. Mahasiswa-mahasiswa milineal harus bisa lebih terbuka dengan karir di wirausaha. Dengan berwirausaha kita bisa menghasilkan pendapatan yang memuaskan dan dapat membantu sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan. Untuk menjadi wirausaha, hal yang perlu diperhatikan adalah niat yang kuat, berani memulai, mencoba berpikir kreatif dan harus mempunyai mental yang kuat agar nantinya tidak mudah menyerah jika kondisi usahanya sedang dalam posisi menurun.

Selain adanya persiapan mental yang matang, segala hal yang dilakukan juga harus diimbangi dengan adanya doa. Dengan doa inilah segala maksud yang ingin diraih bisa diberikan kelancaran oleh Tuhan. Lanjutnya, hendaklah seseorang selalu mendahulukan untuk mendoakan kedua orang tuanya dan orang lain. Kemudian setelahnya ia dapat melanjutkan untuk dirinya sendiri. Terakhir, ia berpesan pada para mahasiswa agar senantiasa mengambil segala kebaikan. Tak lupa, ia mengulangi poin penting yang ia garis bawahi, “Yang terbaik diantara Anda adalah yang segera mengambil langkah, bukan yang terlalu banyak berpikir. jangan jadikan buruknya kedisiplinan Anda sebagai penghambat impian Anda.”

Klinik Karya Ilmiah bagi Dosen dan Mahasiswa bahas Trik menembus Jurnal Bereputasi

Penulis: Usnan, M.E.I

FEBI News| Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Mas Said Surakarta terus melakukan berbagai upaya untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia termasuk mahasiswa, diantaranya melaksanakan kegiatan “Klinik karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa” . Orientasi dari kegiatan ini adalah untuk mendukung pengembangan kuantitas dan kualitas publikasi dosen dan juga mahasiswa pada jurnal-jurnal bereputasi. Kegiatan ini juga sekaligus mendukung program pengembanan tugas akhir bagi mahasiswa yang tidak hanya dalam bentuk skripsi, melainkan internship dan juga artikel jurnal.

Kegiatan klinik karya ilmiah yang belangsung selama dua hari ini yaitu tanggal 24 dan 25 Maret 2022 mengangkat tema “Trend Riset dan Trik Menembus Jurnal Bereputasi” dengan menghadirkan narasumber Ibu Dr. Hj. Sudarwati, SE, MM (Ketua Jurusan Ilmu Manajemen Pasca Sarjana UNIBA Surakarta) dan dimoderatori oleh Bapak Khomarudin Achmad, ME (Owner Brownies Tiwul).

Kegiatan klinik karya ilmiah yang dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa terutama mahasiswa semester akhir yang sedang dan akan mengerjakan tugas akhir, dihari pertama dibuka langsung dengan sambutan dan pembukaan yang disampaikan oleh Dekan FEBI bapak Dr. M. Rahmawan Arifin, SE, MSi. Dimana beliau menegaskan tentang tujuan kegiatan klinik karya ilmiah ini dan secara lebih khusus beliau menyampaikan tentang tiga model tugas akhir yang ada di FEBI dan salah satunya adalah artikel jurnal, dimana adanya tiga model tugas akhir tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan konsep merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).

Inti kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut berisi beberapa materi seputar artikel jurnal dimulai dari; Pentingnya membaca artikel yang baik untuk membuat artikel ilmliah yang baik, bagaimana mendapatkan ide penelitian, current issues, tahapan penelitian, metode penelitian pilih artikel terbaik sebagai contoh, membuat rencana riset, situs-situs sumber ide penelitian, kriteria artikel yang tidak layak publikasi, model kerangka bagian-bagian dalam suatu artikel publikasi dan penjelasan dari masing-masing bagian tersebut mulai dari abstrak hingga referensi yang digunakan. (Usnan)

FGD Kelas Peminatan Perbankan Syariah Usung Tema “Potensi dan Relevansi Kelas Peminatan dalam Menyongsong Era Society 5.0”

FEBI News | Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) Program Kelas Peminatan dalam rangka Penyempurnaan Buku Panduan Pelaksanaan Program Kelas Peminatan dengan tema “Potensi dan Relevansi Kelas Peminatan dalam Menyongsong Era Society 5.0” di hari kedua, 23 Maret 2022, diisi oleh Quality Control Manager PT. Intan Pariwara, Yana Suryana, M.Hum dan dipandu oleh moderator Ahmad Pambudi, M.E alumni FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta. Turut hadir dalam kegiatan hari kedua Ketua Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah Budi Sukardi, S.E.I., M.S.I, Sekretaris Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Usnan, S.E.I., M.E.I., dan  Koordinator Prodi Perbankan Syariah, Rais Sani Muharrami, S.E.I., M.E.I., dosen-dosen Prodi Perbankan Syariah (PBS), perwakilan mahasiswa PBS semester 6, dan tenaga kependidikan.

Acara pada hari kedua diawali dengan sambutan oleh Ketua Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah Budi Sukardi, S.E.I., M.S.I., yang menyampaikan bahwa dalam era smart society kita (dosen) sebagai pendidik memiliki kewajiban dalam memberikan knowledge, skill, value dan attitude untuk mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa harus memahami teknologi dan permasalahan yang ada di masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman. Pelaksanaan kelas peminatan di FEBI memiliki potensi dan relevansi dalam menyongsong era smart society tersebut.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparan kelas peminatan oleh Koordinator Prodi PBS, Rais Sani Muharrami, S.E.I., M.E.I. Beliau menyampaikan bahwa kelas peminatan diberlakukan pada mahasiswa mulai semester 5. Adanya kelas peminatan di FEBI dilatarbelakangi karena setiap mahasiswa FEBI memiliki keunikan dan potensi tersendiri. Oleh karena itu, kelas peminatan dibagi menjadi 3, yakni kelas akademisi, kelas professional, dan kelas wirausaha. Beliau juga menyampaikan bahwa kelas akademisi memiliki kecenderungan memiliki mahasiswa yang unggul dalam prestasi, kritis dalam berdiskusi dan sistematis. Mereka adalah mahasiswa yang cenderung bersemangat dan rajin dalam mengerjakan tugas kuliah. Tetapi, peminat pada kelas akademisi hanya sedikit. Kurang lebih hanya tiga puluh mahasiswa setiap angkatannya. Sementara kelas peminatan professional adalah kelas peminatan yang paling besar jumlah peminatnya. Dari Sembilan kelas yang ada di setiap angkatan, 7 kelas merupakan kelas peminatan professional. Lebih lanjut beliau menyampaikan juga kelas peminatan wirausaha memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan kelas akademisi. Kecenderungan kelas ini mahasiswa yang ada lebih kreatif, inovatif dan memiliki daya tarik tersendiri untuk membuka usaha. Terakhir beliau menyampaikan kedepannya, pembagian kelas peminatan tidak hanya dilakukan melalui kuisioner yang dibagikan di google form, akan tetapi juga melalui tes potensi akademik dan tes potensi karir.

Acara inti yaitu expert reviewdiisi oleh Quality Control Manager PT. Intan Pariwara, Yana Suryana, M.Hum. Dalam penyampaiannya, Bapak Yana Suryana menyampaikan bahwaa Era society 5.0 adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa teknologi akan hidup berdampingan dengan manusia untuk meningkatkan hidup secara berkelanjutan. Hal ini juga berlaku dalam dunia perkuliahan yaitu bagaimana caranya mengkonsep dan mengemas kelas peminatan menjadi lebih baik. Beliau menyampaikan bahwa desain panduan kelas peminatan sudah sangat bagus tetapi permasalahannya adalah cara deliverynya yang kurang Oleh karena itu, dalam sisa sesi FGD di hari kedua dilakukan secara menyeluruh oleh Pak Yana Suryana melalui diskusi interaktif dengan Kajur, Sekjur, dan Koordinator Prodi PBS. Red: Wahyu Dian Silviani.

Lakukan Penyempurnaan Buku Panduan Kelas Peminatan, FEBI Gelar FGD Program Studi Akuntansi Syariah

FEBI News | Sebagai bagian dari usaha Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapai dunia kerja, maka FEBI dengan konsisten mengadakan upaya-upaya peningkatan kualitas mahasiswa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan program kelas peminatan bagi mahasiswa semester 5, 6, dan 7. Guna memaksimalkan pelaksanaan program kelas peminatan ini maka diadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Potensi dan Relevansi Kelas Peminatan dalam Menyongsong Era Society 5.0”. Acara FGD ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 22 – 24 Maret 2022 yang dilaksanakan di Aula FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta.

Pada hari pertama, 22 Maret 2022, hadir sebagai pembicara adalah Bhimo Rizky Samudro, Ph.D yang merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta serta dipandu oleh Moderator Ahmad Pambudi, M.E., alumni FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta. Turut hadir dalam kegiatan hari pertama Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si., Wakil Dekan I Dr. Awan Kostrad Diharjo, S.E., M.Ag, Ketua Jurusan Manajeman dan Akuntansi Syariah H. Khairul Imam, M.H.I, Koordinator Program Studi Akuntansi Syariah (AKS) Fitri Laela Wijayanti, M.Si., dosen-dosen Prodi AKS, perwakilan mahasiswa semester 6 Prodi AKS, dan tenaga kependidikan.

Acara FGD diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Dekan FEBI, Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan sejarah lahirnya program Kelas Peminatan di FEBI. Beliau menyampaikan bahwa mahasiswa yang akan diwisuda telah diberikan pembekalan dalam bentuk program Career Development Program (CDP). Akan tetapi, berdasarkan masukan dari stakeholder, ternyata pembekalan perlu disiapkan sejak dini, tidak hanya saat mahasiswa akan diwisuda. Oleh karena itulah lahirlah program kelas peminatan yang dimulai sejak mahasiswa menginjak semester 5.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kelas peminatan secara umum oleh Wakil Dekan I, Dr. Awan Kostrad Diharto, S.E., M.Ag.  Beliau menyampaikan bahwa diawal implementasi kelas peminatan pelaksanaannya masih sangat sederhana dan belum tertata dengan baik, namun seiring dengan adanya evaluasi dan perbaikan, program kelas peminatan semakin tertata dan menjadi semakin baik dengan kurikulum yang mendukung mahasiswa untuk menyiapkan karirnya sejak dini. Di UIN Raden Mas Said sendiri, baru FEBI yang memiliki program kelas peminatan yang sudah tertata secara optimal bahkan sudah termasuk pada pengelompokkan kelas. Fakultas lain ada yang baru merintis kelas peminatan sejak semester 3, namun tidak ada pemecahan kelas secara khusus sesuai dengan peminatan yang dipilih.

Pemaparan materi kedua dilakukan oleh Koordinator Program Studi Akuntansi Syariah, Fitri Laela Wijayanti, S.E., M.Si. Beliau menyampaikan bahwa kelas peminatan sudah ada sejak 2017. Saat ini pelaksanaan kelas peminatan telah memasuki angkatan ke 3. Tujuan dari kelas pemintan ini untuk memetakkan minat mahasiswa dan dilaksanakan di semester 5. Proses peminatan dimulai dengan mahasiswa mengisi google form. Dalam google form tersebut mahasiswa diberikan pertanyaan yang bertujuan untuk menggali informasi terkait minat mahasiswa. Kelas peminatan yang paling sedikit peminatnya adalah kelas akademisi, sedangkan yang paling banyak peminatnya adalah kelas profesional, sementara kelas kewirausahaan peminatnya juga hampir sama dengan kelas akademisi. Prodi membekali mahasiswa sesuai kelas peminatannya masing-masing dengan dua hal yaitu 1) penguatan peminatan dosen kelas peminatan; dan 2) penguatan peminatan mid professional session, dengan bertemu secara langsung oleh praktisi profesional dibidangnya masing-masing dari ketiga profesi tersebut.

Memasuki acara inti dengan pembicara utama, Bhimo Rizky Samudro, Ph.D. melakukan expert review buku panduan panduan pelaksanaan kelas peminatan. Beliau menjelaskan, secara umum alur transmisi kompetensi lulusan, kurikulum, capaian pembelajaran, dan profil lulusan. Alurnya dimulai dengan memahami visi dan misi prodi yang kemudian dituangkan ke dalam Kompetensi Lulusan dan Profil Lulusan. Untuk menemukan titik diantara dua hal tersebut, dapat dilaksanakan kegiatan seperti FGD dan hearing. Kegiatan-kegiatan ini selanjutnya diharapkan dapat menelurkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Selanjutnya, RPS diturunkan ke dalam Capaian Pembelajaran dan terakhir dilakukan evaluasi CPL dengan metode pembelajaran dan penilaian.

Selama penerapan Kelas Peminatan, menurut beliau perlu ada evaluasi ketercapaian CPL dan Kelas Peminatan yang meliputi: 1) Evaluasi ketercapaian CPL menjadi basis untuk mengukur apakah proses internalisasi suatu peminatan dapat tercapai. 2) Terdapat perbedaan pendekatan untuk melihat ketercapaian CPL antara prodi dengan konsentrasi peminatan terstruktur dengan konsentrasi peminatan tidak terstruktur. 4) Evaluasi yang terstruktur: lebih terfokus alur transmisi CPL, Pengukuran CPL pada matkul pilihan wajib dan matkul pilihan, perlu diantisipasi apabila ada mahasiswa yang berpindah peminatan di tengah proses, dan ada kemungkinan linieritas antara peminatan dan tipok TA/skripsi. 5) Evaluasi yang tidak terstruktur: alur transmisi CPL lebih heterogen, pengukuran CPL pada matkul yang diambil terutama matkul pilihan, mahasiswa lebih bebas memilih matkul lintas peminatan, dan ada kemungkinan lintas peminatan dengan topik skripsi/TA. Sesi review dilanjutkan dengan sesi diskusi yang diikuti dengan antusias oleh peserta baik dosen maupun mahasiswa. Red: Wahyu Dian Silviani

Seminar Nasional Moderasi Beragama, FEBI hadirkan Budayawan Ngatawi Al-Zastrow dan Aktifis Katolik Agustina Dewi Sitaresmi Ratih Pratiwi

Penulis: Asep Maulana Rohimat

FEBI News| Sebagai rangkaian peringatan tasyakur Dies Natalis FEBI ke 22, panitia menggelar Seminar Nasional Moderasi bergama dengan tema ”Generasi Hebat, berfikir Moderat, menebar Manfaat”. Hadir sebagai pembicara Budayawan sekaligus Juru Bicara Presiden Gus Dur Dr. Ngatawi Al-Zastrow, M.Si serta dipandu Moderator Agustina Dewi Sitaresmi Ratih Pratiwi, ST sebagai Aktifis Katolik dan Manajer Rumah Budaya Kratonan. Turut hadir Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, M.Ag, Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si, Wakil Dekan 2 Dr. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd, Wakil Rektor 3 Septin Puji Astuti, Ph.D, Dosen, Tenaga Kependidikan, Pengurus Ormawa dan ratusan mahasiswa sebagai peserta. Acara ini diselenggarakan pada Senin (21/3/2022) bertempat di Aula Gedung A lantai 2 juga disiarkan secara langsung di kanal FEBI Tv.

Acara seminar didahului dengan opening seremoni sekaligus pemotongan tumpeng, sebagai simbol tasyakuran dies natalis FEBI ke 22. Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si dalam sambutan awalnya menyatakan bahwa dalam Dies Natalis ke 22 ini, FEBI menghadirkan acara “kenduren” dalam rangka Dies Natalis, sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya bangsa Indonesia yang sekaligus dikemas dalam Seminar Nasional Moderasi Beragama untuk mencetak Generasi FEBI yang moderat dalam berfikir dan berperilaku, bukan sekedar ahli ekonomi namun bisa menjadi agen perubahan  toleran di dunia yang penuh keragaman.   

Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, M.Ag selanjutnya memberikan opening speech sekaligus membuka secara resmi rangkaian acara Dies Natalis FEBI ke 22. Rektor memberikan ucapan selamat kepada FEBI karena sudah 22 tahun menjadi bagian penting dalam perkembangan Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, diantaranya adalah sebagai fakultas yang paling favorit pada masa IAIN Surakarta. Prof. Mudofir kemudian menjelaskan pentingnya sikap moderasi beragama bagi generasi digital saat ini. Menurutnya kesadaran moderasi beragama sudah ada sejak dulu, karena DNA manusia Indonesia adalah berbangsa-bangsa, masa lalu bangsa Indonesia bahkan kepercayaannya adalah berupa agama animisme dan dinamisme, baru selanjutnya munculah agama Hindu, Budha, Kristen, Katolik, lalu Islam. DNA Moderasi sudah aja sejak dulu, maka perlu kesadaran sebagai generasi muda intelektual dengan rendah hati, melampaui batas-batas keorganisasian dan menjadi open society. Sebagai kelompok elit strategis, mahasiswa harus menjadi agen moderasi dan perubahan. Salah satunya literasi digital yang berbasis fakta, bukan hoax. “Hidup masa depan harus berkolaborasi dengan berbagai orang, moderasi beragama adalah pintu masuk agar bisa berkolaborasi dengan baik”. pungkas Prof. Mudofir.

Agenda Utama Seminar Nasional Moderasi Beragama dipandu oleh Moderator Agustina Dewi Sitaresmi Ratih Pratiwi, ST sebagai Aktifis Katolik dan Manajer Rumah Budaya Kratonan dan pembicara utama Budayawan sekaligus Juru Bicara Presiden Gus Dur Dr. Ngatawi Al-Zastrow, M.Si. pembicara menekankan pentingnya generasi milenial FEBI memahami Konsep Moderasi Beragama lalu melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya dengan diawali pemahaman sejarah munculnya agama-agama di Indonesia, terutama interaksi Agama Spiritualisme (animisme-dinamisme) yang kemudian dilakukan akulturasi oleh para pendakwah dari masa Khalifah Usman terhadap budaya bangsa Indonesia saat itu. Poin penting kemudian adalah memahami definisi Moderasi beragama dalam Islam, yaitu sikap berIslam  yang menolak ekstrimitas, Menolak berbagai tindakan dan pemikiran ekstrim yang bisa merusak tatanan dan menimbulkan kemadharatan. Berdiri tegak di tengah untuk menjaga keadilan demi terwujudnya kemaslahatan. Istilah ini dipopulerkan oleh Yusuf Qardawi yang berasumsi bahwa semua prinsip dasar agama Islam baik Aqidah, Syariah maupun Akhlak dilandasi atas nilai wasatiyah. Selanjutnya memahami Karakter Dasar Islam Moderat (Wasathiyyah) yaitu Fleksibel dan elastis namun tegas, Mengedepankan kearifan dan akhlak, dan Menolak tindakan dan pemikiran ekstrim.

Kunci utama Untuk memperkuat moderasi beragama, adalah diperlukan pemahaman yang kuat terhadap sejarah keislaman dan kenusantaraan. Sejarah ini inilah yang akan menjadi referensi hidup (maroji’ul hayah) sekaligus sumber pengetahuan (resources) untuk diaktualisasikan dalam menghadapi pertarungan. Kedua memahami akar-akar tradisi sebagai jangkar dan spirit agar tidak mudah hanyut dan larut dalam tekanan arus dan silau oleh kenyataan. Dengan berbekal pada kedua hal inilah Walisongo dan Ulama Nusantara mampu melahirkan berbagai macam karya budaya dan pemikiran hingga bisa bertahan menghadapi tekanan dan tampil menjadi pemenang. Pungkas Dr. Ngatawi yang juga pernah menjadi Juru Bicara Presiden Gus Dur.

Foto: Kris

Rapat Koordinasi Program dan Anggaran Tahun 2022 Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said Surakarta

Penulis : Sadewa Aziz Diamonda, M.Sc.

FEBI News | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Mas Said selalu meningkatkan sinergitas dengan Organisasi kemahasiswaan (Ormawa) untuk meningkatkan kualitas kegiatan dan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan FEBI. Salah satu bentuk respon adalah menggelar Rapat Koordinasi Program dan Anggaran Tahun 2022 Organisasi Kemahasiswaan yang bertujuan membahas dan meninjau inisiasi program yang akan dilaksanakan oleh semua Ormawa. Kegiatan rapat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2022 di Aula FEBI Lantai 1 dan dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan di lingkungan FEBI dan perwakilan dari masing-masing Ormawa seperti SEMA, DEMA, HIMA MBS, HIMA AKS, HIMA PBS, PAKKIS, dan FRESH.

Kegiatan rapat dibuka dengan sambutan yang disampaikan langsung oleh Dekan FEBI, Dr. M. Rahmawan Arifin, SE, MSi yaitu “Sosialisasi program dan anggaran harus dilakukan agar terjadi sinkronisasi dan kerjasama antar unit Ormawa sehingga sinergitas kelembagaan dapat berdampak positif dalam peningkatan kualitas bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan (SDM Fakultas). Ormawa memiliki instrumen penting yang merupakan concern dari fakultas juga, dimana dapat menghasilkan sinergitas visi dan misi antara FEBI dan Ormawa. Sinergitas dan kolaborasi mempercepat dan mempermudah dalam mencapai tujuan berupa pengembangan dan kemajuan bersama.”. Kegiatan rapat dilanjut dengan acara inti yang dipandu oleh Moderator Farah Nilawati, S.Sos.I. dengan pemaparan konsep kegiatan dari masing-masing Ormawa. Kegiatan rapat semakin seru dan hangat ketika Ormawa pemapar selesai memberikan pemaparan, maka para jajaran pimpinan di lingkungan FEBI dan Ormawa lain langsung memberikan beberapa catatan dan saran pada draft kegiatan, sehingga didapatkan koreksi langsung mengenai calon kegiatan dan mendapatkan transparansi kegiatan bagi Ormawa lain. Kegiatan rapat diakhiri dengan closing statement yang disampaikan oleh Dekan FEBI berupa “Kerjakan pekerjaan dengan sebaik mungkin dan menjunjung tinggi kepercayaan diri dan harga diri.”, selanjutnya acara ditutup oleh pembawa acara.

Diskusi Potret Ekonomi Masyarakat Pedesaan, FEBI siap ikut berkarya melalui program PKM Dosen


FEBI News| Forum Diskusi Dosen terus mengkaji berbagai aspek ekonomi sebagai bagian dari tanggung jawab akademisi yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi khususnya Fakultas, tetapi juga terus berupaya merespon dan peka terhadap berbagai kondisi yang ada di sekitar. Salah satu sisi yang tak luput dikaji dalam forum Diskusi Dosen adalah sisi kehidupan ekonomi yang ada di masyarakat pedesaan yang ini diangkat dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan pada Rabu (16/3/2022) dengan mengangkat tema “Potret Ekonomi Masyarakat Pedesaan”.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula FEBI juga disiarkan langsung melalui akun youtube FEBI ini menghadirkan narasumber dari akademisi Sadewa Azis Diamonda, S.TP, M.Sc (Dosen muda FEBI UIN Surakarta) dan narasumber dari pakar sekaligus praktisi yaitu Rahadi, S.Pd (Ketua Yayasan LPTP Surakarta juga Komisaris PT. BPRS CSU Surakarta) dan dipandu oleh moderator M. Azwan Anas. Kegiatan inti diskusi dosen kali ini diawali dengan pembuka materi dari narasumber pertama bapak Sadewa yang memberikan paparan awal bahwa untuk membangun perekonomian yang berkontribusi baik bagi daerah maupun secara nasional maka perlu pembangunan mulai dari level desa, namun demikian pembangunan ekonomi di pedesaan sangat berhubungan dengan beberapa aspek diantaranya tipologi wilayah, kesuburan tanah termasuk pula aspek budaya.

Paparan materi inti berikutnya disampaikan oleh narasumber kedua Rahadi yang memulai materinya dengan satu kutipan dari apa yang disampaikan bung Hatta bahwa “Indonesia tidak akan terang dengan obor-obor di kota, tetapi Indonesia akan terang dengan cahaya lilin-lilin di desa”. Beliau kemudian melanjutkan materi inti berkaitan dengan dua gagasan utama yaitu pertama bahwa dalam membangun perekonomian masyarakat desa, perlu memperhatikan berbagai faktor yang menjadi tekanan bagi masyarakat di pedesaan mulai dari tekanan ekologi, tekanan ekonomi, tekanan budaya hingga tekanan sosial politik. Selanjutnya beliau memberikan narasi tetang bagaimana melakukan pembangunan ekonomi di pedesaan yang harus dimulai dari dua mendasar yaitu pertama dengan merubah pola piker (mindset) dan kedua dengan membangun kolaborasi sebagai modal utama di era digitalisasi.

Kegiatan diskusi semakin semarak dengan berbagai pertanyaan dari peserta diskusi termasuk tanggapan pula yang disampaikan dari bapak Dekan FEBI tentang bagaimana peran FEBI UIN Surakarta dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk memajukan perekonomian masyarakat khsususnya di pedesaan melalui kombinasi berbagai keilmuan mulai dari manajemen, akuntansi termasuk perbankan. Acara kemudian ditutup dengan closing statemen yang disampaikan oleh kedua narasumber dan selanjutnya kegiatan Diskusi Dosen secara resmi ditutup oleh pembawa acara.