Dosen FEBI Mengikuti Acara Workshop Penulisan Buku

[ngg src=”galleries” ids=”16″ display=”basic_slideshow”]

FEBI NEWS. Dosen FEBI Dr. Fitri Wulandari, SE., M.Si.; Helmi Haris, S.H.I., M.S.I.; M. Zainal Anwar, S.H.I., M.Si.; Dr. Jasanta Peranginangin, MM.; dan Devi Narulitasari, M.Si mengikuti kegiatan workshop penulisan artikel jurnal pada hari Kamis-Jumat, 8-9 Agustus 2019 bertempat di Hotel Lor In Syariah. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Surakarta. Narasumber disampaikan oleh Prof. Dr. M. Arskal Salim GP. M.Ag. dari Direktur PTKI memberikan  materi mengenai “Kebijakan Penerbitan Buku Kementrian Agama dan Pengalaman Penerbitan Buku Internasional”, Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA. dari IAIN Salatiga menyampaikan materi tentang“Strategi Mengubah Hasil Penelitian Menjadi Buku”, dan Dr. Abdur Rozaki, S.Ag. M.Si. dari UIN Sunan Kalijaga memberikan materi tentang “Kiat-kiat mengubah Hasil Pengabdian menjadi Buku”.

Hadir dalam pembukaan acara, Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, M.Ag. menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan workshop ini, dengan harapan dapat mendongkrak publikasi ilmiah di lingkungan IAIN Surakarta, mengingat masih banyak hasil penelitian dan pengabdian yang belum terpublikasikan. Ketua LPPM, Dr. Ismail Yahya, MA. menyampaikan untuk mendukung penulisan buku, program BOPTN Penelitian IAIN Surakarta pada tahun 2020 mengakomodir tiga kluster tentang Penulisan dan Penerbitan Buku Berbasis  Riset dan e-Book, Penerbitan Buku Ajar, dan Penghargaan Penulisan Buku.

Blackout yang melumpuhkan

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik, slogan Perusahaan Listrik Negara (PLN) kini tengah menghadapi ujian penting. Ujian tersebut datang pekan lalu, blackout di hari Minggu yang nyaris melumpuhkan aktivitas warga.
 
Lebih dari 24 jam, PLN belum mampu membuktikan 100% layanannya mampu berjalan normal. Masyarakat masih terancam hidup dalam dalam gelap gulita. Janji perusahaan negara yang melayani urusan sentrum ini memperbaiki kerusakan transmisi masih belum teruji.
 
PLN mengaku harus menanggung kerugian selama 10 jam blackout sebesar Rp 90 miliar lantaran tak bisa menjual aliran setrumnya. Tengu kerugian akan bertambah lantaran lebih dari sehari, listrik belum benar-benar terang semua.
 
Sah dan boleh saja, PLN menyebut kerugian yang harus BUMN ini. Hanya tak elok jika PLN doang yang menghitung kerugian. Kerugian akibat listrik mati yang harus ditanggung rakyat lebih dari yang harus disebut oleh perusahaan negara yang bertugas melayani publik dalam urusan sentrum itu.
Kerugian yang dialami mulai dari rumah tangga sampai urusan bisnis. Bendahara rumah tangga alias ibu-ibu harus berjibaku menekan kerugian akibat isi kulkasnya basi. Tak terhitung berapa besar bahan bakar minyak yang terbuang akibat tak berfungsinya lalu lintas jalanan. Macet membakar uang BBM ke udara.
 
Transaksi keuangan juga harus menanggung kerugian akibat tak ada aktivitas transaksi, pusat perbelanjaan harus menambah pengeluaran untuk menyalakan bisnisnya, transaksi e-commerce juga tersendat lantaran operator off line, operator telekomunikasi juga harus merelakan layanan data dan suaranya merugi. Kalkulator terus mengetuk angka kerugian.
 
Mati listrik menjadi pelajaran PLN untuk membaiki diri, dengan berani menetapkan batas toleransi. Ukuran ini penting untuk memacu lebih baik lagi dalam melayani publik. Zaman now, mati listrik adalah kemunduran, apalagi di tengah upaya membuka diri investasi kendaraan listrik dengan aneka insentif. Tak terbayang jika motor, mobil listrik, kehabisan daya akibat blackout.
 
Jaminan kepastian penting bagi investor yang akan membenamkan duitnya di kendaraan listrik. Klaim kelebihan pasokan listrik PLN harus dibarengi dengan keandalan jaringan. Blackout 24 jam lebih bukti kalau perbaikan PLN belum nyetrum sampai akarnya. Upaya membuat listrik untuk kehidupan lebih baik masih keteteran, alih-alih bisa PLN buktikan ke publik.
sumber: https://analisis.kontan.co.id/news/blackout-yang-melumpuhkan

Pelaksanaan Asesmen Lapangan Akreditasi Prodi PBS FEBI IAIN Surakarta

[smartslider3 slider=7]

 

FEBI News | Senin, 5 Agustus 2019 dilaksanakan kegiatan inti asesmen lapangan Akreditasi Prodi PBS FEBI IAIN Surakarta, dengan assesor oleh Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta  dan Dr. Syaugi, S.Ag., M.A dari UIN Antasari Banjarmasin. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 4-6 Agustus 2019 dengan melibatkan Assesor dari BAN PT, pimpinan rektorat IAIN Surakarta, Dekanat FEBI IAIN Surakarta, Prodi Perbankan Syariah, Dosen, Stad Akademik, Lembaga/Perusahaan pengguna lulusan, alumni dan mahasiswa.

Kegiatan ini dalam rangka peningkatan kualitas akademik dari Prodi Perbankan Syariah dan Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Islam serta IAIN Surakarta secara umum. Semoga acara lancar dan sesuai dengan harapan dari semua pihak agar mendapat nilai terbaik. 

Foto : Amir & tim

Ajarkan Literasi Keuangan Investasi di Pasar Modal, PKM Dosen FEBI di Desa Gatak Delanggu

Gatak, 3 Agustus 2019 – Dosen pendamping Zakky Fahma Auliya, M.M telah sukses mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Literasi Keuangan Investasi di Pasar Modal”. Acara ini diselenggarakan untuk memberikan edukasi mengenai investasi di pasar modal kepada masyarakat Kelurahan Gatak, Delanggu, Klaten.

Dalam acara tersebut, Zakky Fahma Auliya, M.M memberikan penjelasan dan sharing mengenai konsep investasi di pasar modal serta pentingnya literasi keuangan. Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan memberikan banyak pertanyaan yang disambut dengan baik oleh Zakky Fahma Auliya, M.M. “Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai investasi di pasar modal kepada masyarakat Kelurahan Gatak, sehingga mereka dapat memahami dan melakukan investasi dengan bijak,” ujar Zakky Fahma Auliya, M.M dalam sambutannya.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari masyarakat. Para peserta diberikan materi mengenai konsep dasar investasi di pasar modal, jenis-jenis investasi di pasar modal, dan juga strategi investasi yang tepat. “Acara ini sangat bermanfaat bagi saya, sebelumnya saya tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai investasi di pasar modal, setelah mengikuti kegiatan ini, saya menjadi lebih paham dan siap untuk memulai investasi,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dari Zakky Fahma Auliya, M.M sebagai dosen di FEBI IAIN Surakarta. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mendapat apresiasi dari pihak Kelurahan Gatak yang menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang lebih luas.

Dosen FEBI ikuti Workshop e-Learning berbasis Moodle

[smartslider3 slider=6]

 

FEBI News | Sukoharjo (02/08/2019)  Hotel Best Western premier Solo Baru menjadi tempat Workshop e-Learning berbasis Moodle yang diselenggarakan oleh PTIPD IAIN Surakarta. Dosen FEBI  IAIN yang mengikuti acara ini adalah Taufiq Wijaya, M.S.I, Anim Rahmayati, M.Si dan  Zakky Fahma Auliya, M.M. Acara dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 31 juli 2019 sampai dengan 02 agustus 2019. Dr. Priyanto, M.kom selaku kepala UPT TIK Universitas Negeri Yogyakarta menjadi pembicara pertama yang sudah berpengalaman dengan e-learning sejak 2006. Pemateri menyampaikan berbagai macam kemudahan dan tantangan yang muncul sebagai akibat dari penggunaan e-learning yang memang sudah sebagai sebuah keniscayaan untuk proses belajar mengajar pada era revolusi industri 4.0 ini.
Pemateri kedua adalah bapak Febri dan ibu Lintang selaku divisi pengembangan aplikasi solusi kampus Indonesia dari Gamatechno, dimana pemateri memberikan pelatihan secara langsung penggunaan e-learning dengan menggunakan aplikasi Moodle. Para peserta diajari berbagai macam cara supaya penggunaan e-learning bisa optimal pada proses pembelajaran di IAIN Surakarta.
Acara ini ditutup dengan rekomendasi kepada pimpinan Institut maupun Fakultas agar mendukung penuh semua  proses  e-learning di lingkungan IAIN Surakarta.

Foto: Humas IAIN

Selamat atas Launching Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan Islam Jawa IAIN Surakarta

[smartslider3 slider=5]

 

FEBI News | Rabu 31 Juli 2019, Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd secara langsung meresmikan  Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan Islam Jawa IAIN Surakarta (Puspa KIJ). Ketua Puspa KIJ dimanahkan kepada Umi Rochmah, M.S.I. dan berada dibawah struktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Surakarta.

Sekaligus dalam acara ini dilaksanakan Seminar dengan tema “Menelusuri Jejak Kebudayaan Islam dan Jawa”. Pembicara seminar adalah Rahmat, M.A. atau dikenal dengan Mas Wedhana Widyohandoyo seorang ahli naskah jawa kuna dari Perpustakaan Pura Pakualaman Yogyakarta sekaligus dosen UNS. pembicara ke dua adalah Arik Dwijayanto, M.A.  Dosen Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo sekaligus peneliti kultur muslim jawa di Malaysia. Acara seminar ini dimoderatori oleh Andi Wicaksono, S.Pd., M.Pd. dan dihadiri pula oleh Ketua LP2M IAIN Surakarta Dr. Ismail Yahya, M.A serta para dosen dan mahasiswa IAIN Surakarta.

Selamat atas berdirinya Pusat Studi dan Pengembangan Kebudayaan Islam Jawa (Puspa KIJ) IAIN Surakarta semoga bisa menjadi wadah aktualisasi para peneliti Kebudayaan Islam Jawa baik nasional maupun internasional. (AMR)

Foto: Tim FEBI News

Rapat Koordinasi Persiapan Visitasi Re-Akreditasi Prodi Perbankan Syariah

[ngg src=”galleries” ids=”15″ display=”basic_slideshow”]

FEBI News | Senin, 29 Juli 2019 Semakin dekatnya hari pelaksanaan Visitasi/ Assesment lapangan re-akreditasi Prodi Perbankan Syariah, Pimpinan Dekanat FEBI IAIN Surakarta melaksanakan rapat koordinasi bersama pimpinan Institut dan Unit/Lembaga di lingkungan IAIN Surakarta. Dalam acara ini hadir Wakil Rektor 1 Dr. H. Abdul Matin Bin Salman, Lc., M.Ag. Sekretaris LPM Dra. Hj. Waryunah Irmawati, M.Hum. Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu LPM Dr. Raden Lukman Fauroni, S.Ag., M.Ag, Dekan FEBI Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D. Wakil Dekan 1 dan 2 FEBI,  Kabag TU FEBI, ketua dan Sekretaris Prodi Perbankan Syariah, hadir pula sebagai undangan Dekan Fakultas Adab dan Bahasa  Dr. H. Giyoto, M.Hum.

Acara rapat koordinasi ini untuk memantapkan dan memastikan bahwa persiapan pelaksanaan Visitasi/ Assesment lapangan re-akreditasi Prodi Perbankan Syariah sudah siap dilaksanakan. Semoga lancar sampai hari H dan mendapatkan nilai maksimal yaitu A.

Foto: Amir

 

 

Pengelola Galeri Investasi FEBI IAIN Surakarta ikuti Investor Gathering bersama Ellen May

[ngg src=”galleries” ids=”14″ display=”basic_slideshow”]

FEBI News | Surakarta, Jumat 26-07-2019 lebih dari 900 investor saham se-Solo Raya berkumpul dalam acara investor gathering bersama Ellen May. Acara yang berlangsung di El’s Convention Center-Solo Paragon ini berlangsung sangat meriah dan berlangsung mulai pukul 18.00-21.00

Acara ini diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) KP Surakarta bersama dengan Ellen May  Institute. Dibuka dengan sambutan oleh Adiwirabrata sebagai kepala Bursa Efek Indonesia KP Surakarta. Acara ini merupakan salah satu cara edukasi yang diberikan oleh BEI KP Surakarta bersama Ellen May Institute kepada Investor se-Solo Raya, dimana Dosen FEBI sekaligus pengelola Galeri Investasi FEBI IAIN Surakarta yang diwakili Helmi Haris, S.H.I., M.S.I dan Zakky Fahma Auliya, SE, MM dan beberapa mahasiswa juga ikut serta dalam acara ini. 

Ellen May adalah salah satu trader terkemuka di Indonesia, dengan metode super trader yang dijalankannya. Ellen May sebagai narasumber memberikan berbagai tips-tips  dalam bertransaksi saham, khususnya dengan metode teknikal yang memang menjadi salah satu metode yang sangat dikuasai oleh beliau. Secara lugas dan mendetail, Ellen menjelaskan tips-tips yang sangat bermanfaat bagi trader. Metode Super Trader Ala Ellen May, dijelaskan dengan cara yang sangat mudah dan efektif.

Foto: ZFA

Umur 11 tahun, Warren Buffet membeli saham pertama langsung di NYSE

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mulai berbisnis sejak usia lima tahun, membeli saham sejak usia 1 tahun, itulah Warren Buffet. Dialah CEO Berkshire Hathaway dan investor paling sukses sedunia.

Warren Buffet menjadi pialang andal tidaklah jatuh dari langit. Darah bisnis telah mengalir dalam tubuhnya. Ayahnya, Howard Buffet, adalah pemilik perusahaan broker kecil. Kakeknya adalah pemilik toko kelontong di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat (AS).

Warren Buffet lahir pada tanggal 30 Agustus 1930. Dia dibesarkan di Omaha bersama kakaknya, Doris Buffet, dan adiknya, Roberta Buffet. Buffet merupakan anak laki-laki satu-satu di keluarga Howard Buffet dan Leila Buffet.

Warren kecil banyak menghabiskan waktu di kantor ayahnya. Dia melihat apa yang investor lakukan dan mendengarkan apa yang mereka katakan. 

Sebagai seorang anak Buffet selalu tertarik pada angka-angka yang acap dia lihat dan dapat dengan mudah mengerjakan perhitungan matematika yang kompleks.

Bahkan, pada usia delapan tahun, dia mulai membacai buku-buku ayahnya mengenai pasar saham.

Minat bisnis dan investasinya memang begitu menggelegak. Salah satu bisnis awal Buffet sejak usia lima tahun adalah menjual permen karet, Coca Cola, dan majalah mingguan dari pintu ke pintu. Itu dilakukan sambil bekerja pada toko kelontong milik kakeknya.

Pada suatu waktu, ketika bersama ayahnya melakukan perjalanan ke pantai timur, Buffet mendatangi New York Stock Exchange (NYSE) dan membeli tiga saham untuk pertama kalinya, yaitu saham Cities Service Preferred. Saat itu dia berusia sebelas tahun.

Ketika SMP Buffett berinvestasi pada perusahaan ayahnya dan membeli 16 hektare lahan pertanian. Dia membeli lahan tersebut pada usia 14 tahun dengan hasil menabungnya sebesar US$ 1.200.

Waktu SMA kelas dua, tahun 1945, dia bersama temannya berpatungan membeli masin pinball US$ 25 dan ditempatkan di sebuah salon.

Ternyata bisnis ini menguntungkan. Hanya dalam beberapa bulan mereka berdua sudah memiliki tiga mesin pinball. Meskipun, kemudian mereka menjualnya. 

Keasyikan berbisnis membuat dia tidak ingin berkuliah. Namun, ayahnya memaksa. 

Berkuliahlah Buffet di Wharton School of the University of Pennsylvania dan akhirnya pindah ke Universitas Nebrakas hingga meraih gelar sarjana ekonomi pada usia 19 tahun

Dia lalu melanjutkan ke program magister di Universitas Columbia, setelah ditolak ketika melamar ke Harvard University. 

Tampaknya pilihan berkuliah di Columbia University bukanlah pilihan asal-asalan. Buffet tahu persis bahwa idolanya, Benjamin Graham, mengajar di universitas tersebut.

Dari kelas analis saham yang diajar profesor yang satu itu Buffet belajar fundamental value investing. Kelak metode value investing menjadi pegangannya.

Buffet memang mengidolakan Graham setelah membaca buku The Intelligent Investor yang ditulisnya. Bahkan, dia mengatakan bahwa buku itu yang mengubah hidupnya dan membawanya kepada jalur analisis profesional ke pasar investasi.

sumber: https://internasional.kontan.co.id/news/umur-11-tahun-warren-buffet-membeli-saham-pertama-langsung-di-nyse