Latih kreasi bros jilbab Home Industri Kualitas Ekspor, Dosen FEBI IAIN Surakarta laksanakan Pengabdian Masyarakat Untuk Ibu-ibu PKK


FEBI News| Dalam rangka pengabdian masyarakat Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Surakarta berkerjasama dengan Ibu-ibu PKK Desa Papringan melaksanakan Pelatihan Membuat Bros Pita untuk Remaja Putri dan Ibu-ibu, pada Minggu (19/07/2020). kegiatan pelatihan guna meningkatkan produktifitas masyarakat di Desa Papringan khususnya kaum perempuan, skill yang didapatkan peserta adalah kreasi membuat bros pita sebagai aksesoris jilbab dengan kualitas ekspor. Sebagai pelatih adalah Ibu Mutia Azizah Nuriana SE.Sy., M.E. bersama tim memberikan beberapa alternatif produk bros yang bisa dibuat yang sesuai dengan tren kekinian.

Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh ibu-ibu PKK dan para pemudi, kegiatan yang sedianya dimulai pukul 09.00 ini selesai pukul 16.30 WIB yang menghasilkan bros yang bernilai ekonomi. Namun tidak hanya berhenti disitu, kedepannya bros ini akan dikembangkan sebagai produk home indutri yang dikemas dan dipasarkan sehingga tentu akan meningkatkan alternatif pendapatan bagi para ibu rumah tangga.

Antuasiasme peserta pelatihan sungguh mengharukan sekaligus menggembirakan. Terlihat jelas keinginan mereka untuk bisa memiliki keterampilan merangkai Pita, manik-manik ini. Pekerjaan rumah bisa ditinggal sebentar. Namun tidak demikian dengan anak-anak yang masih kecil. Tidak sedikit para ibu yang datang mengikuti pelatihan dengan membawa serta buah hati mereka. Dan hal ini pun sama sekali tidak merepotkan,

Hidup keseharian yang terpusat pada kegiatan mengurus anak, rumahtangga dan keluarga membuat para ibu rumah tangga merasa memerlukan sebuah aktivitas lain. Aktivitas yang tidak membutuhkan biaya terlalu besar dan tanpa harus meninggalkan rumah. Keinginan mereka ini ditangkap oleh Dosen FEBI IAIN Surakarta yang lalu menawarkan sebuah kegiatan seharian berupa kegiatan pelatihan keterampilan merangkai kain pita satin, manik-manik dan sebagainya menjadi bros jilbab berharga.

Ide ini sejalan dengan rancangan pemberdayaan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. “Pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan usaha yang membutuhkan interaksi yang sederajat dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan potensinya masing-masing dari aktor-aktor pemberdaya dan perempuan yang diberdayakan”. Hal ini termaktub dalam laman Kemenppa (Kemenppa, 2016).

Kementrian tentu tidak akan bisa meraih semua perempuan di Indonesia, maka diperlukan peran serta masyarakat dan Pendidikan tinggi untuk membantu mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam masyarakat dan mencoba mengulurkan sebuah solusi. Solusi inipun mungkin tidak serta merta secara ajaib memecahkan persoalan, namun paling tidak ada keperpihakan terhadap perempuan-perempuan dan ada kemauan untuk bersinergi dengan aparat dan masyarakat setempat. Dukungan dan sinergi ini diperlihatkan oleh tokoh desa dalam mendampingi peserta pelatihan. (Agus Setiawan)

MEngkaji Efektifitas Pengelolaan Dana sosial di Masa New Normal, Dosen FEBI IAIN Surakarta Gelar Pengabdian Masyarakat BERBASIS KOMUNITAS

FEBI News | Bertempat di Gowanan, ngemplak, kartasura pada tanggal 12 Juli telah berlangsung kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pengelolaan Dana Sosial Berbasis Komunitas Di Era New Normal”. Acara ini merupakan inisiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang diketuai oleh Ibu Indah Piliyanti, MSI dalam rangka melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi dalam kaitannya dengan pengabdian pada masyarakat.

Kegaitan ini telah diterapkan protokol kesehatan dengan cara pengecekan suhu badan dan menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki tempat pelaksanaan. Kegiatan ini dihadiri sebanyak 55 orang yang terdiri dari pengelola dasa wisma di desa Gowanan Ngemplak Gatak Sukoharjo. Acara dibuka oleh Ibu Indah Piliyanti selaku ketua pelaksana kegiatan ini.

Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini menghadirkan Dra. Liesmianingsih dari selaku pegiat sosial dan pengusaha kuliner di solo. Beliau menyampaikan bagaimana cara mengelola dana sosisal berbasis komunitas di era new normal. Dalam pemaparan materi beliau berucap “kita harus paham dulu apa yang akan kita tuju jadi harus tepat sasaran, tepat guna dan dampaknya pun kita harus tau, karena lebih mudah mengelola komunitas dari pada perseorangan. Adapun masalahnya di dalam komunitas itu kita harus paham akan peluang yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan minimal perekonomian keluarga. Kemudian dari komunitas inilah yang akan membackup semua dari apa yang telah menjadikan program-program dalam rangka new normal”. Acara berlangsung khidmat dan lancar serta berlangsung diskusi interaktif antar peserta kegiatan.

Tekankan Keharmonisan Rumah Tangga di Masa New normal, Dosen FEBI IAIN Surakarta Berikan Pendampingan Manajemen Keuangan Keluarga

FEBI News | Di masa pandemi ini banyak keluarga di Desa Makamhaji yang berkurang pendapatanya atau bahkan kehilangan pemasukan keuangan karena pemutusan hubungan kerja atau karena harus  berdiam diri di rumah tidak bisa bekerja atau berjualan lagi dalam situasi lock down. Situasi demikian membuat para ibu harus memutar otak bagaimana menyusun keuangan keluarga yang jauh berbeda dengan masa sebelum pandemi. Dalam pengelola keuangan keluarga ini yang bertindak sebagai manajer biasanya adalah ibu rumah tangga.  Oleh karena itu diperlukan pendampingan pembenahan pengelolan manajemen keuangan keluarga yang lebih realistis. Pendampingan tersebut telah dilakukan oleh Dr. Woro Retnaningsih selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta pada tanggal 18 Juli 2020 sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hal ini didasarkan pemikiran secara profesional bahwa keluarga perlu mengetahui beberapa konsep utama tentang manajemen keuangan keluarga.

Pendampingan pelatihan manajemen keuangan keluarga untuk ibu rumah tangga ini juga dibantu oleh bapak Farid sebagai fasilitator. Dalam paparanya disampaikan bahwa terdapat dua konsep utama tentang manajemen keuangan keluarga yang wajib diketahui yaitu manajemen cashflow/arus kas serta tentang neraca dan rugi/laba. Pengetahuan akan cashflow wajib diketahui agar keuangan dalam keluarga tidak kacau balau dan terpantau. Kebutuhan akan pengeluaran keluarga apabila tidak diatur dengan baik maka akan  membuat keuangan keluarga menjadi kacau dan bila sudah kronis dapat menuju ke dalam jurang kebangkrutan. Dalam tanya jawab selama berlangsungnya kegiatan tersebut banyak peserta yang menyatakan bahwa, karena uang seringkali menjadi penyebab terjadinya percekcokan dan perselisihan. Hal demikian terjadi karena biasanya mereka merasa risih bila harus membicarakan masalah keuangan dalam keluarganya. Lebih lanjut dalam pelatihan keuangan ini, peserta belajar untuk membuat pengelolan keuangan keluarga mereka masing-masing dengan dua komponen utama dalam penyusunan laba rugi, yaitu jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran dalam satu periode/bulan.

Beberapa catatan akhir  yang bisa dilaporkan dalam pelatihan tersebut antara lain: (a) Telah terjadi kesadaran akan perlunya pasangan suami istri untuk belajar saling terbuka mengenai keuangannya masing-masing (b) Setiap orang memiliki pandangan mengenai uang yang berbeda-beda karena suami atau istri dibesarkan di lingkungan yang berbeda, dengan demikian apabila terjadi kegagalan dalam membicarakan soal uang di dalam keluarga berpotensi menimbulkan permasalahan.  (c) Meskipun setiap rumah tangga memiliki gaya dan pola yang tidak sama dalam hal pengaturan dan sistem pengeluaran keuangan, setidaknya dengan perencanaan ini akan semakin mudah menata manajemen keuangan rumah tangga, hal ini akan bermanfaat untuk masa sekarang dan masa datang. (d) Kesinambungan kehidupan keluarga menuju keharmonisan menjadi suatu keniscayaan bagi terwujudnya keluarga sakinah, karena di antara faktor penting yang menjadi penunjang adalah pemahaman keluarga terhadap manajemen keuangan yang tepat. Dengan adanya pemahaman yang baik tentang laporan keuangan keluarga, didukung oleh perencanaan yang baik, pembagian tugas dengan pasangan dan usaha mensiasati pengeluaran ekstra, maka rumah tangga dapat melalui masalah-masalah keuanganya dengan solusi yang benar. (Wr)

BERBAGI PENGALAMAN MENJADI PROFESIONAL SEJAK MAHASISWA, WEBINAR KELAS PROFESIONAL PRODI AKS FEBI IAIN SURAKARTA SIAPKAN KARIR DI MASA MUDA

FEBI NEWS| Melalui media Zoom, sabtu (18/07/2020) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta telah menyelenggarakan kegiatan Webinar Kelas Peminatan Profesional bertajuk “Sukses Berkarir dimasa Muda”. Kegiatan ini berhasil menghadirkan seorang pembicara yaitu Bapak Dwi Cahyadi, SE.Sy., dengan didampingi oleh Wahyu Irawan selaku moderator. Acara webinar ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa semester 7 yang mengambil kelas peminatan profesional tepatnya pada prodi Akuntansi Syariah sebagai tambahan informasi terkait persiapan mahasiswa agar sukses berkarir dimasa muda.

Pada kesempatannya, dengan didampingi oleh moderator, Bapak Dwi Cahyadi selaku pembicara menyampaikan beberapa hal dengan jelas dan lengkap mengenai persiapan mahasiswa semester 7 untuk melanjutkan karir dibidang profesional. Terkait hal tersebut, beliau berpendapat bahwa mahasiswa di semester 7 harusnya sudah mulai fokus memikirkan skripsi dan memperbaiki nilai mata kuliah agar IPK bagus. Selain itu, terdapat dua faktor yang harus diperhatikan sebelum memasuki dunia kerja, yang pertama adalah faktor teknis meliputi pembuatan CV dan interview yang baik, serta yang kedua ialah faktor non-teknis meliputi kemampuan mengidentifikasi peluang, menemukan kefokusan, dan branding diri sendiri. Dalam dunia kerja, ada beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh para “High Performers”, diantaranya adalah open mind, inisiatif tinggi, menyukai feedback, all out, dan lifelong learner. Kemudian pembicara juga menceritakan pengalaman-pengalaman beliau ketika membuat CV dan mengikuti interview kerja. Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi para peserta yang nantinya akan melanjutkan karirnya dibidang professional.

Pada akhir acara, bapak dwi cahyadi sempat berpesan agar mahasiswa semester 7 mulai fokus memikirkan skripsi dan mengembangkan prestasi baik akademik maupun non-akademik guna menunjang karir profesional mereka. Demikianlah acara tersebut, semoga bermanfaat dan mampu menajadi pacuan mahasiswa untuk lebih serius dalam mempersiapkan karir mereka mulai dari sekarang

Redaktur: Ajeng (KJF)

GANDENG KOMUNITAS UMKM SUKOHARJO, DOSEN FEBI IAIN SURAKARTA SHARING TENTANG LITERASI KEUANGAN ISLAM UNTUK MENBANGKITKAN KEMBALI UMKM YANG TERDAMPAK PANDEMI


FEBI News | Dari covid bisa dipelajari banyak hal. Salah satunya adalah memberikan kesadaran kepada masyarakat, juga pelaku bisnis terhadap literasi keuangan. Banyak bisnis dan usaha yang terdampak oleh pandemi covid 19. Dan dampak yang dihasilkannya pun beragam, misalnya pengurangan karyawan (pemutusan pekerjaan) , menurunnya jumlah penjualan, tidak adanya keuntungan, kemandekan pemasukan, bahkan yang paling parah mengakibatkan pelaku bisnis gulung tikar. Disinilah peran literasi keuangan, tidak hanya untuk keberlangsungan bisnis dan hidup seorang, melainkan juga untuk keberlangsungan hidup banyak orang.

Melihat situasi tersebut, demi keberlangsungan hidup dan perekonomian masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Sukoharjo khususnya, Mohamad Irsyad yang merupakan Dosen FEBI IAIN Surakarta bersama UMBSM (UMKM Maju Bersama Sukoharjo Makmur) saling bersinergi utk memberikan edukasi kepada masyarakat pelaku UMKM di lingkungan Sukoharjo. Sinergi ini direalisasikan dalam bentuk workshop dengan tema “Kiat Sukses UMKM Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Dan Literasi Keuangan Islam Dalam Menghadapi Era Normal Baru (Adaptasi Kebiasaan Baru) Bagi UMKM”, yang diselenggarakan hari Minggu, 19 Juli 2020 di Gedung Graha Wijaya Sukoharjo, yang merupakan gedung promosi produk UMKM Sukoharjo.
Workshop tentang kiat sukses dan literasi keuangan ini dimoderatori oleh M. Rizal Nasrullah, S.E.I., M.E. yang merupakan Manager BMT at-Ta’awun, dengan pemateri Anom Garbo, S.E.I., M.E. yang merupakan Dosen Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Workshop ini juga dihadiri oleh kepala Dinas Perdagangan Sukoharjo Bpk. Drs . Sutarmo, SE. M.Pd., beliau menyampaikan bahwa dukungan dari lingkup akademisi sangat dibutuhkan oleh masyarakat UMKM sebagai wujud edukasi dan dapat juga memotivasi para pelaku usaha dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, khususnya mandiri dalam bidang ekonomi .

Pada awal penyampaian materi, bapak Anom Garbo S.E.I., M.E. menyampaikan, bahwa kita telah memasuki era digital dan teknologi (industri 4.0) dan akan memasuki Era Society 5.0, era dimana sebuah masyarakat dapat menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi dengan menyelesaikan masalah melalui sistem yang mengintegrasikan dunia nyata dengan dunia maya. Beliau juga menyampaikan, bahwa kemajuan teknologi merupakan keniscayaan yang harus dihadapi, bahkan harus disyukuri. Bukan dihindari atau justru dimaki. Karena dalam kemajuan teknologi tak hanya ada tantangan, melainkan juga banyaknya peluang. Dengan kondisi yang memperihatinkan biasanya masyarakat lebih inovatif dan kreatif. Maka, harusnya kita bisa dan mau beradaptasi dengan situasi dan kebiasaan baru ini. Sehingga, masyarakat mampu menemukan peluang peluang itu.

Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa Pengusaha itu harus berani keluar dari zona nyaman. Karena dalam keadaan krisis, biasanya membuat segala sesuatu tidak terduga, begitupun dapat mendatangkan inovasi dan kreatifitas yang tak pernah kita kira. Misalnya saja, coffee on the bus di Jogja. Cara baru menikmati kopi dengan keliling Jogja. Kemudian pada bahasan literasi keuangan, bpk Anom Garbo menyampaikan, seluruh aspek keuangan menjadi poin krusial bagi UMKM saat ini. Pengelolaan keuangan yang baik menjadi prioritas yang perlu segera diakselerasi. (Mi)

Edukasi Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga Dari Hemat Air, Dosen FEBI Lakukan Pengabdian Masyarakat di Semarang

FEBI News| Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia atau bahkan makhluk hidup lainnya. Air merupakan sumber kehidupan. Sumber air bersih yang umumnya digunakan oleh masyarakat adalah air sumur atau air dari pelayanan PDAM. Saat ini di Indonesia sedang terjadi pandemi covid-19. Terhitung mulai dari bulan Maret hingga saat ini sudah berada di pertengahan bulan Juli 2020, kasus covid-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan. Hal tersebut disampaikan oleh narasumber sebagai pengantar pada acara pengabdian masyarakat dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang diselenggarakan di wilayah RW V, Kelurahan Padangsari, Kota Semarang pada 11 Juli 2020.

Tema dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu “Sosialisasi Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang Hemat Air Dalam Rangka Menjaga Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga di Masa Pandemi Covid-19”. Pada kegiatan tersebut dihadirkan narasumber Risman S.T., M.T. yang merupakan dosen Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Beliau banyak mengkaji mengenai penyediaan air bersih khususnya di permukiman. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi “google meet” dengan pertimbangan Kota Semarang masih termasuk dalam zona merah.

Pada masa pandemi covid-19 ini telah ada himbauan untuk sering mencuci tangan dengan sabun. Namun bagaimana kita tetap bisa melaksanakan himbauan tersebut tetapi tetap hemat air. Berkaitan dengan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), terdapat beberapa pertanyaan seputar CTPS. Salah satu pertanyaan yang sering ditemui adalah berapa lama durasi waktu cuci tangan yang benar. Narasumber menyampaikan bahwa waktu untuk CTPS 20 – 30 detik.

Peningkatan CTPS berpotensi meningkatkan pemakaian air bersih sehingga berpotensi meningkatkan tagihan air PDAM atau listrik (bagi yang menggunakan pompa air sumur). Juli – Agustus merupakan puncak musim kemarau di Indonesia. Prakter CTPS hemat air diperlukan untuk menjaga ketersediaan air bersih. Praktek CTPS hemat air dapat diterapkan dengan menutup kran air pada saat memakai sabun di tangan. Selanjutnya kran dibuka kembali pada saat bilas. Praktek seperti ini berpotensi menghemat 100 liter per hari per rumah atau setara 3 m3 air bersih rumah tangga per bulan. Jika tarif air PDAM Rp 5.000,- per m3 maka dapat menghemat Rp 15.000,- per bulan. Bagi sebagian orang mungkin tidak signifikan namun bagaimana jika dalam lingkup kabupaten/kota melaksanakan CTPS hemat air. Hal ini dapat menjaga ketersediaan sumber air bersih suatu kawasan kupaten/kota.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab terdapat beberapa pertanyaan dari peserta. Pertanyaan dari peserta disampaikan pada kolom “chat” yang tersedia di dalam aplikasi “google meet”. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain terkait penggunaan sabun hemat air (busa sedikit), tampungan air ideal dengan kondisi air PDAM mengalir 2 hari sekali, dan efektifitas penggunaan air sumur atau air PDAM kaitannya dengan menghilangkan kuman dan virus. Narasumber menanggapi pertanyaan terkait sabun hemat air. Jika ada di pasaran bisa dipakai namun pertimbangkan biasanya harga lebih mahal. Terkait tampungan air yang aman untuk 2 hari, narasumber menyampaikan minimal 1 rumah memiliki tampungan 1,5 m3. Selanjutnya mengenai penggunaan air untuk menghilangkan virus dan kuman, narasumber lebih memilih menggunakan air PDAM karena mengandung kaporit yang berfungsi sebagai disinfektan.

Di akhir acara narasumber menyampaikan “closing statement”. CTPS hemat air perlu diterapkan untuk menghemat tagihan air, menjaga ketersediaan sumber air, antisipasi air berkurang di musim kemarau, menjaga ketahanan air bersih umah tangga. Mari kita semua melakukan gerakan CTPS namun gunakanlah air secukupnya. (Ardhi Ristiawan)

Dukung Pencegahan Covid-19, Dosen FEBI IAIN Surakarta Serahkan Bantuan Wastafel Injak Portabel ke Bank Sampah

FEBI News| Sebagai bagian dari dukungan untuk mencegah virus Corona, M. Zainal Anwar, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Surakarta memberi bantuan wastafel injak portable dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di Komunitas Bank Sampah Kampung Gerjen Pucangan Kartasura. Acara ini dilaksanakan pada Ahad (19/7) pagi hingga sore di aula rumah ibu Anna-Gerjen Pucangan.

Ide pembuatan wastafel injak portable ini muncul setelah melihat adanya beberapa barang bekas yang terkumpul di Bank Sampah “Jensan Mugi Berkah” Gerjen Pucangan Kartasura. “Awalnya saya melihat seorang teman memposting wastafel injak portable. Lalu saya ingat adanya barang-barang bekas di Bank Sampah. Kemudian saya cerita dan menunjukkan fotonya ke pak Ahsan, warga Gerjen dan nasabah Bank Sampah. Nah, beliau ini lalu mencari barang-barang bekas di sekitarnya lalu dibuat menjadi westafel injak portable yang dibuat ala kampung ini,” ujar Zainal.

Proses pengerjaannya sekitar 2 minggu lalu diujicoba beberapa kali dan akhirnya berhasil. “Saya memanfaatkan beberapa barang yang ada di sekitar misalnya baskom yang sudah tidak terpakai lalu ada beberapa besi siku bekas dan beberapa pralon,” cerita pak Ahsan. Dari beberapa barang tersebut lalu dibuatlah westafel injak portable.
Westafel injak ini banyak manfaatnya misalnya mencuci tangan tanpa perlu membuka kran karena dilakukan dengan cara menginjak kaki pedal lalu keluar airnya. Dengan begitu kita bisa menghindari sentuhan langsung dengan benda-benda yang juga sering dipegang orang lain. Westafel ini diberikan ke Bank Sampah agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas Bank Sampah yang banyak bersentuhan dengan barang-barang kotor. “Dengan adanya westafel injak portable yang bisa dipindah kemana-mana ini, kita harapkan aktivitas Bank Sampah bisa terus berjalan dengan baik,” kata Zainal. []

Mengolah Limbah Menjadi Kerajinan Berharga, Pengabdian Dosen FEBI IAIN Surakarta Bekerjasama dengan Bank Sampah

FEBI News | Salah satu cara untuk mengurangi kejenuhan karena harus sering berada di rumah selama masa Covid-19 ini adalah dengan belajar mengolah sampah menjadi bahan kerajinan. Hal ini disampaikan oleh Ibu Mulyani, aktivis Forum Bank Sampah Sukoharjo yang juga aktif di Ikatan Wanita Pelukis Surakarta pada acara Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh M. Zainal Anwar, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Surakarta pada Ahad, 19 Juli 2020 di dusun Gerjen Pucangan Kartasura Sukoharjo. Acara pengabdian ini bertajuk “Manfaat Bank Sampah Untuk Peningkatan Ekonomi Keluarga”

Acara ini dimulai dengan sambutan dari pihak RT dan Bank Sampah “Jensan Mugi Berkah”. Dalam sambutannya, Ibu Ning yang mewakili pihak RW, PKK dan Pengurus Bank Sampah menghaturkan terima kasih karena kegiatan pengabdian dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta bisa diselenggarakan lagi pada tahun 2020. Ia berharap para peserta nantinya bisa mengambil manfaat dari adanya kegiatan ini terutama untuk bisa meningkatkan kemampuan mengolah sampah menjadi bahan-bahan yang bisa dijual agar bisa membantu ekonomi keluarga. “Selain itu, saya berharap nantinya para peserta diharapkan bisa menularkan keahliannya kepada tetangga atau lingkungan sekitarnya yang tidak bisa menghadiri acara pengabdian ini,” kata Ibu Ning.

Sambutan kedua disampaikan oleh M. Zainal Anwar, Dosen FEBI IAIN Surakarta. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan atas kerjasama dengan pengurus Bank Sampah di Gerjen agar nantinya ada keberlanjutan di masa mendatang. “Saya berterima kasih atas kehadiran para peserta yang bersedia datang pada kegiatan kali ini. Ia berharap agar kedua belah pihak yakni FEBI IAIN Surakarta dan Bank Sampah Jensan ini bisa saling memberi manfaat satu sama lain,” ujar Zainal.
Setelah acara sambutan, Ibu Mulyani sebagai pemateri menyampaikan bahwa dalam acara ini nanti akan lebih banyak bergerak daripada mendengarkan ceramah. “Ini karena kegiatan mengolah sampah menjadi berbagai barang misalnya piring, bros, topi hingga tas membutuhkan kelihaian tangan dan kreatifitas,” ujar perempuan yang juga aktif di Forum Adiwiyata. Sebagai motivasi, Ibu Mulyani sebagai pemateri menceritakan bahwa kegiatan kreatifitas mengolah sampah ini nanti bisa menjadi kesibukan yang mendatangkan manfaat tidak hanya secara ekonomi tetapi juga pikiran menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Selanjutnya pemateri mengajak para peserta menyiapkan beberapa bahan untuk diolah menjadi barang-barang yang bisa dipakai sendiri atau dijual kepada orang lain. Bahan-bahan yang sudah disiapkan misalnya lem, gunting, alat untuk menyulam, botol plastik, dan sebagainya.
Acara ini dibagi dalam tiga sesi. Setiap sesi belajar pengolahan yang berbeda-beda. Pada sesi pertama, peserta diajak untuk membuat bros dari kain perca dan botol air mineral. Pada sesi kedua para peserta diajak membuat piring dari limbah aqua gelas dan pada sesi ketiga para peserta membuat gantungan jilbab dari bahan gelas plastik bekas air minum. Karena keterbatasan peserta di tiap sesi, nantinya diharapkan para peserta bisa saling mentransformasikan keahliannya kepada peserta lain.

Di akhir sesi, para peserta membuat rencana tindak lanjut. Sebagai langkah awal, nantinya para alumni kegiatan pengabdian ini akan membuat bros yang dirasa lebih mudah dan banyak peminatnya. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan setelah melakukan pengumpulan, penimbangan dan pengepulan sampah yang dilakukan setiap dua minggu sekali.[MZA]

Dosen FEBI IAIN Surakarta Edukasi Pemuda dan Pemudi Karanganyar untuk Peduli Keuangan Pribadi di Masa New Normal

FEBI News | Sejumlah 55 pemuda dan pemudi yang berdomisili Karanganyar mengikuti kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bertemakan “Sadar Finansial di Era New Normal”. Kegiatan ini dilakukan secara daring mengingat masih adanya potensi terkena Covid-19 jika dilakukan secara tatap muka (berkerumun).

PkM dilakukan pada hari Sabtu, 18 Juli 2020 dengan dikoordinasi oleh Helti Nur Aisyiah, M.Si., dosen Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Materi yang disampaikan dalam PkM tidak disampaikan sendiri oleh dosen yang bersangkutan, melainkan mengundang narasumber dari luar, yaitu Bapak Alfian Eko Rochmawan, M.Pd.I.

Bapak Alfian Eko Rochmawan, M.Pd.I. tidak sendirian, melainkan didampingi oleh Siti Aminah, S.Pd.I yang diminta berperan sebagai moderator demi kelancaran kegiatan PkM. Narasumber dan moderator berada dalam satu tempat, yaitu di Bulak, Karanganyar. Berbeda dengan ke-55 peserta PkM. Para peserta berada di rumah masing-masing dan mengikuti kegiatan PkM melalui link google meet yang dibagikan oleh koordinator pelaksana.

PkM dimulai pukul 15.00 dengan dipandu oleh moderator dengan narasi awal yang disesuaikan dengan tema PkM. Kemudian, moderator membacakan daftar riwayat hidup narasumber sebelum waktu sepenuhnya diserahkan kepada narasumber. Setelah waktu diambil alih oleh narasumber, narasumber menyampaian materi selama empat jam dengan kesempatan tanya jawab pada satu jam terakhir.

Dalam penyampaian materi, narasumber menekankan pentingnya kesadaran para pemuda/i sebagai generasi penerus bangsa untuk mengelola keuangan pribadi secara hati-hati. Apalagi, saat menjalani masa Kondisi Luar Biasa (KLB) yang mengharuskan untuk beraktivitas dari rumah banyak berita yang berisi tentang merosotnya kondisi keuangan pribadi maupun organisasi.

Pengisian materi tidak dilakukan selama empat jam berturut-turut karena baik narasumber, moderator, peserta, dan tim pelaksana PkM lainnya harus menunaikan sholat Maghrib. Dengan demikian, empat jam dilakukan secara bertahap hingga PkM selesai tuntas pada pukul 19.35. “Kegiatan PkM ini diharapkan dapat memberikan kesadaran para generasi bangsa agar peduli terhadap keuangan pribadi, sehingga tidak terjadi latah keuangan yang disebabkan oleh pandemi. Semoga pandemi tidak terjadi lagi, tetapi kita tetap harus antisipasi” terang Alfian Eko Rochmawan, M.Pd.I., selaku pengisi materi.

Berikan Solusi Keuangan di Masa Pandemi, Dosen FEBI IAIN Surakarta Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat Terdampak PHK

FEBI News | Banyak masyarakat yang terdampak secara ekonomi dari pandemic covid-19. Beberapa usaha mengalami penurunan omset dan pendapatan. Bahkan ada juga perusahaan yang harus membuat kebijakan untuk menghentikan produksi, dimana imbasnya ada PHK (pemutusan hubungan kerja) secara masal. Salah satunya adalah pabrik tekstil Tyfountex yang berlokasi di Kartasura. Sehingga masyarakat yang bergantung pada aktivitas perusahaan tersebut ikut terdampak, seperti kios-kios yang berada di sekitar pabrik tersebut. Didasari hal tersebut, Dosen FEBI IAIN Surakarta, Melia Kusuma, MM melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdampak pandemic covid 19 secara ekonomi.

Kegiatan pengabdian terhadap masyarakat dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Juli 2020 dengan tempat pelaksanaan di gedung KB & TK Islam Al Fath Kartasura, dengan dihadiri 55 orang peserta, yaitu masyarakat yang terimbas oleh pandemic covid-19 secara ekonomi. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setelah terdampak pandemic covid-19.

Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Nur Wicaksono ST, MM sebagai moderator dan Bapak Erwan Nurhidayat, S.Psi., SE, MM sebagai narasumber. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan secara tatap muka langsung dengan mematuhi aturan protokol kesehatan sehingga peserta dibagi menjadi 2 sesi agar tidak melebihi batas kerumunan masa. Setiap sesi terdiri dari 2 tema pembahasan, sesi pertama membahas tentang potensi masyarakat, dan sesi kedua membahas tentang peluang dan pengembangan usaha. Akhir dari kegiatan ini ditutup dengan doa. Harapan pelaksanaan kegiatan ini mampu membangkitkan perekonomian saat ini. (MK)