[smartslider3 slider=43]
Bertempat di Graha Kampus IAIN Surakarta (24/9/2019) DEMA FEBI IAIN Surakarta telah menyelenggarakan Acara Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Milenial Bicara Ekonomi Indonesia”, dengan menghadirkan pembicara muda nasional Sherly Annavita dan Faldo Maldini dengan moderator kepala departemen kastrat DEMA FEBI (Said Satria).
Acara diawali dengan salam pembuka, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Mahasiswa, kemudian sambutan-sambutan dari ketua panitia (Wichang Arif) dan ketua umum DEMA FEBI (Rizki Fajar) baru dilanjut dengan sambutan dari jajaran Fakultas yang diwakili oleh Hj. Datien Eriska Utami, S.E., M.S.i sekaligus membuka acara secara resmi.
Sebelum acara dimulai panitia menampilkan pertunjukan silat yang dipadukan dengan penampilan tari mahasiwa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan kelima pesilat merupakan peraih medali di ajang perlombaan internasional. Hiburan ini juga tergabung dalam UKM Sentra Tari dan UKM Beladiri IAIN Surakarta. Pembukaan acara tersebut berlangsung dengan hikmat dan meriah, bahkan Sherly Annavita selaku pembicara yang telah hadir saat itu pun antusias menyaksikan hiburan tari yang dikolaborasikan dengan pencak silat.
Pembicara pertama Sherly Annavita mengawali materinya dengan sebuah kutipan kata-kata mutiara dari Ali Bin Abi Thalib: “Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang”. Selanjutnya Sherly menyampaikan materi terkait sebagaimana seharusnya milenial bertindak, setidaknya untuk 15 tahun kedepan, akan menjadi seperti apakah kita kelak ungkapnya. Sherly juga menekankan kepada para milenial untuk menjadi pemuda yang terbaik di bidangnya, sebab pasti akan ada seleksi alam dan hanya yang terbaiklah yang akan lolos. Peserta nampak antusias sampai berebut untuk bertanya terkait materi yang sampaikan. Hal tersebut mampu mencairkan suasana dan membuat forum lebih hidup. Beberapa motivasi juga beliau sampaikan kepada millenial untuk terbuka pikirannya dan mampu menjadi agent of social control serta agen of change.
“Kalau hanya ada 1000 pemuda yang menjadi bagian dari perubahan, maka jadilah 10 diantaranya. Kalau ada 1000 alasan untuk menunda, maka buatlah 1001 alasan untuk memulainya hari ini” kata Sherly dengan penuh semangat.
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan penampilan musikalisasi puisi dari salah satu pengurus DEMA FEBI IAIN Surakarta (Kartikawati) dengan puisi karyanya sendiri. Selanjutnya acara sempat diselipkan Galang Dana bersama dengan lembaga kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang sedikit mensosialisasikan terkait beberapa bencana yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Diantaranya, kebakaran yang terjadi di beberapa daerah, seperti kebakaran di Riau dan Kalimantan, serta kekeringan yang terjadi di Solo Raya, yaitu Sragen, Klaten maupun sekitarnya.
Selanjutnya materi kedua disampaikan Faldo Maldini yang menyampaikan tema “Pandangan negara yang harus dibuat seperti apa”.
Menurut Faldo bahwa perekonomian Indonesia saat ini banyak disokong oleh sektor informal secara signifikan, seperti beberapa start up yang memiliki tingkat valuasi tinggi di Indonesia. Tidak hanya terkait perekonomian di Indonesia, pembicara kedua ini juga menyampaikan bagaimana seharusnya millenial bertindak, yaitu millenial harus punya project atau visi untuk dirinya masing-masing maupun untuk negara kedepannya, millenial harus memperkuat akademiknya sebagaimana skill yang dimilikinya, dan millenial harus melek akan kondisi bangsa. Kemudian satu persatu peserta mulai menyangkal dan mempertanyakan terkait yang disampaikan oleh pembicara. Terakhir, pembicara menutup dialognya dengan pesan penuh semangat.
“Kalau kita sama-sama bergerak, pasti akan bertemu lagi kelak. Tetapi kalau tidak bertemu lagi, pasti ada salah satu dari kita yang berhenti bergerak. Sedang, kita tidak tahu dimasa yang akan datang, bisa jadi saya yang akan duduk di kursi dan mendengarkan teman-teman berdialog.” ungkap Faldo Maldini.
Kami sebagai panitia berharap dengan diadakannya acara seminar seperti ini mampu menambah wawasan mahasiswa terhadap perekonomian yang ada di Indonesia saat ini, serta mampu membuka mindset para millennial agar dapat bertindak sebagaimana mestinya. Sebab kita adalah seperti apa yang kita pikirkan dimasa yang akan datang.
Oleh: Ajeng Astrid Dwi Kencana ( Kastrat DEMA FEBI)