Peran ZIS Masjid Tangani Covid-19


Bagi sebagian umat Islam yang hatinya sudah terpaut ke masjid, setiap adzan berkumandang tentu ingin rasanya segera berwudhu lalu berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat wajib secara berjamaah. Namun di masa pandemi saat ini terutama bagi orang yang berada di wilayah zona merah, kebiasaan baik tersebut harus ditunda demi mencegah penularan virus ke masyarakat yang lebih luas. Penggantinya adalah shalat tepat waktu di rumah bersama keluarga masing-masing.

Pandemi covid 19 ini membuat seluruh dunia diuji kesabarannya dan menguji bagaimana pemerintah membuat formulasi kebijakan secara jitu agar mencegah penularan virus tidak meluas. Kali ini kebijakan pemerintah Indonesia sudah sangat tepat untuk menghimbau umat Islam agar beribadah di rumah saja. Tidak melakukan kegiatan masjid sebagaimana biasanya dengan tujuan meminimalisir kerumunan orang banyak. Shalat berjamaah dibatasi, pengajian dilakukan secara daring, dan ramadhan tahun 1441 H tidak ada shalat tarawih yang biasanya sekaligus menghadirkan tokoh-tokoh cendikiawan muslim dalam kultumnya.

Tidak ada lagi buka bersama yang biasanya jadi ajang pasar ramadhan yang menjajakan  ribuan produk UMKM jamaah masjid. Tidak ada lagi tadarus berjamaah di masjid yang biasanya sekaligus jadi ajang belajar tahsin dan tafsir selepas ngaji. Tidak ada lagi sahur berjama’ah yang mampu mengundang para tukang becak dan anak jalanan untuk bersama-sama makan sahur di masjid. Namun tentu ini semua adalah ujian dan kita pasti melewatinya dengan penuh kemenangan.

Di luar masjid, Suasana yang paling nyata dirasakan oleh masyarakat adalah terhambatnya akses ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Bagi beberapa jenis pekerjaan yang diharuskan tetap melakukan aktifitas setiap hari dan harus keluar rumah. Misal saja pedagang keliling, supir kendaraan transportasi, pekerja bangunan, tukang parkir, tukang becak, dan pekerjaan lainnya. Imbasnya adalah terbentuknya kemiskinan baru di tengah masyarakat tersebut.

Bagaimana peran masjid sebagai sebuah organisasi dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) sebagai tim manajemen operasionalnya. Masjid seperti ini notabene memiliki program pengumpulan dan penyaluran Zakat, Infak, Shodaqoh (ZIS) untuk masyarakat mustahik. Tentunya juga masih ada dalam kas masjid tersebut sejumlah uang yang bisa disalurkan kepada masyarakat terdampak covid-19. Karena mereka itulah saat ini yang dikategorikan sebagai mustahik zakat. Masjid harus hadir menjadi instrumen ketahanan ekonomi masyarakat di masa pandemi ini. Masjid harus mempunyai formula jitu dan menjadi solusi saat pemerintah melaksanakan tugas berat lainnya.

Penghimpunan Gigih Dan Kreatif

Untuk menjadikan masjid sebagai pusat  pengelolaan ziswaf di masa pandemic ini, DKM perlu kiranya membuat program-program penghimpunan ZIS yang gigih dan kreatif. Gigih artinya bahwa Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) harus punya niat yang kuat dan tim yang solid dalam menghimpun dana ziswaf dari masyarakat beserta niat ikhlas karena Allah. Namun hal ini harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat bahwa setiap pengumpul dan penyalur zakat infak dan shodaqoh harus legal berbadan hukum berupa Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ), namun jika tidak memungkinkan masjid bisa bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai kepanjangan tangan dari Negara dalam ruang lingkup kecamatan. Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 86/PUU-X/2012 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Penghimpunan yang kreatif artinya bahwa setiap program ziswaf ini harus dipublikasikan secara unik, menarik dan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, baik untuk donatur, penerima manfaat ziswaf, dan masyarakat umum. Di era media social yang sangat cepat ini konten-konten kreatif akan menjadikan masyarakat merespon dengan cepat program-program yang ada. Semua konten tersebut kemudian bisa disebarluaskan melalui berbagai flatform misal youtube, facebook, instagram, twitter, bahkan sekedar berbagai video, gambar atau teks melalaui aplikasi whatsapp.

Penting juga ditunjuk satu orang atau lebih yang fokus menjadi “admin” atau pengelola utama dari seluruh media social tersebut. Menurut pengalaman penulis saat mengelola media social masjid, sekitar 60% donasi infak dan sedekah didapatkan dari sosialisasi melalui media sosial. Kuncinya adalah kreatifitas DKM dalam membuat poster publikasi yang menarik, jelas, dan menyentuh para donatur.

Pendataan yang Akurat

Mendapatkan donasi infak/shodaqoh dari donatur merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang pengurus DKM. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pendataan yang akurat terhadap penerima manfaat/mustahik ZIS tersebut.

Di era digital saat ini, pengambilan data bisajadi akan sangat mudah, namun perlu diperhatikan tingkat akurasinya. Profesionalisme dan keseriusan dari pengelola ZIS menjadi dipertaruhkan di program ini, karena diperlukan cukup waktu untuk melakukan pendaatan. Semakin luang jangkauan masjid, semakin banyak masyarakat yang didata tentu akan semakin banyak waktu dibutuhkan.

Masa darurat covid saat ini, masjid kami melakukan social distancing, maka model pendataan yang dilakukan adalah menggunakan googleform. Selain itu kerjasama dengan pengurus RT/RW bahkan tingkat kelurahan dan kecamatan bisa digunakan untuk mendapatkan data warga yang akurat.

Urgensi dari akurasi data ini adalah untuk mengatur penyaluran ZIS Secara efektif kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya. Jangan sampe dana ZIS yang sudah dikumpulkan malah salah sasaran. Sehingga inilah pentingnya setiap masjid berkoordinasi dengan Pemerintah Desa setempat dan kepada KUA data-data ini akan dilaporkan sebagai bagian dari perintah undang-undang.

Penyaluran yang Tepat Sasaran

Sasaran penerima manfaat dari ZIS sudah diatur dalam QS. At-Taubah : 60 yang terbagi kedalam delapan kelompok (ashnaf) yaitu:

Pertama, Kelompok Fakir yaitu masyarakat yang hampir tidak memiliki apa-apa dan tidak bekerja sama sekali sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Kelompok kedua adalah Miskin, yaitu mereka yang mempunyai harta atau pekerjaan tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan; kelompok ketiga adalah Pengurus zakat (Amil), mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat secara profesional; kelompok keempat adalah Mu’allaf yaitu mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keimanannya, ibadahnya dan perilakunya, kelima kelompok Hamba sahaya, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.

Kelompk keenam adalah Gharimin, yaitu mereka yang berutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa raganya; kelompok ketujuh adalah Fisabilillah, yaitu mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, pendidikan, pengelolaan masjid, dan lainnya. Kelmpok ke delapan adalah Ibnu Sabil, yaitu mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam rangka ketaatan kepada Allah.

Pada masa darurat covid 19 ini, kelompok yang paling rentan adalah fakir dan miskin, namun banyak juga kelompok fi Sabilillah yang ikut terdampak, terutama dampak pembatasan sosial, sehingga mereka tidak bisa tatap muka dalam mengajar dan menyampaikan pengajian. Kelompok fi sabilillah ini juga termasuk kelompok prioritas mendapatkan instrumen bantuan sosial dari masjid.

Pelaporan yang Akuntabel

Setelah melakukan semua alur penghimpunan dan penyaluran ZIS maka saatnya membuat laporan yang lengkap. Tujuan utama adalah transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan aturan perundang-undangan. Sehingga semua pihak yang terlibat seperi para muzakki dan para donatur bisa dengan terang benderang mengetahui kemana saja penyaluran dana yang telah mereka keluarkan. Dengan pelaporan yang transparan juga membuat tingkat kepercayaan dari para donatur akan semakin meningkat, sehingga mereka akan kembali mempercayakan donasi Zakat, Infak, Shodaqohnya melalui masjid kembali.

Berbagai instrument ini adalah ikhtiar kita semua sebagai bagian dari bangsa Indonesia agar bisa bahu membahu menghadapi masa darurat pandemic covid-19 ini. Tentu pemerintah pusat maupun daerah tidak mampu secara langsung memberikan bantuan kepada beberapa golongan masyarakat, apalagi jika datanya tidak masuk ke pemerintah. Dalam hal ini peran masjid sangat besar diharapkan membantu ekonomi masyarakat secara nyata dan lebih cepat. Tidak perlu banyak alur birokrasi dan langsung tepat sasaran. Semoga pandemi ini segera berakhir.

Penulis: Asep Maulana Rohimat, M.S.I, Dosen FEBI IAIN Surakarta dan Ketua DKM Masjid Perum Ostium Regency Kartasura 2017-2021

Essai ini juga telah terbit dalam Buku Antologi Essai: Rahayu Nir Sambikala: Refleksi Dosen IAIN Surakarta selama #diRumahAja

Awal Perkuliahan Semester Gasal 2020/2021, Seluruh Dosen FEBI IAIN Surakarta siap ajarkan Konten Kuliah berbasis Moderasi Beragama dan Kearifan Lokal

FEBI News| Seluruh dosen yang akan mengajar pada semester gasal tahun 2020/2021 menghadiri acara rapat koordinasi persiapan awal kuliah. Acara dilaksanakan hari ini 16/08/2020 melalui media zoom meeting. Dipimpin langsung oleh Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Dr. Awan Kostrad Diharto, M.Ag. dihadiri juga oleh Dekan, para wakil dekan, seluruh Ketua Prodi, dan para dosen.

Dekan FEBI IAIN Surakarta Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si memberikan sambutan sekaligus informasi bahwa Kuliah akan dilaksanakan penuh secara daring menggunakan aplikasi e learning iain Surakarta yang bisa diakses di laman http://elearning.iain-surakarta.ac.id/, para dosen diharapkan bisa mempunyai akun dan menggunakannya secara maksimal. Untuk melaksanakan pembelajaran setiap dosen juga diminta membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang merujuk kepada format RPS yang sudah fakultas tetapkan. Namun boleh dimodifikasi sesuai kreatifitas masing-masing. Di dalam RPS tersebut wajib memuat Konten moderasi beragama, konten kearifan lokal, dan konten core value IAIN Surakarta yaitu profesionality, religiuisity, civilty.

Wakil dekan 1 menyampaikan juga bahwa Semua proses pembelajaran dilaporkan dengan screen shoot sebagai bukti terlaksananya perkuliahan. Untuk penjadwalan kelas wajib mengikuti jadwal yang telah dibuat oleh fakultas. Selain itu para kaprodi menyampaikan beberapa masukan mahasiswa diantaranya adalah pemberian tugas akademis kepada mahasiswa diberikan secara proporsional dan tidak memberatkan secara teknis kepada mahasiswa namun tetap memperhatikan kualitas mata kuliah. Di akhir sesi Dekan FEBI menyampaikan selamat dan semangat kepada para dosen yang akan mengajar di semester gasal ini, khusus kepada Kepada para Dosen Luar Biasa (DLB) bisa mendapatkan KUM sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Diskusi Konsorsium Dosen FEBI IAIN Surakarta Hadirkan Konsultan Otoritas Moneter Saudi Arabia

FEBI News | Unit Konsorsium Dosen FEBI kembali melaksanakan diskusi dosen versi online “FEBI webinar series sesi-2”, yang dilaksanakan melalui aplikasi zoom pada Rabu 12 Agustus 2020, acara dimulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.30. Tema diskusi kali ini yaitu “Kupas Tuntas Metodologi Penelitian dalam Ekonomi Islam” dengan menghadirkan narasumber pakar Ekonomi Islam sekaligus Konsultan pada Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA), Bapak Dr. Yulizar D. Sanrego yang juga merupakan dosen pada Universitas Darussalam Gontor. Acara diskusi tidak hanya dihadiri oleh para dosen FEBI, tetapi juga ada beberapa dosen dari luar IAIN Surakarta.

Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan yang disampaikan oleh Dekan FEBI IAIN Surakarta; Bapak Dr. M. Rahmawan Arifin, SE., M.Si. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang telah berkanan hadir secara online untuk memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman secara khusus tentang Metodologi Penelitian dalam Ekonomi Islam. beliau juga mengungkapkan kebahagiaan atas beberapa prestasi yang telah diraih FEBI khususnya yang terbaru yaitu prestasi Jurnal Shirkah.

Acara diskusi dilanjutkan dengan inti kegiatan yaitu materi dan diskusi yang dalam kesempatan ini dipandu oleh Moderator yaitu Bapak Agus Setiawan, MEI. Inti diskusi dimulai dengan paparan materi yang disampaikan oleh Bapak Dr. Yulizar, dimulai dari pengantar materi diskusi tenang gambaran dan deskripsi data publikasi tentang ekonomi islam, Review terkait scientific method berkaitan dengan dua tehnik besar yaitu deduktif dan induktif, Interaksi antara ayat Qouliyah dan Kauniyah, hingga gambaran tentang Tantangan dan peluang dunia akademisi dalam perkembangan dan pengembangan ekonomi Islam. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta diskusi, namun karena keterbatasan waktu, hanya beberapa pertanyaan saja yang dapat difasilitasi dalam kegiatan diskusi. Kegiatan ditutup dengan cloosing statement dari Bapak Dekan, Dr. M. Rahmawan Arifin, yang menyampaikan ucapan terimakasih dan harapan bisa diberikan tambahan wawasan dan pengetahuan dari narasumber pada waktu dan kegiatan yang lain. (Usnan)

Konsorsium Keilmuan Studi Islam dan Ekonomi Syariah perdalam Pengembangan Ekonomi Kreatif UMKM

FEBI News| Surakarta, 10 Agustus 2020 – Konsorsium Dosen Keilmuan Studi Islam dan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta mengadakan diskusi dengan tema “Pengembangan UMKM Berbasis Ekonomi Syariah sebagai Pilar Ekonomi Kreatif FEBI IAIN Surakarta”. Acara ini berlangsung pada Senin, 10 Agustus 2020 pukul 09.00-12.00 WIB di Ruang Diskusi FEBI IAIN Surakarta.

Kegiatan diskusi ini dihadiri oleh beberapa dosen dari seluruh prodi yang ada di FEBI IAIN Surakarta. Diskusi ini dipimpin oleh Asep Maulana Rohimat, M.S.I. selaku sekretaris Konsorsium Dosen Keilmuan Studi Islam dan Ekonomi Islam.

Pada kesempatan ini, Ketua Konsorsium menyampaikan bahwa pengembangan UMKM berbasis ekonomi syariah perlu menjadi fokus untuk mendorong pilar ekonomi kreatif di FEBI IAIN Surakarta. Diskusi ini membahas berbagai gagasan dan masukan dari para dosen, termasuk pentingnya memperkuat basis ekonomi syariah dalam pengembangan UMKM, peran penting zakat dan infaq dalam pengembangan UMKM berbasis ekonomi syariah, serta meningkatkan kualitas produk dan layanan UMKM berbasis ekonomi kreatif. Kegiatan diskusi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di wilayah Surakarta.

Jaga Kebugaran Tubuh, Puluhan Dosen dan Pegawai ikuti Senam Sehat FEBI

FEBI News| Puluhan Dosen dan Pegawai IAIN Surakarta ikuti senam sehat yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Kegiatan dilaksanakan hari ini Jum’at pagi 7 Agustus 2020 di Panggung Kreasi Mahasiswa backyard gedung FEBI IAIN Surakarta.

Menurut Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si, bahwa kegiatan senam sehat ini adalah dalam rangka memperkuat imunitas dan kebugaran tubuh seluruh dosen dan Pegawai kampus, sehingga kegiatan yang dilaksanakan juga mengundang dosen dan pegawai fakultas lain dan juga para pegawai rektorat. Selain senam sehat, menu makanan sehat juga disajikan pada kegiatan pagi ini, yaitu jamu beras kencur dan kunir asam, pisang rebus, kacang rebus dan lupis candil khas Solo.

Senam sehat yang pertama kali dilaksanakan di FEBI merupakan inisiasi Wakil Dekan 2 FEBI Dr. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd. bersama tim dan didukung oleh BSM Cabang Surakarta. Kegiatan akan dilaksanakan secara berkala, dan bisa dihadiri lebih banyak lagi peserta dari civitas akademik IAIN Surakarta. (Amr)

Welcome New doctor, Diskusi Dosen FEBI hadirkan Guru Besar UGM

FEBI News | Diskusi dosen edisi bulan Agustus 2020 kembali hadir dengan konsep yang spesial, karena diskusi kali ini sekaligus untuk menyambut doktor baru FEBI (Welcome new doctor) bapak Dr. Agung Abdullah, MM, sehingga diskusi kali ini mengangkat tema: Bedah Disertasi, Analisis Kelembagaan Wakaf Produktif pada Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Yayasan Al azhar dan Gontor), diskusi dilaksanakan di Aula FEBI IAIN Surakarta mulai pukul 09.00, dengan narasumber bapak Dr. Agung Abdullah, MM dan Prof.Dr. Sangidu, M. Hum (Guru besar pada Fakultas Ilmu Budaya UGM). Karena kondisi new normal yg masih kurang mendukung pelaksanaan diskusi offline kali ini, peserta diskusi hanya sebagian dosen, dan yang lain ikut hadir dan berpartisipasi melalui live diskusi via IG febiiainsurakata dan via aplikasi zoom.

Kegiatan diskusi dibuka dengan sambutan yg disampaikan oleh Dekan FEBI bapak Dr. M. Rahmawan Arifin, MSi. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan kbhagiaan dengan kelahiran doktor baru (Dr.Agung Abdullah) yang insyallah juga akan sgra mnyusul bbrpa doktor baru diakhir tahun 2020 dan tahun 2021. Selain itu, beliau juga menyampaikan perkembangan kesiapan teknologi yang ada di FEBI dengan dibuatnya aplikasi febionetouch. Setelah sambutan, sesi pembukaan dilanjutkan dengan potong kue sebagai simbol syukur dan menyambut doktor baru FEBI.

Acara selanjutnya yaitu inti diskusi yang dipandu oleh Usnan, MEI. Materi diawali paparan dari narasumber pertama bapak Dr. Agung Abdullah yang mengawali dengan ucapan terimakasih kepada semua pihak yg telah banyak mendukung dan memberikan suport beliau untuk bisa Studi lanjut doktoral, paparan ttg latar belakang melakukan penelitian untuk disertasi, temuan penelitan tentang kelembagaan Wakaf yang ada di Al-azhar dan di Gontor yang sangat terkait dengan aspek regulasi dan posisi pemerintah dengan yayasan wakaf. Materi kedua dilanjutkan dengan paparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Sangidu yang merupakan promotor dari disertasi tersebut. Beliau memulai paparan tentang peran promotor dalam penyusunan disertasi baik secara umum pada pengalaman beliau selama menjadi promotor termasuk promotor pada disertasi Dr. Agung Abdullah ini. Kemudian beliau memberikan clue pada hasil disertasi Dr. Agung sebagai disertasi yang mampu memunculkan banyak ide-ide dan bahan penelitian atau disertasi berikutnya, serta harapan beliau dari disertasi ini dapat memberikan manfaat yg besar baik bagi perkembangan teoritis maupun praktis terkait Wakaf. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Beberapa pertanyaan diajukan kepada kedua narasumber baik dari peserta diskusi yg mengikuti pelaksanaan secara offline juga pertanyaan dari peserta yg live mengikuti via zoom. Acara diakhiri dengan penutup dan sesi foto bersama.

Mulai Semester Gasal 2020 FEBI Gunakan Program Perwalian Online Menggunakan Aplikasi FebiOneTouch

FEBI News | Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, proses perwalian untuk mahasiswa FEBI di semester gasal 2020 menggunakan aplikasi Febionetouch, aplikasi ini merupakan upaya terobosan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta untuk mempermudah dan mempercepat proses bimbingan akademik dari dosen Pembimbing akademik kepada mahasiswa.

Hari ini Selasa 4 Agustus 2020 dilaksanakan bimbingan teknis kepada seluruh Dosen Wali /pembimbing akademik tentang proses perwalian menggunakan aplikasi febionteouch, dalam sambutan awal Wakil Dekan 1 Dr. Awan Kostrad Diharto menyampaikan bahwa perwalian ini penting sebagai bentuk bimbingan dosen kepada mahasiswa supaya tidak salah dalam mengambil mata kuliah dalam KRS.

Selanjutnya Dekan FEBI Dr. M. Rahmawan Arifin, M.S.I menegaskan bahwa proses perwalian kali ini akan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan aplikasi febionetouch, terutama di masa new normal wabah covid 19 yang masih membatasi kegiatan kampus. Selain itu akan ada menu komunikasi antara dosen pembimbing akademik dan mahasiswa berupa saran langsung terkait hasil akademik maupun non akademik mahasiswa. Harapan besar dari program perwalian online ini bisa membuat kualitas perkuliahan menjadi lebih meningkat berbasis aplikasi digital.

Mencapai Puluhan Juta Rupiah, Tabungan Kurban Mahasiswa PBS FEBI IAIN Surakarta Realisasikan Kurban Sapi dan Kambing di Desa Yang Membutuhkan

FEBI News| Bertepatan dengan Hari Raya idul adha 1441 H yang jatuh pada hari Jum’at 31/7/2020. Mahasiswa program studi Perbankan Syariah bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS PBS) turut memperingatinya melalui penyerahan hewan qurban, dimana hal ini merupakan salah satu implementasi program kerja HMPS PBS yaitu mengumpulkan dana yang dihimpun dari seluruh mahasiswa PBS yang dipergunakan sebagai tabungan qurban dan di kelola oleh Departemen Religius HMPS PBS. Pengumpulan dana tersebut pun di mulai sejak bulan Maret sampai akhir bulan juli. Tentunya hal ini bertujuan untuk melatih mahasiswa perbankan syariah dalam meningkatkan rasa persaudaraan, melatih sikap kepedulian sosial dan mengelola keuangan untuk berbagai hal positif, contohnya yaitu berqurban.

Program ini merupakan inisiasi dari HMPS Perbankan Syariah,  termasuk Bapak Budi Sukardi,  SEI, MSI, selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah. Dana tabungan qurban mahasiswa perbankan syariah pada bulan Maret sampai bulan juli pun sudah terkumpul hingga mencapai angka Rp. 27.384.000. Kemudian dana tersebut direalisasikan dengan membeli hewan qurban sebanyak 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing yang disalurkan ke beberapa desa yang membutuhkan. Antara lain yakni di Desa Terban Rt.02/01, kecamatan pabelan, kabupaten Semarang, (sejumlah 1 ekor sapi)  dan desa srowot Rt.06/03, kecamatan kalibogor, kabupaten Banyumas (sejumlah 2 ekor kambing). Meskipun wabah Covid 19 tengah melanda negara kami saat ini, kami selaku HMPS PBS pun sangat berterimakasih atas segenap partisipasi Mahasiswa/i Perbankan Syariah yang telah turut serta mensukseskan program kerja Tabungan Qurban ini. Semoga ditahun berikutnya program tabungan qurban semacam ini dapat tetap berjalan dan menjadi program unggulan disetiap tahunnya pada departemen religius HMPS PBS. Sehingga dapat bermanfaat dan membantu masyarakat luas yang sangat membutuhkan.

Redaktur: Ajeng KJF


Latih Mahasiswa Berwirausaha di Masa Pandemi, HMPS PBS GELAR Diskusi Interaktif Bersama Akademisi Sekaligus Pengusaha

FEBI NEWS| Departemen Literasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah (PBS) 2020 IAIN Surakarta telah melaksanakan kegiatan diskusi yang bernama NGOPENI atau Ngobrol Perbankan Syariah Masa Kini dengan tema “Pandemi #dirumahaja ? Tips Atasi Kantong Mahasiswa Tetap Terisi dengan Pengelolaan Keuangan dan Berwirausaha”. Diskusi ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom pada Sabtu, 25/07/2020

Meskipun bertajuk Perbankan Syariah kegiatan ini bukan semata-mata ditujukan untuk mahasiswa Perbankan Syariah, melainkan juga disasarkan pada seluruh mahasiswa baik mahasiswa IAIN Surakarta maupun mahaiswa kampus lain. Pengambilan tema dalam kegiatan diskusi ini merupakan suatu bentuk wujud atas keadaan yang saat ini tengah dialami mahasiswa di era pandemi Covid-19. Ditemani ibu Septi Kurnia Pratiwi , S.E., M.M (Dosen FEBI Iain Surakarta) selaku pembicara dan Fiqih Latifah (Putri Perbankan Syariah 2019) sebagai moderator, kegiatan diskusi ini berjalan dengan lancar.

Pada kesempatan tersebut, ibu Septi Kurnia Pratiwi menjelaskan tentang berbagai macam tips yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengatasi keadaan keuangan mahasiswa yang tipis dikala era pandemi. Beliau juga memberikan gambaran atas kejadian maupun dampak dari era Industri 4.0 dan UMKM di Indonesia yang nantinya dapat dijadikan alasan seorang mahasiswa dalam memulai suatu bisnis/usaha. Selain itu ibu Septi Kurnia Pratiwi juga memberikan arahan penjelasan mengenai langkah awal dalam berbisnis, cara memanfaatkan digital marketing untuk berbisnis, bagaimana pengelolaan keuangan dalam berbisnis dan juga perjalanan bisnis beliau yang semua itu nantinya akan membantu mahasiswa dalam membuka suatu usaha/bisnis.

Semoga acara ini bermanfaat dan menambah pengetahuan mengenai berwirausaha bagi peserta yang ikut acara ini, dan harapan besar untuk peserta yang ikut agar bisa mengimplementasikan acara ini di kehidupan sehari-harinya.
Redaktur: Puspita (KJF)

Penutupan Workshop Kurikulum Kampus Merdeka, FEBI IAIN Surakarta hasilkan 120 RPS Mata Kuliah Berstandar

FEBI News| Tuntas sudah rangkaian kegiatan Workshop Kurikulum Kampus Merdeka dan penyusunan RPS Mata Kuliah. Acara ini dilaksanakan pada 27-29 Juli 2020 di Hotel 101 Tugu Yogyakarta. Acara yang diikuti oleh hampir seluruh dosen beserta tim Subbag Akademik FEBI IAIN Surakarta ini, telah menghasilkan 120 RPS Mata Kuliah sesuai dengan format kurikulum kampus merdeka dan menggunakan pendekatan integrasi-interkoneksi keilmuan.

Dalam sambutan acara penutupan workshop, Dekan FEBI IAIN Surakarta Dr. M. Rahmawan Arifin, M.Si menyampaikan pesan bahwa Untuk pertama kalinya Rancangan Pembelajaran Semester FEBI disusun secara sistematis, berstandar dan tuntas. semuanya adalah berkat kerja bersama seluruh pihak, khususnya para dosen yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikirannya dalam menyusun dokumen RPS ini dan dihaturkan banyak terima kasih kepada seluruh panitia yang telah menyiapkan seluruh kegiatan dengan baik dan lancar.

Satu hal yang unik dari kegiatan ini adalah peran serta tim penyelaras format RPS yang telah bekerja menyempurnakan seluruh RPS. Tim tersebut adalah: Yulfan A. Nurrahman, MM., Alvin Yahya, MH., Nurhidayah Al-Amin, M.E.Sy. dan Fuad Hasyim, MEK. Apresiasi seluruh civitas akademik FEBI kepada panitia dan tim penyelaras yang telah bekerja profesional sampai akhir kegiatan. (amr)