ZFA
Serah Terima SK Prodi Magister Manajemen Bisnis Syariah IAIN Surakarta
FEBI News | Serah terima SK pendirian Prodi Magister Manajemen Bisnis Syariah (MMBS) IAIN Surakarta dilaksanakan di Gedung Kementerian Agama RI pada Senin 19 Agustus 2019. SK Prodi MMBS ini langsung diserahkan oleh Sekretaris Kemenag RI dan Kasubdit Kelembagaan Kemenag RI kepada Dekan FEBI IAIN Surakarta Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D. didampingi oleh ketua tim Pendiri prodi MMBS Dr. H. Jasanta Peranginangin, SE., MM. Prodi MMBS ini mendapatkan izin berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 644 Tahun 2019 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Pada Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Selamat Atas Berdirinya Prodi MMBS FEBI IAIN Surakarta.
Foto: JP
PKM Dosen FEBI berikan pelatihan Hidroponik untuk Meningkatkan Kesejahteraan Warga Desa Gatak
Desa Gatak, 16 Agustus 2019 – Dosen pendamping Ika Yoga, SE, MM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Surakarta telah sukses mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Hidroponik untuk Meningkatkan Kesejahteraan Warga Desa Gatak”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai teknik bercocok tanam hidroponik kepada warga desa Gatak, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kegiatan ini, Ika Yoga, SE, MM memberikan penjelasan mengenai teknik bercocok tanam hidroponik, mulai dari persiapan media tanam, pemberian nutrisi, hingga perawatan tanaman hidroponik. Selain itu, Ika Yoga, SE, MM juga memberikan contoh aplikasi hidroponik untuk tanaman sayuran dan buah-buahan.
Peserta yang hadir sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan mereka berhasil mempraktikkan teknik hidroponik yang telah diajarkan oleh Ika Yoga, SE, MM. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi seputar hidroponik.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai teknik bercocok tanam hidroponik yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Gatak. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat desa Gatak dapat mengaplikasikan teknik hidroponik di rumah masing-masing sehingga dapat meningkatkan produksi sayuran dan buah-buahan serta meningkatkan kualitas hidup,” ujar Ika Yoga, SE, MM.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, petani, hingga warga desa. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan memberikan respon yang positif terhadap materi yang telah disampaikan oleh Ika Yoga, SE, MM. “Acara ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai warga desa Gatak, kami dapat mempelajari teknik hidroponik sehingga dapat meningkatkan produksi sayuran dan buah-buahan serta meningkatkan kualitas hidup,” ujar salah satu peserta.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dari Ika Yoga, SE, MM sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Surakarta. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-74 dan Penyerahan Bintang Satyalencana Karya Satya
FEBI News | 17 Agustus 2019 menjadi hari spesial bagi seluruh warga Negara Indonesia, juga bagi civitas akademika IAIN Surakarta. Pada hari ini semua melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati 74 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara ini dipimpin langsung oleh Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, M.Pd. yang dihadiri juga oleh Para Pejabat Rektorat, Lembaga/Unit, Fakultas, Dosen, Staf, dan mahasiswa.
Dalam sambutannya Rektor menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta upacara yang hadir sebagai bukti menghargai jasa para pahlawan pejuang kemerdekaan. Kemudian Rektor membacakan sambutan Menteri Agama dengan tema “SDM Unggul Indonesia Maju”.
Dalam rangkaian upacara ini juga dilakukan penganugerahan Satyalencana Karya Satya kepada 32 orang ASN yang telah berkarya sebagai dosen maupun staf IAIN Surakarta selama 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Terdapat 7 orang Dosen dan Staf FEBI IAIN Surakarta yang mendapatkan penghargaan dari Presiden ini, yaitu:
- Drs. Azis Slamet Wiyono, MM.Jabatan saat ini sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 30 tahun.
- Dr. Fitri Wulandari, SE. MM., Jabatan saat ini sebagaiWakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum dan Perencana Keuangan yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 20 tahun.
- Hj. Datien Eriska Utami, SE. MM. Jabatan saat ini sebagai Ketua Prodi Manajemen Bisnis Syariah yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 20 tahun.
- Hj. Ani Sofiyani, M.S.I Jabatan saat ini sebagai Direktur Lembaga Pendidikan Profesi dan Kewirausahaan FEBI yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 20 tahun.
- Helmi Haris, M.S.I Kepala Galeri Investasi FEBI dan Dosen Prodi Perbankan Syariah yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 10 tahun.
- Sukoco Edi Sasmito, SE. Jabatan saat ini sebagai Kepala Subag Akademik, kemahasiswaan dan Akademik yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 10 tahun.
- Taufik Wijaya, S.H.I. M.S.I Jabatan saat ini sebagaiSekretaris Prodi Perbankan Syariah FEBI yang mendapatkan Satyalencana Karya Satya selama 10 tahun.
Di akhir upacara Rektor memberikan beberapa hadiah kepada juara perlombaan dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74. (AMR)
Foto: AMR
Studium General Deradikalisasi di Kalangan Anak Muda Islam
Kamis (15/08/2019) Gelaran Stadium General Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta berlangsung di Graha IAIN Surakarta. Acara yang dihadiri oleh 1123 mahasiswa baru fakultas ekonomi dan bisnis islam ini, dibuka oleh Wakil Rektor 1 Dr. Abdul Matin bin Salman, M.Ag. Acara ini dihadiri oleh Dekan FEBI bapak Drs. Sri Walyoto, Ph.D dan wakil dekan 3 bapak Dr. Awan Kostrad Diharto, M.Ag. Tema pada acara studium general ini adalah “Deradikalisasi dikalangan Anak Muda Islam”. Tema yang masih kekinian dengan keadaan bangsa indonesia saat ini. Dimana saat ini ada usaha dari kelompok tertentu yang menginginkan indonesia tidak aman.
Acara yang semestinya dengan narasumber KH. Abdul Gofarrozin, M.Ed (staf Khusus Kepresidenan bagian Keagamaan dalam Negeri) atau biasa disebut Gus Rozin ini, tidak bisa menghadiri acara karena ada kepentingan lain. Sebagai gantinya, nara sumber pada acara Stadium general hari ini diisi oleh Abdul Wa’ild , meskipun tidak bisa hadir sebagai narasumber, Gus Rozin sempat membuat video yang menyapa seluruh audien yang hadir dan memberikan penjelasan tentang radikalisme pada generasi muda. Acara yang berlangsung sampai jam 11 ini, memberikan paparan tentang cara untuk tidak terjerumus dalam hal radikal.
Stadium general ini juga disisipkan Sosialisasi dari tiga pihak. Yang pertama dari tim Lajnah Quran Kemenag oleh bapak Agus, yang kedua dari badan Waqaf FEBI IAIN Surakarta oleh Bapak Waluyo, MA, dan yang ketiga dari Bursa Efek Indonesia bapak Dendy F Amin dan Indopremier Sekuritas Bapak Wisnu.
ZFA
Foto: Amir
Serah Terima Sertifikat 10 Days Challenge Dari BEI kepada Dekan FEBI
Hari Raya Kurban, Hari Raya Korupsi dan Hari Raya Kemerdekaan
Di bulan Agustus tahun 2019 ini terjadi dua event besar bagi bangsa Indonesia yang saling berdekatan, yaitu event hari raya Kurban dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74. Dua kejadian ini ternyata sangat berkaitan erat dalam hal semangat dan hikmah yang bisa jadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagi umat Islam kurban merupakan sebuah amal ibadah yang memiliki pahala besar, sehingga tidak sedikit orang mulai menabung sejak lama demi mengumpulkan dana untuk membeli seekor kambing atau iuran untuk seekor sapi. Seperti contoh adalah Nenek Sahnun asal Mataram, ia adalah seorang pemulung barang bekas yang menabung selama beberapa tahun untuk membeli hewan kurban dan dikurbankan tahun ini. (kompas.com, 2019) Ada juga kisah tujuh anak bocah asal Bogor Jawa Barat yang menyisihkan uang jajan Rp. 5 ribu hingga Rp. 10 ribu untuk membeli hewan kurban. Setelah beberapa bulan terkumpul, uang tabungan mereka belikan seekor sapi untuk dikurbankan pada Idul Adha tahun ini. (bogor.tribunnews.com, 2019)
Gerakan menabung inilah yang harusnya menjadi inspirasi semua orang. Meskipun dalam keseharian hidup serba kecukupan, umat Islam yang sudah niat kuat untuk berkurban pasti akan istiqomah mengumpulkan rupiah demi rupiah. Menabung dengan dana yang halal tentunya bukan dari cara korupsi.
Namun di tengah semangat kejujuran masyarakat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah, ternyata masih ada para oknum yang melakukan tindak pidana korupsi. Padahal jika dilihat secara seksama para terpidana korupsi itu adalah termasuk orang-orang yang tidak kekurangan ekonomi artinya mereka adalah orang-orang kaya secara asset juga financial. Para koruptor ini paling tidak adalah orang penting dengan berbagai jabatan dan kewenangannya, seperti ketua DPR, menteri, hakim mahkamah konstitusi, direktur BUMN, pengusaha, paling rendah adalah setingkat ajudan.
Jika merujuk kepada teorinya Montesquieu tentang trias politika, maka korupsi sudah pernah dilakukan oleh ketiga unsur penting dalam praktek bernegara ini, yaitu koruptor dari kalangan eksekutif (pelaksana Undang-undang), dari kalangan legislative (pembuat Undang-undang), dan tidak ketinggalan koruptor dari kalangan yudikatif (pengawas pelaksanaan Undang-undang). Seharusnya mereka itulah yang menjadi pelopor bahkan suri teladan dalam mengisi perjuangan di era kemerdekaan saat ini. Mereka seolah tidak peduli terhadap jerih payah perjuangan para Founding Fathers dan seluruh elemen masyarakat yang mengkurbankan jiwa raganya bahkan harta agar Indonesia bisa bebas merdeka dari cengkraman penjajah asing. Namun sayang, saat ini ada juga yang melakukan korupsi berupa penyalahgunaan kekuasaannya demi suap yang dilakukan oleh pihak asing supaya proyeknya di tanah air didapatkannya. Bukankah itu sangat bertentangan dengan jiwa heroisme para pahlawan kita. Alih-alih menjadi penerus pahlawan pembela tanah air, malah menjadi penjual asset bangsa kepada pihak asing dengan model penjajahan gaya barunya.
Korupsi sesungguhnya tidak hanya bisa menjangkiti para pejabat, namun bisa juga mengenai seluruh lapisan masyarakat. Meski tentu materi yang menjadi objek korupsi amatlah kecil dan tidak sebesar objek korupsi pejabat. Namun tetap saja korupsi sekecil apapun adalah terlarang, karena korupsi sangat identik dengan pencurian, suap-menyuap (risywah), dan abuse of power (penyalahgunaan wewenang) yang dalam istilah lainnya adalah penyelewengan amanah. Padahal ketika amanah tidak dilakukan oleh ahlinya pasti akan menghasilkan kerusakan. Baik kerusakan sistem/manajemen, keuangan, dan merusak organisasi yang diamanahkannya. Jika korupsi itu dilakukan terhadap kekayaan Negara maka yang akan terjadi adalah kerusakan sistem ekonomi, sosial, politik bahkan merusak pertahanan keamanan.
Jika dilihat banyaknya operasi tangkap tangkan (OTT) yang dilakukan oleh KPK menjadi bukti bahwa praktek korupsi sudah menjadi ritual budaya yang menggurita di negeri ini, data dari Anti-Corruption Clearing House KPK bahwa sampai tahun 2018 sudah dilakukan penyelidikan dalam kasus korupsi sebanyak 1.135 kali, tingkat penyidikan 887 kali, penuntutan 719 kali, putusan tetap 578 kasus, dan eksekusi 610 kasus. Terbanyak pada tahun 2018, dalam kurun setahun tersebut, KPK genap mengerjakan 157 penyelidikan, 178 penyidikan, 128 penuntutan, dan 102 eksekusi atas putusan pengadilan. Dengan rincian kasus penyuapan sebanyak 152 perkara, disusul oleh pengadaan barang atau jasa sebanyak 17 perkara, dan pencucian uang sebanyak 6 perkara. (acch.kpk.go.id, 2019) Sampai bulan Agustus 2019 ini sudah belasan kali KPK melakukan OTT kepada para tersangka koruptor. Fakta ini jika boleh dinamakan menjadi “hari raya korupsi” yang tidak patut dirayakan, bahkan harus segera dihentikan.
Upaya untuk menghentikan budaya korupsi ini tentu sudah banyak dilakukan meskipun sangat berat dan banyak rintangan. Salah satu upaya mecegah korupsi adalah edukasi terkait dampak buruk dari korupsi yang dilakukan. Pencegahan Korupsi juga bisa dengan mencontoh sikap taat Nabi Ibrahim yang sangat kuat terhadap perintah Allah SWT, meskipun perintah tersebut adalah untuk menyembelih anak yang sangat dicintainya yaitu Ismail sebagai bentuk kurban. Tingkat kepatuhan Nabi Ibrahim yang sangat kuat itu menjadikannya rela berkurban atas semua kebutuhan pribadinya, bahkan ketaatannya ditegaskan juga kepada istri dan anaknya. Pada akhirnya Allah membalas ketaatan keluarga Nabi Ibrahim dengan anugerah besar, yaitu Ismail yang kemudian diperintahkan untuk diganti dengan kurban kambing dan Ismail dewasa yang kemudian menjadi Nabi. Kejadian ini menjadi inspirasi besar sampai saat ini dan dirayakan sebagai hari raya kurban.
Seseorang yang sudah berniat korupsi pasti tidak akan jadi melakukannya jika yang ada dalam pikirannya adalah ketaatan kepada Allah. Karena pasti Allah tidak menyuruh manusia untk korupsi bahkan dengan jelas melarangnya. Meski ada kesempatan korupsi misalnya dengan tidak ada satupun saksi ataupun bukti dari perbuatan korupsinya tersebut maka tidak akan jadi dilakukan karena punya rasa taat dan merasa selalu diawasi Allah dimanapun dan kapanpun.
Upaya kedua adalah memahamkan makna kemerdekaan bangsa Indonesia, mulai dari sejarah perjuangan sampai saat ini perjuangan untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pasti hanya orang yang berwatak binatang mau melakukan korupsi yang merugikan Negara secara besar besaran. Dengan merasa bahagia atas hasil korupsinya ditengah-tengah sebagian rakyat Indonesia yang masih miskin dan terbelakang.
Ritual Budaya korupsi ini sudah saatnya disembelih dan dikurbankan, diganti dengan semangat ketaatan terhadap peraturan perundangan, Pancasila dan juga perjuangan mengisi kemerdekaan bangsa dengan prestasi dan manfaat untuk orang banyak. Selamat hari raya Idul Adha 1440 H, Selamat Hari Raya Kemerdekaan RI ke 74.
Allohu Akbar… Allohu Akbar… walillahilhamdu… Merdeka…
Penulis: Asep Maulana Rohimat, M.S.I (Pegiat Anti Korupsi dan Dosen FEBI IAIN Surakarta)
Dosen FEBI Gelar PKM BERTEMA Manajemen SDM Desa Tangguh Berbasis ZIS
Gatak, 10 Agustus 2019 – Dosen pendamping Asep Maulana Rohimat, M.S.I dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Surakarta telah sukses mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Manajemen SDM Desa Tangguh Berbasis ZIS”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Gatak, dengan tujuan untuk memberikan edukasi mengenai manajemen SDM desa tangguh yang berbasis zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Dalam kegiatan ini, Asep Maulana Rohimat, M.S.I memberikan penjelasan mengenai konsep dan strategi pengelolaan ZIS di desa, serta bagaimana pemanfaatan dana ZIS untuk pengembangan SDM desa. Peserta yang hadir sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan memberikan banyak pertanyaan yang dijawab dengan baik oleh Asep Maulana Rohimat, M.S.I.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen SDM desa tangguh berbasis ZIS sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dana ZIS secara bijak dan tepat guna dalam membangun dan meningkatkan kualitas SDM desa,” ujar Asep Maulana Rohimat, M.S.I.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat hingga warga desa. Para peserta diberikan materi mengenai konsep dasar manajemen SDM desa tangguh, pemanfaatan dana ZIS, serta strategi pengembangan SDM desa. “Acara ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai warga desa, kami dapat memanfaatkan dana ZIS secara lebih bijak dan tepat guna dalam meningkatkan kualitas SDM desa,” ujar salah satu peserta.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dari Asep Maulana Rohimat, M.S.I sebagai dosen di FEBI IAIN Surakarta. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Rapat Koordinasi Persiapan Perkuliahan Semeseter Gasal Tahun Akademik 2019/2020
FEBI News | Sukoharjo 9 Agustus 2019, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta menyelenggarakan agenda Rapat Koordinasi dalam rangka Persiapan Perkuliahan Semeseter Gasal Tahun Akademik 2019/2020. Rapat dipimpin oleh Drs. Azis Slamet Wiyono, MM., selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik. Hadir dalam acara ini Dekan FEBI Drs. Sri Walyoto, M.M., Ph.D. Wakil Dekan 3 Dr. Awan Kostrad Diharto, MM seluruh Ketua Jurusan dan para dosen pengampu mata kuliah, baik dosen tetap maupun Dosen Luar Biasa (DLB).
Dalam sambutannya Dekan FEBI memberikan arahan kepada seluruh dosen agar mulai menggunakan pendekatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran, terlebih mahasiswa saat ini adalah generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi, untuk mendukungnya Fakultas sudah menyiapkan sistem e-learning untuk bisa digunakan oleh dosen dan mahasiswa.
Dalam agenda ini juga Wakil Dekan 1 bidang akademik menyampaikan kepada seluruh dosen untuk bisa mengisi data siakad secara lebih tertib kembali berupa materi pembelajaran dan juga presensi mahasiswa.
Selamat mempersiapkan pembelajaran di semester gasal, semoga lancar dan penuh berkah.
Foto: Amir
* Akses e-Learning bisa kunjungi link berikut: http://febi.iain-surakarta.ac.id/elearning/
* Akses SIAKAD bisa kunjungi link berikut: http://administrasi.iain-surakarta.ac.id/dosen/